Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, March 29, 2021

Mundur Ke Belakang Mana Yang Anda Maksudkan?

Jawaban Untuk Pertanyaan Para Pembenci Islam
Bismillah...

Sebuah renungan...

Suatu ketika, sesorang bertanya kepada Dr. Muhammad Imarah dengan pertanyaan yang sedikit mengejek dan mengolok: 

"Saya dengar, Anda ingin sekali syariah Islam ini diterapkan, apakah Anda ingin membawa kami mundur ke belakang?"

Mendapatkan pertanyaan bernada merendahkan itu, beliau pun menjawab dengan balik bertanya:

"Ke belakang yang mana maksud Anda?

Apakah belakang yang anda maksud adalah 100 tahun yang lalu, saat Islam menguasai separuh dunia selama 500 tahun?

Atau maksud anda lebih jauh lagi ke belakang saat dimana Dinasti Mamalik (mamluk) menyelamatkan dunia dari ganasnya serbuan Mongol dan Tartar?

Atau lebih jauh lagi ke belakang saat Dinasti Abbasiyyah menguasai separuh dunia?

Atau ke belakang sebelumnya, di masa Dinasti Umayyah, atau sebelumnya lagi saat Umar bin Khatab menguasai banyak kawasan di dunia ini?

Atau di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, saat beliau mengirim surat ke penguasa Imperium Romawi kala itu, Naqfur, beliau menulis:

"Dari Harun Ar-Rasyid Amirul mukminin, kepada Naqfur guguk Romawi (كلب الروم)"

Atau ke belakang saat Abdurrahman ad-Dakhil bersama pasukannya berhasil menaklukkan Italia dan Prancis? Itu jika dalam bidang politik.

Atau maksudmu ke belakang adalah dalam bidang keilmuan, ketika ulama Arab seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, Alkhawarizmi, Ibnu Jabir, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dll, mengajarkan dunia Arab dan dunia barat tentang ilmu kedokteran, farmasi, arsitektur, falak dan sastra?

Atau ke belakang maksudmu dalam hal kehormatan? Ketika seorang Yahudi kafir mengerjai seorang muslimah hingga terlepas baju abayanya sampai ia berteriak histeris, maka Khalifah Almu'tashim mengirim pasukan untuk membalas apa yang dia lakukan dan mengusir orang Yahudi dari negaranya. Sementara hari ini, para muslimah diperkosa sedangkan pemimpin negeri muslim hanya diam tak bisa berbuat apa-apa?

Atau ke belakang maksudmu saat kaum muslimin membangun universitas pertama di Spanyol yang menggemparkan Eropa kala itu, sehingga sejak itu, pakaian jubah longgar besar dari Arab itu menjadi pakaian wisuda hampir semua universitas dunia? Dan dibagian atasnya ada topi yang datar dimana dahulu dijadikan tempat meletakkan Al Qur'an saat acara wisuda?

Atau maksudmu ke belakang, saat Kairo menjadi kota paling indah di dunia?

Atau ketika 1 Dinar Iraq setara dengan 483 dolar?

Atau maksudmu ke belakang, saat orang-orang melarikan diri dari Eropa yang dilanda kemiskinan dan pergi menyelamatkan diri menuju Aleksandria (di Mesir), atau ketika Amerika meminta bantuan Mesir untuk menyelamatkan Eropa dari kelaparan?

Tolong beritahukan padaku, mundur ke belakang mana yang kamu maksudkan???"

Dan si penanya hanya bisa diam, membisu tak tahu apa yang mau diucapkan.  

-------------------------

Copas ustadz Satria hadi lubis

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Saturday, March 27, 2021

Tiga Waktu Penyesalan Yang Terlambat

Tiga Waktu Penyesalan Yang Terlambat
Bismillah...

Saudaraku rahimakumullah, gunakanlah waktu hidupmu untuk beramal shahih, sebelum datang tiga waktu penyesalan yang tidak lagi berarti.

1. Ketika Datang Kematian

Allah 'azza wa jalla berfirman,

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ، لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

"Hingga apabila datang kematian kepada salah seorang dari mereka, dia berkata: 'Wahai Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku beramal shalih pada apa yang telah aku tinggalkan'. Sekali-kali tidak, sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan­nya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.". [Al-Mukminun: 99-100]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ، وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ، وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

Dan sedekahkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: 'Wahai Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang bermalal shalih'.

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." [Al-Munafiqun: 9-10]

2. Saat Melihat Neraka

Allah 'azza wa jalla berfirman,

وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

"Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Rabb kami, serta menjadi orang-orang yang beriman." [Al-An'am: 27]

3. Saat di Neraka

Allah 'azza wa jalla berfirman,

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: 'Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan'. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umur kalian dengan masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kalian pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun." [Fathir: 37]

-------------------------

https://web.facebook.com/sofyanruray.info

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Thursday, March 25, 2021

Ulil Amri Sesungguhnya Menurut Islam

Ulil Amri Sesungguhnya Menurut Islam
Bismillah...

Di dalam Al-Qur'an, frasa "ulil amri"  menunjukkan pada berbagai makna, bisa berarti "pemerintah"(QS. An-Nisa' : 59), atau bisa juga berarti "para ulama"(QS. An-Nisa'[4]:83). Dan ini akan dibahas di kesempatan lain, in syaa Allah.

Diantara mereka yang bersikukuh bahwa pemerintahan saat ini terkategori sebagai ulil amri, sehingga wajib kita mentaati mereka, berdalil dengan firman Allaah Subhanahu wa Ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya) dan ulil amri di antara kalian.” (QS. An-Nisa' [4]: 59)

Juga dengan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لاَطاَعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ.

Tidak (boleh) taat (terhadap perintah) yang di dalamnya terdapat maksiyat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebajikan” (Muttafaq 'Alayh)

عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلاَّ أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ.

Wajib atas seorang Muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa) pada apa-apa yang ia cintai atau ia benci kecuali jika ia disuruh untuk berbuat kemaksiatan. Jika ia disuruh untuk berbuat kemaksiatan, maka tidak boleh mendengar dan tidak boleh taat.”(Muttafaq 'Alayh)

Dalam hal ini mereka mengatakan, apabila mereka memerintahkan perbuatan maksiat, saat itulah kita dilarang untuk mentaatinya. Namun, dalam perkara kebenaran yang lain, tetap wajib taat dan patuh terhadap mereka (pemerintah).

Mereka pun mengambil dalil tentang wajibnya taat pada pemimpin, meski seorang budak hitam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

…أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ آمَرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ…

…Aku wasiatkan kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi, tetaplah mendengar dan mentaati, walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak hitam..." (HR.Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi) 

Apakah benar, nash-nash tersebut adalah dalil sharih untuk kita agar taat pada pemerintahan sekuler (yang memisahkan aturan Agama dari kehidupan) seperti saat ini?

Tentu tidak ada yang salah dalam nash/dalil tersebut. Yang ada, istidlal (penggunaan dalil) serta istinbath (penggalian hukum) yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh syara'. Dan itu amat jelas.

1). Pemahaman mereka akan ayat itu tidak sempurna. Jelas sekali dalam QS. An-Nisa[4]:59 itu lanjutan ayatnya berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

"Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah, taatilah Rasul serta ulil amri di antara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu urusan, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul jika kalian memang mengimani Allah dan Hari Akhir. Itu lebih baik dan merupakan sebaik-baik penjelasan". (QS. An-Nisa'[4]:59).

Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu 'anhu berkata : "Seorang imam/kepala negara wajib memerintah berdasarkan hukum yang diturunkan oleh Allah, serta menunaikan amanah. Jika dia melakukan itu maka rakyat wajib untuk mendengarkan dan menaatinya".(Tafsir Al Baghowiy, Surah An-Nisa' ayat 59).

Penegasan makna ulil amri pun ditegaskan oleh Imam As-Syawkani :

“وأولي الأمر هم : الأئمة ، والسلاطين ، والقضاة ، وكل من كانت له ولاية شرعية لا ولاية طاغوتية”

"Ulil Amri adalah para Imam, Sultan, Qadliy, dan setiap orang yang memiliki kekuasaan syar’iyyah (berlandaskan syari'at Islam), dan bukan kekuasaan thaghutiyyah". (Fathul Qodir, 2/166)

Al Imam An-Nasafi :

"Diceritakan bahwa Maslamah Ibn Abdul Malik Ibn Marwan berkata kepada Ibnu Hazim,” Bukankah engkau diperintahkan untuk mentaati kami, sebagaimana firman Allah, “dan taatlah kepada ulil amri diantara kalian..” Ibnu Hazim menjawab, “Bukankah ketaatan akan tercabut dari anda, jika anda menyelisihi al-haq (kebenaran), berdasarkan firman Allah, “jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah, yakni kepada Rasul pada saat beliau masih hidup, dan kepada hadits-hadits Rasul setelah beliau saw wafat..” (Imam An-Nasafiy, Madaarik at-Tanziil, Surat An-Nisa[4]:59).

2). Terdapat hadits Nabi shallallaahu 'alayhi wasallaam :

دَعَانَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعْنَاهُ فَقَالَ فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةً عَلَيْنَا وَأَنْ لَا نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ إِلَّا أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنْ اللَّهِ فِيهِ بُرْهَانٌ

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengundang kami, lalu kami mengucapkan baiat kepada beliau dalam segala sesuatu yang diwajibkan kepada kami bahwa kami berbaiat kepada beliau untuk selalu mendengarkan dan taat (kepada Allah dan Rasul-Nya), baik dalam kesenangan dan kebencian kami, kesulitan dan kemudahan kami dan beliau juga menandaskan kepada kami untuk tidak mencabut suatu urusan dari ahlinya kecuali jika kalian (kita) melihat kekufuran secara nyata dan memiliki bukti yang kuat dari Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Makna "kekufuran yang nyata" sendiri dijelaskan oleh Imam Nawawi, bahwa yang dimaksud ialah jika mereka melakukan kekufuran(syirik, bid'ah), dan meninggalkan syariat Allah. (Syarh Shahih Muslim, 8/35-36)

3). Hadits :  

…أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ آمَرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ…

…Aku wasiatkan kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi, tetaplah mendengar dan mentaati, walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak hitam..." ini telah dijelaskan okeh hadits yang lain, dari riwayat Muslim :

إن أُمِّر عليكم عبدٌ مُجدَّعٌ أسودُ ،يقودُكم بكتاب اللهِ تعالى ،فاسمَعوا له وأَطيعوا " .

Jika kalian di pimpin oleh seorang hamba sahaya yang hitam berambut keriting, yang memimpin kalian DENGAN KITAB ALLAH, maka taatlah kepadanya ". (HR. Muslim). Maka seandainya mereka tidak berhukum dengan Kitabullah, maka tiada kewajiban bagi kita mentaati mereka.

Lagipula, seandainya kita diwajibkan taat pada pemerintahan saat ini, pemerintahan manakah yang mesti kita taati? Pemerintah Saudi? Malaysia? atau Indonesia kah? Mengingat, telah menjadi ijma' bahwa kepemimpinan bagi ummat ini hanya berada pada satu imam, dimana hal itu berdasarkan hadits-hadits shahih yang terang (Al Mawardi, Al Ahkaam As Sulthoniyyah, hal. 17).

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Tuesday, March 23, 2021

Renungan Jelang Fajar : Al-Qur'an dan Umur

Renungan Jelang Fajar : Al-Qur'an dan Umur
Bismillah...

Berkata Abdul Malik bin Umair:

"Satu-satunya manusia yang tidak tua adalah orang yang selalu membaca Al-Qur'an".

"Manusia yang paling jernih akalnya adalah para pembaca Al-Qur'an".

Berkata Al-imam Qurtubi :

"Barang siapa yang membaca Al-Qur'an,  maka Allah akan menjadikan ingatannya segar meskipun umurnya telah mencapai 100 tahun".

Imam besar Ibrahim al-Maqdisi memberikan wasiat pada muridnya Abbas bin Abdi Daim rahimahullah.

"Perbanyaklah membaca Al-Qur'an jangan pernah kau tinggalkan, karena sesungguhnya setiap yang kamu inginkan akan di mudahkan setara dengan yang kamu baca".

Berkata Ibnu Solah :

"Bahwasannya para Malaikat tidak diberi keutama'an untuk membaca Al-Qur'an,  maka oleh karena itu para Malaikat bersemangat untuk selalu mendengar saja dari bacaan manusia".

Berkata Abu Zanad :

"Di tengah malam,  aku keluar menuju masjid Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam sungguh tidak ada satu rumahpun yang aku lewati melainkan padanya ada yang membaca Al-Qur'an".

Berkata Shaikhul Islam ibnu Taimiyyah:

"Tidak ada sesuatu yang lebih bisa memberikan nutrisi otak, kesegaran jiwa, dan kesehatan tubuh serta mencakup segala kebahagiaan melebihi dari orang yang selalu melihat kitabullah ta'ala".

"Bergantunglah pada Al-Qur'an niscaya kau akan mendapatkan keberkahan".

Berkata sebagian ahli tafsir :

"Manakala kita menyibukkan diri dengan Al-Qur'an maka kita akan di banjiri oleh sejuta keberkahan dan kebaikan di dunia".

"Kami memohon kepada Allah agar memberikan taufiqnya kepada Kami dan semua yang membaca tulisan ini untuk selalu membaca Al-Qur'an dan mengamalkan kandungannya". 

Bila anda Cinta pada Al-Qur'an maka sebarkanlah. Demi Allah, sekian banyak orang yang membaca Alqur'an maka pahala akan mengalir pd anda.

Umur kita terlalu singkat

...hingga ALLAH kurniakan  lailatul qadar untuk menambah umur amal.

Umur kita terlalu singkat

...ALLAH pinta bersilatulrahim untuk memanjangkannya.

Umur kita terlalu singkat

...ALLAH kurniakan Puasa Enam hari di bln Syawal spt berpuasa setahun.

Umur kita terlalu singkat

...ALLAH kurniakan baca Surah Al-Ikhlas spt membaca sepertiga Al-Quran.

Umur kita terlalu singkat

...ALLAH kurniakan Sholat di Masjidil Haram spt sholat 100 ribu lebih di masjid lain.

Umur kita terlalu singkat

...ALLAH kurniakan Sholat berjemaah nilainya 27x lebih drpd sholat sendirian.

Umur kita terlalu singkat

...ALLAH kurniakan Sholat sunat di rumah nilainya 25x lebih dpd sholat dilihat mata orang

Hidup ini terlalu singkat

...ALLAH kurniakan satu huruf bacaan Al-Quran dgn 10 pahala/kebaikan.

Hidup ini terlalu singkat

...ALLAH kurniakan siapa yg beramal jariyah, berbagi ilmu yg bermanafaat, dan menjadikan anak2nya yg soleh, pahalanya akan terus mengalir ke alam kuburnya.

Wahai diri..., usia umat Nabi Muhammad Saw. rata2 hanya 63 - 65 tahun. Kalau saat ini usia kita Sdh 45 th, paling lama 20 th lagi Malaikat Al Maut akan menjemput kita.. 

HIDUP INI TERLALU SINGKAT...JANGANLAH DISIA-SIAKAN KESEMPATAN YG DIBERIKAN ALLAH Subhanahu wa Ta’ala...

Baarokalloh......

Semoga bermanfaat.   

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive