Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, August 6, 2024

Kedudukan As-Sunnah

Bismillah...

🌕 Sahl bin 'Abdillah rahimahullahu ta'ala berkata :

"Permisalan as-sunnah di dunia seperti permisalan surga di akhirat. Barangsiapa masuk ke dalam surga di akhirat maka ia telah selamat, begitu pula barangsiapa masuk ke dalam as-sunnah di dunia maka ia telah selamat."

📖 [Dzammul Kalam: 4/384]

🌕 Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi rahimahullah berkata :

"Islam yang sesungguhnya adalah as-sunnah, barangsiapa istiqamah diatas as-sunnah dan menegakkannya maka ia telah menegakkan islam."

📖 [Irsyadus Sariy, hal: 24]

🌕 Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah berkata :

"Barangsiapa menempuh jalan selain jalan pendahulunya, jalan-jalan itu akan mengantarkannya kepada kebinasaannya, barangsiapa melenceng dari as-sunnah maka sungguh ia telah menyimpang dari jalan menuju surga. Bertakwalah kalian kepada Allah ta'ala dan cemaskanlah diri-diri kalian, sesungguhnya perkaranya adalah sulit, tidak ada setelah surga kecuali neraka, tidak ada setelah kebenaran kecuali kesesatan, dan tidak ada setelah as-sunnah kecuali bid'ah."

📖 [Tahrimun Nazhar fii Kutubil Kalam: 71]

🌕 Al-Hasan Al-Bashri rahimahullau ta'ala berkata :

"As-Sunnah --demi Dzat Yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia-- itu antara sikap berlebihan dan sikap kaku, bersabarlah kalian atasnya semoga Allah Merahmati kalian.

Sesungguhnya ahlussunnah itu adalah manusia yang paling sedikit di zaman dahulu, dan manusia yang paling sedikit di zaman yang akan datang. Merekalah orang-orang yang tidak terbawa oleh para penggemar maksiat dengan kemaksiatan-kemaksiatan mereka, juga tidak terbawa oleh para pelaku bid'ah dengan kebid'ahan-kebid'ahan mereka. Mereka bersabar diatas sunnah yang mereka pegang sampai bertemu Rabb mereka.

Maka insya Allah jadilah kalian seperti itu."

📖 [Ighatsatul Lahafan: 1/70]

🌕 Al-'Allamah As-Sa'di rahimahullahu ta'ala berkata :

"Tidak ada keshalihan bagi manusia kecuali dengan mengikuti as-sunnah dalam segala aspek kehidupan mereka."

📖 [Syarah Al-'Umdah: 1/439]

🌕 Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu ta'ala berkata :

"Seyogyanya bagi seorang muslim untuk berlindung dari fitnah-fitnah dan tidak membuat kisruh dengan menyebutkan pendapat-pendapat yang asing baik dalam perkara pokok maupun perkara cabang. Tidaklah engkau melihat pergerakan dalam hal itu mendatangkan kebaikan, bahkan berdampak adanya kejelekan, permusuhan dan kebencian terhadap orang-orang shalih dan para ahli ibadah dari kedua belah pihak. Maka berpegang teguhlah dengan as-sunnah, perbanyaklah diam, janganlah engkau berlarut-larut membahas apa yang tidak bermanfaat bagimu, apa yang janggal bagimu kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu berhentilah memikirkannya dan katakanlah : "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui"

📖 [Siyar A'lamin Nubala`: 20/142]

🌕 Ibnu Batthah rahimahullahu ta'ala berkata :

"Alangkah baiknya suatu kaum yang detail kecerdasan mereka, tinggi cita-cita mereka dalam mencontoh Nabi mereka, teramat besar kecintaan mereka hingga mereka mencontoh sedemikian kuat. Suri tauladan dari semisal mereka ini wahai --saudara-saudaraku-- contohlah oleh kalian, jejak-jejak mereka ikutilah, niscaya kalian akan terbimbing, tertolong dan mendapat perbaikan."

📖 [Dalam kitab beliau: "Al-Ibanah: 1/245]

🌕 Al-Imam Asy-Syathibi rahimahullahu ta'ala berkata :

"Termasuk diantara tanda-tanda kebahagiaan seorang hamba adalah ia dimudahkan dalam melaksanakan ketaatan, dimudahkan dalam mencocoki sunnah pada tindakan perbuatannya, dalam berteman dengan orang yang shalih, dalam berakhlak baik kepada sanak saudara, dalam upayanya yang sungguh-sungguh untuk mengenal Sang Pencipta, dalam mementingkan kaum muslimin, serta memelihara waktunya dengan baik."

📖 [Al-I'tisham: 2/152]

.           *«(ـ( مَكَــانُةُ الــسُّــنَّةِ )ـ)»*

• قَـالَ سَهْل بنُ عَبدُ الله - رَحِمَهُ الله تعالى - :

*مثل السّـُنَّة في الدنيا مثل الجنة في الآخرة ، من دخـل الجـَنّة في الآخـرة سَلِم ، ومن دخـل السُّـنَّة في الدنياسَلِم .*

📚 ذم الكلام : (٣٨٤/٤)

┈┉┅━━━•📗📕📘•━━━┅┉┈

• قـَالَ الشيخ أَحْمَد النَّجْمِي -رَحِمَهُ الله - :

*الإسـلام الحقـيقي هـو السُّـنَّة ، فمن استقام على السُّـنَّة وأقامها ، فـقد أقــام الإســلام .*

📚 إرشاد الساري : صـ (٢٤)

   ┈┉┅━━━•📗📕📘•━━━┅┉┈

• قَـالَ ابنُ قُدَامَة المَقْدِسِي - رَحِمَهُ الله - :

*من سلك غير طريق سلفه أفـضت به إلى تلفه ، ومـن مـال عن السُّـنّة فقد انحرف عن طـريق الـجَنَّة ، فـاتّقوا الله تعالى وخافوا على أنفسكم ، فإنّ الأمر صعب ، ومـا بعد الجنّة إلا النـّار ، وما بعد الحقّ إلا الـضّلال ، ولا بعد السُّـنّة إلا البدعة .*

📚 تحريم النّظر في كتب الكلام : (٧١)

   ┈┉┅━━━•📗📕📘•━━━┅┉┈

• قَـالَ الحَسَنُ البَصْرِيّ - رَحِمَهُ اللّه تعالى - :

*السّنّة والّذي لا إله إلّا هو بين الغالي والجافي ، فاصبروا علـيها رحمكم اللّه ، فإنّ أهل الـسّنّة كانوا أقـلّ النّاس فيما مضى ، وهم أقلّ النّاس فيما بقى ، الّذين لم يذهبوا مع أهل الإتراف في إترافهم ، ولا مع أهل البدع في بدعهم ، وصبروا على سنّتهم حتّى لقوا ربّهم ، فكذلك إن شاء اللّه فكونوا .*

📚 إغاثة اللهفان : (٧٠/١)

   ┈┉┅━━━•📗📕📘•━━━┅┉┈

• قَـالَ العَلّامَة السَّعْدِي - رَحِمَهُ الله تعالى - :

*لا صلاح للناس إلا باتباع السُّنة ،* 

*في جميع أحوالهم .* 

📚 شرح العمدة : (٤٣٩/١)

   ┈┉┅━━━•📗📕📘•━━━┅┉┈

• قال الإمام الذهبي - رحمه الله تعالى - :

*ينبغي للمسلم أن يستعيذ من الفتن ، ولا يَشْغَبَ بذكر غريب المذاهب لا في الأصول ولا في الفروع ، فما رأيت الحركةَ في ذلك تُحصِّل خيراً ، بل تُثير شراً وعداوةً ومقتاً للصُّلحاء والعُبّاد من الفريقين ،فتمسَّكْ بالسنّة ، وألزم الصمت ، ولا تخُضْ فيما لا يعنيك ، وما أشكل عليك فرُده إلى الله ورسوله ، وقف ، وقل : الله ورسوله أعلم .*

📚 سير أعلام النبلاء : (20/ 142)

   ┈┉┅━━━•📗📕📘•━━━┅┉┈

• قال ابنُ بطة - رحمه الله تعالى - : 

*فللّهِ درّ أقوامٍ دقَّت فِطَنُهم ، وصَفَتْ أذهانُهُم ، وتعالت بهم الهممُ في اتِّباعِ نبيِّهِم ، وتناهت بهم المحبةُ حتى اتَّبَعُوهُ هذا الاتباع ، فبمثل هَديِ هؤلاءِ إخواني فاهتدوا ، وﻵثارهم فاقتفوا ، ترشدوا وتُنصَروا وتُجبَروا .*

