Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Saturday, November 4, 2023

Tanah Suci Palestina, Hak Ulayat Warga Israel?

Tanah Suci Palestina, Hak Ulayat Warga Israel?
Bismillah...

Kita menyebut negeri Palestina dengan tanah suci, karena itulah yang disebutkan dalam Al-Qur'an dengan bahasa "الاَرْضُ المُقَدَّسَةُ" dan kita menyebut Israel adalah sebagai identitas yang mereka sematkan untuk diri mereka sendiri dan mereka tidak layak dengan nama itu karena Israel adalah nama lain dari Nabi Ya'qub bin Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim alaihimus Salâm, maka sebenarnya tidak boleh kita mencela Israel sebagai nama Nabi, namun yang tepat kita sebut mereka dengan zionis Yahudi. 

AL kulli hâl, kembali kepada tema, apakah benar tanah suci PALESTINA adalah milik nenek moyang mereka yang kemudian sekarang anak keturunannya menuntut itu kembali, sekalipun dengan cara berbuat kerusakan di muka bumi dengan menjajah warga Palestina yang sudah turun temurun mendiami tanah tersebut. 

Dalam surat Al-Maidah ayat ke-21, Allah ﷻ berfirman menyebutkan perkataan nabi Musa kepada kaumnya :

يَٰقَوْمِ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْأَرْضَ ٱلْمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِى كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ

"Wahai kaumku! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu."

Tanah suci yang dimaksud dalam ayat ini adalah negeri Palestina sebagaimana penafsiran banyak ulama dan ayat ini sangat jelas sekali bahwa Allah ﷻ telah memberikannya kepada mereka. Ayat ini sangat jelas dan terang akan hal ini, tidak perlu interpretasi lainnya. 

Apakah kalau begitu, berarti sekarang para zionis itu memang sedang menuntut hak mereka kembali atas tanah Palestina dan ini bisa menjadi legalitas atas penjajahan dan kesewenang-wenangan mereka pada bangsa Palestina. 

Jawabannya, kita ajukan pertanyaan dulu, apakah mereka menempati tanah suci itu tanpa syarat apapun, dalam artian mau berbuat kemaksiatan bagaimanapun, maka tanah itu tetap menjadi milik kalian selama-lamanya, atau sebaliknya syarat dan ketentuan berlaku atas mereka? 

Tentu tidak ada orang yang bodoh yang mengatakan bahwa kondisional ini tidak berlaku, kecuali Amerika, Inggris, Perancis, Kanada, Australia dan konco-konconya. Orang yang cerdas pasti akan memilih jawaban bahwa kepemilikan dan hak hidup serta tinggal diatas tanah suci itu ada syarat dan ketentuannya, yakni selama mereka menjadi hamba-hamba Allah yang taat, maka mereka masih memiliki hak, tapi jika membangkang, maka mereka sekarang sudah tidak layak lagi untuk menjadi pewaris tanah suci. 

Dalam surat Al-Anbiyâ' ayat ke-105, Rabbunâ ﷻ berfirman :

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى ٱلزَّبُورِ مِنۢ بَعْدِ ٱلذِّكْرِ أَنَّ ٱلْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِىَ ٱلصَّٰلِحُونَ

"Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh."

Dalam kitab "Zubdatut Tafsir" ada Pendapat sebagian ahli tafsir bahwa yang dimaksud dengan al-Ardh disitu adalah negeri Baitul Maqdis, seandainya ditafsirkan bumi secara umum, maka tentunya tanah suci Palestina lebih berhak lagi yang mengelolanya adalah hamba-hamba Allah yang shalih. 

Oleh sebab itu, ketika Bani Israil yang setelah peristiwa penyaliban Isa terpecah menjadi dua yaitu Yahudi dan Nasrani, Yahudi sebagai pihak yang kafir kepada Nabi Isa dan Nasrani sebagai pihak yang beriman kepada Nabi Isa, sebagaimana disinggung dalam FirmanNya :

فَآمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ

"lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir." (Ash-Shaff: 14).

Al-Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan :

"Yaitu setelah Isa putra Maryam alaihis Salâm menyampaikan risalah Tuhannya kepada kaumnya, dan ia mendapat dukungan dari orang-orang yang mendukungnya, yaitu dari kalangan kaum Hawariyyin; maka segolongan dari Bani Israil ada yang mendapat hidayah dari apa yang disampaikannya kepada mereka. Dan segolongan yang lainnya sesat, lalu menyimpang dari apa yang disampaikannya kepada mereka, bahkan mereka mengingkari kenabiannya dan menuduh dia dan ibunya dengan tuduhan-tuduhan yang tidak senonoh. Mereka adalah orang-orang Yahudi, semoga laknat Allah terus-menerus ditimpakan kepada mereka sampai hari kiamat." -selesai-. 

Maka Yahudi dengan pengingkaran ini sudah tidak berhak lagi mengklaim tanah suci Palestina sebagai miliknya, karena mereka telah menjadi hamba-hamba Allah yang Thalih (tidak shalih), yang menjadi prasyarat sebagai yang berhak mengelola bumi Allah. Begitu juga Nasrani, setelah diutusnya Nabi kita yang Agung Muhammad ﷺ, maka jika mereka kafir terhadap Nabi kita, juga status hamba yang shalih sudah tercerabut dari mereka. 

Nabi ﷺ bersabda :

والذي نفسُ مُحمَّد بيدِه، لا يسمعُ بي أحدٌ من هذه الأمة يهوديٌّ، ولا نصرانيٌّ، ثم يموتُ ولم يؤمن بالذي أُرْسِلتُ به، إلَّا كان مِن أصحاب النار

"Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nasrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka."

(HR. Muslim (no. 218). 

Kembali kepada masalah tanah suci Palestina, maka yang berhak menjadi pengelola diatasnya secara syar'i adalah hamba-hamba Allah yang beriman. 

Al-Imam Ibnu Katsir rahihamuhullah ketika menafsirkan bagian akhir dari ayat yang kita bahas pertama kali :

Firman Allah ﷻ :

الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ

"yang telah ditentukan Allah bagi kalian." (Al-Maidah: 21)

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :

"Yakni Allah telah menjanjikannya buat kalian melalui lisan kakek moyang kalian Nabi Ya'qub bahwa tanah tersebut merupakan warisan bagi orang yang BERIMAN di antara kalian."

Jadi sudah sangat clear sekali bahwa Yahudi yang dengan mazhab Zionisnya, mereka bukanlah pemilik atas tanah suci Palestina, karena syarat dan ketentuan sudah tidak berlaku lagi bagi mereka. Adapun setelah mereka terusir sebelumnya karena pembangkangannya, lalu sekarang mereka kembali kumat dengan menjajah tanah suci Palestina, maka Allah ﷻ telah memberitahukan ending story mereka nanti :

وَإِنْ عُدْتُمْ عُدْنَا

"dan sekiranya kalian kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazab kalian)." (Al-Isra: 8)

Maksudnya, manakala kalian kembali melakukan pengrusakan :

عُدْنَا

"tentulah Kami kembali (mengazab kalian)." (Al-Isra: 8)

Yakni Kami kembali mengazab kalian di dunia di samping azab dan pembalasan yang Kami simpan buat kalian di akhirat nanti. (Tafsir Ibnu Katsir). 

Yakni nanti Allah ﷻ yang akan turun tangan langsung membereskan Yahudi Zionis brengsek tersebut, bukan PBB apalagi negara-negara kafir pembenci Islam. 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02vQ7r5JVhYYUrdCdeSRuSzS916faTVu4vmgDLQScQQAtGnhkhWcm6egnUaw5ZmTBGl&id=100034708846450


Abu Sa'id ath-Thighali

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive