Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, August 24, 2018

Faedah Dari Peristiwa Pemugaran Ka'bah

Faedah Dari Peristiwa Pemugaran Ka'bah
Di zaman Jahiliyah, Ka'bah disusun oleh batuan-batuan tanpa perekat seperti semen. Tingginya tidak terlalu tinggi, sekitar 9 hasta ( sekitar 4-5 meter). Ka'bah dulu berbentuk huruf "D" kapital. Setelah itu Ka'bah mengalami pemugaran. Tidak ada pagar yang mengelilingi Ka'bah. Kemudian mereka shalat di sekitar Ka'bah. Karena tidak ada pagar yang mengelilinginya, Ka'bah sering terkena banjir. Karena posisi Ka'bah berada di lembah, sehingga ketika turun hujan air mengalir dari gunung dan membuat Ka'bah banjir. Kemudian batu-batuan Ka'bah mulai terkikis.

Orang-orang kafir Quraisy melakukan pemugaran Ka'bah ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berumur 35 tahun. Kafir Quraisy ingin melakukan pemugaran secara total dengan batuan baru. Kemudian mereka ragu. Mereka khawatir karena ketika Raja Abrahah 35 tahun yang lalu berusaha menghancurkan Ka'bah, datang burung Ababil untuk membinasahkan mereka.

Al-Walid bin Mughirah, salah satu pembesar Quraisy ( ayah dari Khalid bin Walid) memberanikan diri untuk memperbarui Ka'bah. Ia berkata, " Apakah niat kalian terhadap Ka'bah? Untuk memperbaiki atau membuat kerusakan? Allah tidak akan marah jika niat kita bukan untuk menghancurkan Ka'bah". Kemudian Al-Walid bin Mughirah membawa cangkul dan mulai mencongkelnya. Orang-orang Quraisy hanya menonton saja, tidak ada yang berani mencangkulnya. Mereka melihat, jika Al-Walid memdapatkan musibah, maka mereka akan tetap membiarkan Ka'bah dalam kondisi yang ada. Namun, keesokan harinya Al-Walid bin Mughirah tetap sehat. Akhirnya mereka mulai memberanikan diri untuk memperbarui Ka'bah.

Mereka sepakat untuk tidak menggunakan harta yang haram. Mereka mulai memugar Ka'bah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ikut membangun Ka'bah bersama pamannya Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu 'anhu. Pamannya Abbas memberikan ide kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengangkat sarungnya ke atas bahunya agar tidak terasa sakit untuk memikul batu. Kemudian Allah pingsankan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam agar aurat beliau terjaga.

Kemudian yang terakhir adalah meletakkan Hajar Aswad. Para kabilah berselisih karena ingin meletakkan Hajar Aswad. Mereka akan merasa mulia jika meletakkan Hajar Aswad. Kemudian salah satu kafir Quraisy memberikan ide untuk mengambil hakim dari masing-masing kabilah yang pertama kali memasuki Masjidil Haram. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dikenal sebagai orang yang dipercaya. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan bajunya di bawah Hajar Aswad. Kemudian para kabilah mengangkat Hajar Aswad bersama-sama. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.

======================

Faedah yang Dapat Diambil

1. Meskipun orang kafir Quraisy suka bermaksiat, mereka mengetahui bahwa hasil dari zina, riba, kedzhaliman kepada orang lain merupakan perbuatan tercela. Sehingga mereka mempersyaratkan ketika membangun Ka'bah, bukan dari hasil kemaksiatan

2. Akibat mereka tidak memiliki cukup banyak harta untuk membangun ulang Ka'bah, Ka'bah dibangun dengan tidak sempurna. Tidak seperti Nabi Ibrahim 'alaihis salam yang membangunnya secara full

3. Ketika seseorang Thawaf dengan tidak melewati Hijr Isma'il, maka Thawafnya tidak sah

4. Ketika Thawaf, yang diusap adalah rukun asli dan rukun Hajar Aswad. Yang dicium adalah Hajar Aswad. Sekarang ini banyak yang mencium atau mengusap sisi yang lain dari Ka'bah. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal, sahabat Nabi Umar bin Khattab pernah mengatakan, " wahai Hajar Aswad, kau hanya sekedar batu. Tak bisa memberi manfaat ataupun mudharat. Jika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menciummu, aku tak akan menciummu. "

Saat memugar Ka'bah, tingginya ditambah yang sebelumnya 9 hasta menjadi 19 hasta. Pintunya dinaikkan. Tujuannya agar Ka'bah semakin kuat. Pintunya dipindahkan agak ke atas agar mereka bisa menguasai Ka'bah dan tidak ada sembarangan orang yang memasuki Ka'bah.
Ketika di zaman Abdullah bin Zubair radhiyallahu 'anhu ( anak dari Zubair bin Awwam dan Asma binti Abu Bakr radhiyallahu 'anhum), Ka'bah terkena musibah kebakaran. Ketika itu ada yang menyalakan api di sekitar Ka'bah sehingga Ka'bah terbakar. Abdullah bin Zubair radhiyallahu 'anhu berencana membongkar Ka'bah. Beliau menambah tinggi Ka'bah yang sebelumnya 19 hasta menjadi 28 hasta. Semua dibuat sesuai apa yang dikatakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Sepeninggal Abdullah bin Zubair, khalifah waktu itu Abdul Malik bin Marwan. Ketika itu seorang pemimpin bernama Hajjaj bin Yusuf ingin merubah kembali bentuk Ka'bah menjadi seperti yang orang-orang Quraisy bangun. Namun, Abdul Malik bin Marwan mengatakan, " jangan kau rubah lagi Ka'bah. Karena jika Ka'bah terus dibangun ulang, maka Ka'bah akan memnjadi mainan untuk pemimpin sesudah kita sehingga hilanglah kemuliaan Ka'bah "

Allahu a'lam

👤 Ust. Dr. Firanda Andirja, MA
📆 Jum'at, 1 Desember 2017
🕌 Masjid Ash-Shaff, Emerald Bintaro
======================

Notulen - Dodi

===============================

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Related Posts:


Popular Posts

Blog Archive