📚 كتابه اﻹبانة : (245/1)

   ┈┉┅━━━•📗📕📘•━━━┅┉┈

• قال الإمام الشاطبي - رحمه الله تعالى - :

*من علامات السعادة على العبد ، تيسير الطاعة عليه ، وموافقة السنة في أفعاله ، وصحبته لأهل الصلاح ، وحسن أخلاقه مع الإخوان ، وبذل معروفه للخلق ، واهتمامه للمسلمين ، ومراعاته لأوقاته .*

📚 الاعتصام : (٢/ ١٥٢)

   ┈┉┅━━━•📗📕📘•━━━┅┉┈


https://t.me/MuliaDenganSunnah


🌏 Thalab Ilmu Syar'i

✒ Editor : Admin AsySyamil.com


📡 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.

Jazakumullahu khoiron.


•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•

📮 CHANNEL MULIA DENGAN SUNNAH

🌐 https://t.me/MuliaDenganSunnah

🅾 bit.ly/AsySyamilYoutubeChannel

🗳 bit.ly/Asy-SyamilcomDonasi

👥 https://bit.ly/JoinGrupKami

💠️ FB : https://goo.gl/tJdKZY

🛰 App : bit.ly/AsySyamilApp

📱 Admin : 081381173870

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Monday, August 5, 2024

Menuntut Ilmu, Jalan Mudah Menuju Syurga

Bismillah...

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Makna Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga, ada empat makna sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali:

Pertama: Dengan menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkannya masuk surga.

Kedua: Menuntut ilmu adalah sebab seseorang mendapatkan hidayah. Hidayah inilah yang mengantarkan seseorang pada surga.

Ketiga: Menuntut suatu ilmu akan mengantarkan pada ilmu lainnya yang dengan ilmu tersebut akan mengantarkan pada surga.

Sebagaimana kata sebagian ulama kala suatu ilmu diamalkan,

مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ أَوْرَثَهُ اللهُ عِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Siapa yang mengamalkan suatu ilmu yang telah ia ilmui, maka Allah akan mewarisinya ilmu yang tidak ia ketahui.

Sebagaimana kata ulama lainnya,

ثَوَابُ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا

Balasan dari kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.”

Begitu juga dalam ayat disebutkan,

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى

Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk.” (QS. Maryam: 76)

Juga pada firman Allah,

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآَتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ

Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya.” (QS. Muhammad: 17)

Keempat: Dengan ilmu, Allah akan memudahkan jalan yang nyata menuju surga yaitu saat melewati shirath (sesuatu yang terbentang d atas neraka menuju surga.

Sampai-sampai Ibnu Rajab simpulkan, menuntut ilmu adalah jalan paling ringkas menuju surga. (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 297-298)

Semoga dengan ilmu agama, kita dimudahkan untuk masuk surga.


Sumber : referensi Rumaysho.

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Sunday, August 4, 2024

4 Langkah Setan

Bismillah...

4 Langkah Setan:

• Banyak Memandang, 

• Banyak Makan, 

• Banyak Bicara, 

• Dan Banyak Bergaul


Empat langkah inilah yang menjadi langkah setan dalam menyesatkan manusia menurut Ibnul Qayyim rahimahullah.

Dalam Badaa-i’ Al-Fawaid (2:816), Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

إِمْسَاكُ فُضُوْلِ النَّظَرِ وَالكَلاَمِ وَالطَّعَامِ وَمُخَالَطَةِ النَّاسِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ إِنَّمَا يَتَسَلَّطُ عَلَى اِبْنِ آدَمَوَيَنَالُ مِنْهُ غَرَضَهُ مِنْ هَذِهِ الأَبْوَابِ الأَرْبَعَةِ فَإِنَّ فُضُوْلَ النَّظَرِ يَدْعُو إِلَى الإِسْتِحْسَانِ وَوُقُوْعِ صُوْرَةِالمَنْظُوْرِ إِلَيْهِ فِي القَلْبِ وَالإِشْتِغَالِ بِهِ وَالفِكْرَةِ فِي الظَفْرِ بِهِ

Hendaknya menahan diri dari pandangan yang tak bisa terjaga, banyak bicara, banyak makan, dan banyak bergaul. Hal-hal ini merupakan empat pintu setan dalam menguasai manusia dan jalan setan mencapai tujuannya. Enggan menundukkan pandangan akan mengantarkan pada menganggap baik (istihsan), yang dilihat akan menancap dalam hati, pikiran pun akan sibuk membayangkannya, hingga berpikiran agar tercapai tujuan.

Empat hal ini disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam poin kesepuluh setelah menyebutkan sembilan kaidah bermanfaat untuk melindungi hamba dari setan dan menyelamatkan dari gangguannya. Lihat Badaa-i’ Al-Fawaid, 2:809-816.


Pertama : Banyak memandang

Contohnya adalah memandang lawan jenis.

Dalam surah An-Nuur sendiri diperintahkan untuk menundukkan pandangan,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُم

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya'.” 

(QS. An-Nuur : 30)

Wanita juga diperintahkan untuk menundukkan pandangan,

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya'.” 

(QS. An-Nuur : 31)

Dalam hadits disebutkan,

فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ

Zina kedua mata adalah dengan melihat.” 

(HR. Muslim, no. 6925)

Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.

Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” 

(HR. Muslim, no. 2159)


Kedua : Banyak Bicara

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ،

Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berkatalah yang baik, ataukah diam.” 

(HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47)

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ قاَلَ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

Semoga ibumu kehilanganmu! (Kalimat ini maksudnya adalah untuk memperhatikan ucapan selanjutnya). Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka.’” 

(HR. Tirmidzi, no. 2616 dan Ibnu Majah, no. 3973. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan hadits ini hasan).


Ketiga : Banyak Makan

Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

Tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup keturunan Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang menjadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.”

(HR. Ahmad, 4:132; Tirmidzi, no. 2380; Ibnu Majah, no. 3349. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa perawi hadits ini tsiqqah, terpercaya).

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, 

Manfaat dari sedikit makan bagi baiknya hati adalah hati akan semakin lembut, pemahaman semakin mantap, jiwa semakin tenang, hawa nafsu jelek tertahan, dan marah semakin terkendali. Hal ini berbeda dengan kondisi seseorang yang banyak makan.” 

(Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:469)


Keempat : Banyak Bergaul

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” 

(HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad, 2:344. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih)

Adapun bergaul ada beberapa bentuk menurut Ibnul Qayyim dalam Badaai’ Al-Fawaid:

  • Bergaul seperti orang yang membutuhkan makanan, terus dibutuhkan setiap waktu, contohnya adalah bergaul dengan para ulama.
  • Bergaul seperti orang yang membutuhkan obat, dibutuhkan ketika sakit saja, contohnya adalah bentuk muamalat, kerja sama, berdiskusi, atau berobat saat sakit.
  • Bergaul yang malah mendapatkan penyakit, misalnya ada penyakit yang tidak dapat diobati, ada yang kena penyakit bentuk lapar, ada yang kena penyakit panas sehingga tak bisa berbicara.
  • Bergaul yang malah mendapatkan racun, contohnya adalah bergaul dengan ahli bid’ah dan orang sesat, serta orang yang menyesatkan yang lain dari jalan Allah yang menjadikan sunnah itu bid’ah atau bid’ah itu menjadi sunnah, menjadikan perbuatan baik sebagai kemungkaran dan sebaliknya.

Ibnul Qayyim menjelaskan dalam Badaa-i’ Al-Fawaid (2:824-825), 

Siapa yang tersadarkan dengan menjaga diri dari empat hal yang merusak yaitu tidak menjaga pandangan, banyak bicara, banyak makan, dan banyak bergaul, padahal empat hal ini adalah yang merusak alam, lalu ia menempuh sembilan langkah untuk menjaga diri dari godaan setan tersebut, maka ia berarti telah mendapatkan taufik, mencegah dirinya dari pintu Jahannam, dan membuka pintu rahmat.

Semoga Allah menyelamatkan kita dari gangguan setan.


Referensi :

  • At-Tashiil li Ta’wil At-Tanziil Juz ‘Amma fii Sual wa Jawab. Syaikh Musthafa Al-‘Adawi. Penerbit Maktabah Makkah.
  • Badaa-i’ Al-Fawaid. Cetakan ketiga, Tahun 1433 H. Al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Penerbit Dar ‘Alam Al-Fawaid.


Oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

(Artikel Rumaysho)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive