Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, October 15, 2018

Hukum Orang yang Mengaku Mengetahui Ilmu Ghaib

Hukum Orang yang Mengaku Mengetahui Ilmu Ghaib
Bagaimana hukumnya orang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib?

Jawaban:

Orang yang mengaku mengetahui masalah ghaib adalah orang kafir, karena dia telah mendustakan Allah seperti yang dijelaskan dalam firman-Nya:

Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (An-Naml:65)

Jika Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengumumkan kepada manusia bahwa tidak seorang pun penghuni langit dan bumi yang mengetahui masalah ghaib kecuali Allah, maka barangsiapa yang mengaku mengetahui ilmu ghaib maka dia telah mendustakan Allah, khususnya ayat ini.

Kita tanyakan kepada mereka, bagaimana mungkin mereka mengetahui masalah ghaib sedangkan Nabi saja tidak mengetahuinya? Apakah kalian lebih mulia daripada Rasulullah? Jika mereka mengatakan: “Kami lebih mulia daripada Rasulullah..“, maka mereka telah kafir dengan perkataan tersebut.

Jika dia mengatakan: “Beliau lebih mulia“, maka kami bertanya lagi, mengapa beliau tidak mengetahuinya sedangkan kalian mengetahui? Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang Diri-Nya:

(Dia Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (Qs. Al-Jin: 26-27)

Ayat yang kedua menunjukkan atas kekafiran orang yang mengaku mengetahui masalah ghaib, padahal Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar mengumumkan kepada manusia tentang firman-Nya:

Katakanlah, “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?” Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?” (Qs. Al-An’aam:50)

📚 Sumber: Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji (Fatawa Arkanul islam), Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Darul Falah, 2007

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.

Share:

Popular Posts

Blog Archive