Menjadi sangat mendesak dan sangat penting bagi kita, untuk memilih ustadz yg sudah jelas manhajnya, khususnya di daerah-daerah yang sudah banyak ustadznya
Diantara cara sederhana dan mudah dalam melihat seorang ustadz sunnah, apakah manhajnya bagus atau tidak adalah :
1. Lihatlah, bersama siapakah ustadz tersebut berkumpul, apakah bersama ustadz-ustadz yang bermanhaj salaf atau tidak, karena seseorang itu berada diatas agama teman dekatnya.
2. Darimana ustadz tersebut menimba ilmu, baik almamater, maupun para ustadz dan masyikhnya.. Atau siapa tokoh favoritnya, karena sumber ilmu akan sangat mempengaruhi pemahaman dan manhaj seseorang..
3. Dari sisi pendapat. Apakah banyak menyelisihi pendapat ulama yang bermanhaj salaf ataukah tidak, bila banyak sekali pendapatnya yang menyelisihi pendapat ulama yang bermanhaj salaf, maka itu indikasi bahwa manhaj yang merupakan landasan seseorang dalam menganalisa dalil juga berbeda.
4. Dari sisi topik dakwah yang disampaikan, apakah perhatiannya besar terhadap tauhid ataukah tidak, karena itulah pembeda antara dakwah salaf dengan dakwah lainnya.
5. Dari sisi perhatiannya kepada Ijma’ generasi salaf. Jika tidak memperhatikan sisi ini, maka dia akan bermudah-mudahan dalam membahas sebuah masalah, terutama dalam masalah akidah dan bid’ah
Oleh karena itu, cerdaslah dalam memilih ustadz, karena itu adalah sumber agama kita. Yang terpenting adalah manhajnya. Adapun sisi lain seperti kecerdasan, retorika, kuatnya hafalan, dll, maka itu adalah pelengkap, jangan menjadikan pelengkap sebagai intinya.
Perlu diingat, tidak menjadikannya sebagai ustadz rujukan, bukan berarti membencinya, atau memusuhinya, atau tidak menerima kebenaran darinya, sebagaimana kita sering merujuk ke dokter tertentu dalam penyakit tertentu, karena kehati-hatian, bukan karena kita benci kepada dokter yang lain
Oleh : Ust. Musyaffa Ad Dariny Hafizhahullah via Fanspage Ustadz Ahmad Zainuddin
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.