Ketika ulama berfatwa, dan fatwanya tidak sesuai selera hawa nafsunya atau membongkar kebobrokan dan penyimpangan kelompoknya, langsung mereka mencela dan merendahkan ulama tersebut.
Tidaklah yang mencela ulama yang istiqamah diatas kebenaran kecuali orang yang munafik, fasik dan para hizbiyyun.
Berkata Syekh Sholeh Fauzan hafidzahulllah,
وأقول لا يقع في أعراض العلماء المستقيمين على الحق إلا أحد ثلاثة : إما منافق معلوم النفاق وإما فاسق يبغض العلماء ؛ لأنهم يمنعونه من الفسق وإما حزبي ضال يبغض العلماء ؛ لأنهم لا يوافقونه على حزبيته وأفكاره المنحرفة. » الأجوبة المفيدة (49-51) .
Dan saya katakan “Tidaklah yang menjatuhkan kehormatan para ulama yang Istiqomah diatas kebenaran kecuali salah satu dari tiga golongan:
Adakalanya seorang MUNAFIQ yang dikenal kemunafikannya.
Dan adakalanya seorang FASIK yang membenci ulama, karena sesungguhnya para ulama melarang mereka dari kefasikan.
Dan adakalanya seorang HIZBI yang sesat, yang membenci para ulama, karena sesungguhnya para ulama tidak sependapat dengan mereka dalam kehizbiyyahannya dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang”. (al-Ajwibah al-Mufidah hal. 49-51).
Orang yang menjatuhkan kehormatan ulama akan tersingkap topeng, kedok dan tirainya. Allah Ta'ala akan hinakan dan rendahkan. Menjadikan kebencian di hati-hati orang-orang mukmin terhadap pencela ulama. Dan menjadikan hatinya mati dan akan hilang akhiratnya.
Berkata Syekh Sholeh Al-Fawzan hafidzhulloh :
ومَا رأينا أَحدًا وقَـع في أعـرَاض العُلمَـاء والمُؤمنينَ ، إلّا ويفْضحُه الله سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى، وَيلقي عليْـهِ الذّلّة والمَهانَـة، والبُغض في قُلوب المُؤمنِين، يُبغضُـونه ولا يقْبلُـونه أبــدًا ؛ هَــذا مِن الله تعَـالى. كتَـاب مُحاضرات فِي العَـقيدة والدعوة: [٣١٣/٣]
Dan tidaklah kami melihat seseorang yang menjatuhkan kehormatan ulama dan orang-orang mukmin, melainkan Allah Subhanallahu Ta'ala akan menyingkapnya, dan akan melemparkan kepadanya kehinaan dan kenistaan, dan adanya rasa kebencian di hati-hati orang-orang mukmin, mereka akan membenci orang tersebut dan tidak akan menerimanya selamanya; ini adalah (hukuman) dari Allah Ta'ala. (Kitab Muhadharat Fi Al-'Aqidah wa Ad-Da'wah (3/313)).
Berkata Ibnu Asakir rahimahullah di dalam kitabnya Tabyin Kadzb Al Muftari :
اعلم يا أخي وفّقنا الله وإيّاك لمرضاته، وجعلنا ممّن يخشاه ويتّقيه حقّ تقاته، أن لحوم العلماء مسمومة، وعادة الله في هتك أستار مُنتقصِيهم معلومة، فإنّ مَن أطلق لسانَه في العلماء بالثّلْب، ابتلاه الله تعالى قبل موته بموت القلب، {فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} (سورة النّور، الآية 63)“.
Ketahuilah saudaraku, semoga Allah memberi taufiq kepada kita dengan keridha-annya dan menjadikan kita di antara orang yang takut kepada-Nya dengan ketakwaan yang sesugguhnya. Ketahuilah bahwa daging ULAMA itu BERACUN dan Allah akan membuka TIRAI PARA PENCELA mereka. Orang yang lidahnya mencaci Ulama, Allah akan menguji mereka sebelum mati dengan MEMATIKAN HATI MEREKA. Ingatlah firman Allah: (Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih (An-Nur: 63)).
Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahulloh rahimahullah:
من استخف بالعلماء ذهبت آخرته ومن استخف بالأمراء ذهبت دنياه ومن استخف بالإخوان ذهبت مروءته
Barangsiapa meremehkan ulama maka hilang akhiratnya, dan barangsiapa meremehkan penguasa maka hilang dunianya, dan barangsiapa yang meremehkan saudaranya maka hilang harga dirinya. (Siyar A'lami An-Nubala 8/408).
Betapa banyaknya di masa fitnah ini para ulama dijatuhkan kehormatannya seperti Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, Syekh Al Albani, Syekh Muqbil, Syekh Utsaimin, Syekh Rabi, Syekh Sholeh Fauzan dan yang lainnya.
Coba perhatikan sekarang ini, orang-orang yang menjatuhkan kehormatan ulama, mencela dan merendahkannya, keadaannya sungguh sangat memprihatinkan. Mereka dihinakan Allah Ta'ala dan dihinakan oleh orang-orang mukmin.
AFM
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.
