Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, January 2, 2024

Menikah Tanpa Masalah?

Menikah Tanpa Masalah
Bismillah...

Selama kita masih hidup di dunia, maka selama itu kita kan senantiasa menghadapi masalah demi masalah. Masalah itu hanya kan berakhir manakala seseorang sukses menjejakkan kakinya di surga.

Keberhasilan seseorang dalam mengarungi samudera kehidupan pasca pernikahan tidak pernah lepas asasnya adalah taufiq dari Allah semata, sebab ditanganNya segala kebaikan.

Sebaliknya segala kegagalan dalam menjalankannya juga buah dari ketentuan takdir yang tak dapat di elak, atau buah dari maksiat dan dosa dan tidak menjalankan printah Allah.

NIKAH, CERAI, DAN RUJU’

Masalah pernikahan,perceraian dan ruju adalah perkara yang ditoleransi dalam Islam selama tidak ada kesan saling menzalimi antara kedua belah pihak. Teorinya” pegang dan jaga baik-baik, atau lepaskan dengan baik-baik pula.

Nabi Ismail pernah menceraikan istrinya, Nabi Muhammad sempat menceraikan istrinya dan Allah suruh ruju' kembali, Az Zubair bin Awwam menceraikan istrinya, Zaid bin Haristah menceraikan istrinya dan tentunya masih banyak kasus-kasus percerain lainya yang tak mungkin dijelaskan semuanya.

Hidup ini tidak selalu sejalan dengan apa yang kita maui, karena kita diatur oleh Sang Pencipta bukan mengatur sendiri kehidupan kita.

IMAJINASI BURUK TENTANG PERCERAIAN

Banyak orang menganggap perceraian adalah kehancuran rumah tangga, kegagalan dalam hidup, bercerai-berainya anak-anak dst, padahal hakikatnya perceraian adalah solusi akhir terbaik yang harus dijalani kedua belah pihak bilamana keduanya tak dapat disatukan lagi. 

POLIGAMI MASALAH DAN MONOGAMI TANPA MASALAH?

Masalah tidak selalu identik dalam kehidupan berpoligami, dalam banyak kasus rumah tangga, ternyata yang monogami juga banyak yang bermasalah, gagal dan kandas ditengah jalan.

Kasus terbanyak perceraian yang ada di Peradilan Agama, ternyata kasus pernikahan monogami, namun herannya selalu saja perceraian dan kegagalan dalam poligami yang begitu di sorot dan diperhatikan, dicemooh, dihinakan, apalagi terjadi dengan tokoh publik. Targetnya jelas agar tidak ada yang namanya poligami, dihapus dalam lieterur Islam.

Pandangan ini tentunya tak lepas dari peran media, keberhasilan kaum liberal, sekuler yang selalu meng”goreng” agar syariat poligami ini menjadi momok yang menakutkan wanita, plus keinginan mereka ingin membangun citra bahwa Islam melecehkan wanita.  

Dampak doktrin agama ini bias pula kepada kaum muslimin, dibawa penjajah kaum kafirin dari Eropa nyebrang ke negeri-negeri Islam yang terjajah.

PERCERAIAN ADALAH SOLUSI AKHIR

Bilamana kaum Nashora yang merupakan ummat terbanyak di muka bumi ini dewasa ini, agama mereka mengutuk perceraian, mengharamkannya sehingga berdampak hancurnya kehidupan rumah tangga mereka yang sarat dengan perselisihan dan prahara dan tidak boleh bercerai selamanya hingga mati, berbeda dengan Islam yang menghalalkan perceraian bila mengandung maslahat besar daripada tidak berjalannya kehidupan rumah tangga dengan baik, tetapi tentulah dilakukan dengan cara yang baik-baik pula untuk menghindari kemudaratan.

Kita semua sepakat, akan ada yang menjadi menjadi korban kondisi ini, namun semua sudah menjadi ketentuan takdir Allah jua daripada kemudaratan berkumpulnya dua orang yang sudah beda visi misi ini hanya akan menambah parahnya masalah.

Karena itulah Allah subhanahu wa’ta’ala khusus menurunkan satu surat bernama surat “At-thalaq”. Agar kaum muslimin memilih jalan ini sebagai ikhtiar akhir bila semua jalan sudah buntu.

HUKUM ASAL CERAI

Hukum asal cerai adalah perkara yang tidak disukai agama kecuali bila benar-benar terbukti menjadi solusi akhir dari suatu rumah tangga. 

Kisah Iblis yang meletakkan singgasananya diatas air dalam hadis Jabir : Dari Jābir -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya diatas air kemudian mengutus pasukannya. Prajurit yang kedudukannya paling dekat dengannya adalah prajurit yang paling besar kejahatannya. Seorang prajuritnya datang lalu berkata, "Aku sudah melakukan ini dan itu." Iblis berkata, "Engkau belum melakukan apa-apa." Nabi bersabda, "Lantas prajurit yang lain datang lalu berkata, "Aku tidak meninggalkan (manusia) sampai aku memisahkan antara dia dengan istrinya." Nabi bersabda, "Selanjutnya iblis mendekatkan prajurit itu kepada dirinya dan berkata, "Ya, engkau telah melakukannya." Al-A'masy berkata, "Aku mengira beliau bersabda, "Lantas Iblis mendekapnya”.

Ini menunjukkan perceraian suami istri itu adalah target iblis untuk menghancurkan rumah tangga kaum muslimin, karena akan tecerai berai keluarga tersebut, akan terjadi perebutan harta, anak-anak, pertikaian antara dua keluarga dst.

Karena itulah Islam menganjurkan agar mereka berdamai, sebagaimana kata Allah :” damai itu lebih baik” (An nisa:128)

SUAMI DITUNTUT BANYAK BERSABAR

Untuk menjaga keutuhan keluarga maka Allah menganjurkan agar suami banyak toleransi, memaafkan dan melupakan aib istrinya.

Allah berfirman:”Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (At Thaghabun:14).

TIADA MANTAN ANAK

Bilamana ada istilah mantan istri, mantan suami, maka dalam Islam tiada mantan anak, karena anak tetap kan menjadi anak selama lamanya. 

Artinya bilama terjadi percerain dan pemutusana hubungan antara suami istri, menjadi orang asing, tapi tidak dengan anak. oleh karena itulah anak akan tetap mendapatkan hak-haknya dari ayah berupa nafkah dan kebutuhan mereka selama belum dewasa dan mampu berdiri sendiri, dan tetap dapat perhatian dari ibu.

SEMUA TERPULANG PADA TAKDIR

Akhirnya kita harus mengakui bahwa rumah tangga yang kita bina, bagian dari ketentuan takdir Allah, apapun upaya hamba dengan maksimal bilaman sudah ditakdirkan harus berpisah pasti kan berpisah, sebaliknya bila ditakdirkan untuk selalu bersatu, kan bersatu hingga di alam akhirat dan di taman-taman syurga.

Kewajiban hamba adalah ikhtiar mencari solusi terbaik agar biduk yang mereka telah layarkan sampai jua di pulau idaman, meski terkadang angin dan ombak datang menerpa, badai dan cuaca tidak bersahabat.

Semua solusi dalam syariat lengkap, tinggal adanya tekad dan keinginan kuat untuk menjadikannya pedoman dalam segala langkah hidup.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid09yZMY6BqboEu6AZdu9yfB9rU9m6XMSWmH1CYsKXqsnmfPHEFZ2ZdRuEhQicvd6xol&id=100001105385773

———-


KLIA, 20 Jumadis Tsani 1445/2 Jan 2024

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive