Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, September 2, 2022

Benarkah Nabi Khidhir 'alaihissalam Masih Hidup?

Benarkah Nabi Khidhir 'alaihissalam Masih Hidup?
Bismillah...

Banyak kisah-kisah tentang Nabi Khidir 'alaihissalam yang ramai dibicarakan orang, banyak kontroversi tentang kemunculannya, sehingga hal itu mendorong rasa ingin tahu tentang hakikat sebenarnya. 

Ada yang menyatakan Nabi Khidir masih hidup... 

Ada yang mengatakan bahwa Nabi Khidir pernah menyamar menjadi pengemis...

Ada juga yang mengatakan kalau Nabi Khidir pernah juga menyamar menjadi tukang siomay...

Adapula yang menyatakan Khidir sekarang berdiam di sebuah pulau...

Ada pula yang menyatakan bahwa setiap musim haji Nabi Khidir rutin mengunjungi padang Arafah...

Dan masih banyak lagi cerita-cerita tentang Nabi Khidir...

Entah khidir siapa dan yang mana.....??? 🤔 

Tapi yang jelas begitulah khurafat dan takhayyul berkembang di tengah masyarakat kita. Lucunya, banyak pula orang-orang yang sangat mempercayai perkara-perkara tersebut 

Semua ini berpangkal dari kesalahpahaman mereka tentang hakekat Nabi Khidir. Terlebih lagi orang-orang ekstrim dari kalangan pengikut Tarekat dan Tasawuf yang membumbui berbagai macam dongeng dan cerita bohong tentang Khidir. Sebagian di antara mereka, ada yang mengaku telah bertemu dengan Khidir, berbicara dengannya dan mendapat wasiat dan ilham darinya. Misalnya di tanah air kita ini, ada sebagian orang yang mengaku telah bertemu dengan Khidir dan mengambil baca'an-baca'an shalawat, wirid-wirid dan dzikir dari Khidir secara langsung, tanpa perantara, atau melalui mimpi. Bahkan ada pula yang mengaku dialah Nabi Khidir. Semua ini adalah keyakinan batil.....!!!!.

Mengenai hidup atau wafatnya Khidir, orang-orang berselisih.....

--- Ada yang menyatakan dia masih hidup.....

--- Ada juga yang menyatakan bahwa dia telah lama meninggal berdasarkan dalil-dalil dari Al-Kitab dan Sunnah. Ini merupakan pendapat para Ahli Hadits. Karena, tidak ada satupun nash yang shahih, baik dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang dapat dijadikan pegangan bahwa Khidir masih hidup. Bahkan banyak dalil yang menyatakan ia telah meninggal.....

👉 Jika kita mengadakan riset ilmiah, maka kita akan mendapatkan Al-Qur'an dan Sunnah menjelaskan bahwa Nabi Khidhir telah meninggal dunia.

Al-Allamah Ibnul Jauziy rahimahullah berkata : "Dalil yang menunjukkan bahwa Nabi Khidir sudah tidak ada di dunia adalah empat perkara; Al-Qur'an, As-Sunnah, ijma' (kesepakatan) ulama' muhaqqiqin, dan dalil aqliy". [Lihat Al-Manar Al-Munif (hal. 69)].

Di antaranya dalil-dalil itu:

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُو

"Kami tidak menjadikan kehidupan abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad). Maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal". (QS.Al-Anbiya': 34)

Imam Abul Faraj Abdur Rahman Ibnul Jauzy rahimahullah berkata : "Khidhir, jika dia itu seorang manusia, maka sungguh ia telah masuk dalam keumuman (ayat) ini tanpa ada keraguan. Seorang tidak boleh mengkhususkannya dari keumuman itu, kecuali dengan dalil yang shahih". [Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (1/334), cet. Maktabah Al-Ma’arif].

Kemudian Al-Hafizh Abul Fida' Ibnu Katsir rahimahullah menguatkan ucapan Ibnul Jauziy tadi seraya berkata : "Asalnya memang tidak boleh mengkhususkannya sampai dalil telah nyata. Sementara tidak disebutkan adanya dalil yang mengkhususkannya dari seorang yang ma'shum yang wajib diterima". [Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (1/334), cet. Maktabah Al-Ma’arif].

Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا ءَاتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ ءَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ

"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman : "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu ?". Mereka menjawab : "Kami mengakui". Allah berfirman : "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". (QS. Al-Imran: 81).

Al-Hafizh Ibnu Katsir menukil dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, ia berkata sa'at menafsirkan ayat ini, "Allah tidak mengutus seorang nabi di antara para nabi, kecuali Dia mengambil perjanjian padanya. Jika Allah mengutus Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam sedang nabi itu hidup-, maka ia (nabi itu) betul-betul harus beriman kepada beliau, dan menolongnya". [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (1/565)].

Jika Khidir masih hidup, tentunya ia tidak boleh menunda-nunda keimanannya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Ia harus mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, berjihad bersamanya dan menyampaikan dakwah beliau. Ini merupakan perjanjian Allah Ta'ala kepada seluruh para Nabi dan Rasul sebagaimana yang tersebut dalam QS. Al-Imran ayat 81 di atas.

Ini menunjukkan kepada kita bahwa wajib bagi seorang Nabi dan Rasul untuk menolong dan beriman kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan bahwa andaikan Nabi Musa 'alaihis salam, yang jauh lebih mulia dari Nabi Khidir masih hidup, maka ia harus mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

لَوْ أَنَّ مُوْسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلاَّ أَنْ يَتَّبِعَنِيْ

"Andaikan Musa hidup, tentunya tidak mungkin baginya, kecuali harus mengikutiku". [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/387), Ad-Darimiy dalam As-Sunan (1/115), Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah (5/2), Ibnu Abdil Barr dalam Jami' Bayan Al-Ilm (2/42), Al-Irwa' Al Ghail (1589)].

Sudah dimaklumi, tidak ada satu pun riwayat shahih ataupun hasan yang dapat membuat jiwa tenang menyebutkan bahwa Khidir pernah bertemu dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, tidak pula pernah ikut bersama Rasulullah dalam berbagai peperangan.

Sekali lagi saya tegaskan,... Andaikan Nabi Khidir masih hidup, tentu ia akan datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyatakan keislamannya dan akan menolong beliau dalam berdakwah dan berperang membela Islam. Tidak mungkin ada seorang Nabi pun yang masih hidup, lantas tidak datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam untuk berbai'at, menyatakan keislamannya, dan berjihad bersama beliau.....!!!!.

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

اَللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكَ هَذِهِ الْعِصَابَةُ لاَ تُعْبَدْ فِيْ اْلأَرْضِ

"Ya Allah, jika pasukan ini hancur, maka engkau tidak akan disembah lagi dimuka bumi". [HR. Muslim dalam Kitab Al-Jihad, Bab: Al-Imdad bil Mala'ikah fi Ghazwah Badr (3/1383)]

Syaikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim Al-Harrani rahimahullah berkata ketika ditanya tentang hadits di atas : "Andaikan Khidir masih hidup, maka wajib baginya untuk datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, dan berjihad di hadapannya, serta belajar dari beliau (Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam). Sungguh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam perang Badar, "Ya Allah, jika pasukan ini hancur, maka engkau tidak akan disembah lagi dimuka bumi". Pasukan kaum muslimin waktu itu sebanyak 313 personil. Telah dikenal nama mereka, nama orang tua, dan qabilah mereka. Lantas dimanakah Khidir pada saat itu ??". [Lihat Al-Manar Al-Munif (hal. 68)].

👉 Adapun dalil-dalil berupa hadits-hadits marfu', dan mauquf yang menyebutkan tentang hidupnya Nabi Khidir sampai hari ini, maka hadits-hadits itu lemah, bahkan palsu, tidak bisa dijadikan hujjah dan dalil dalam menetapkan hukum, apalagi keyakinan (aqidah).

Al-Imam Ibrahim bin Ishaq Al-Harbiy rahimahullah berkata : "Tidak ada yang menyebarkan berita-berita seperti ini (yakni tentang hidupnya Khidir) di antara manusia, kecuali setan". [Lihat Al-Maudhu'at (1/199) dan Ruh Al-Ma'aniy (15/321) karya Al-Alusiy].

Ibnul Munadiy berkata : "Aku telah mengadakan riset tentang hidupnya Khidir, apakah ia masih ada ataukah tidak, maka tiba-tiba kebanyakan orang-orang bodoh tertipu bahwa ia masih hidup karena hadits-hadits (lemah) yang diriwayatkan dalam hal tersebut". [Lihat Az-Zahr (hal. 38)].

Ibnul Jauziy setelah membawakan beberapa hadits tentang hidupnya Nabi Khidir berkata, "Hadits-hadits ini adalah batil". [Lihat Al-Maudhu'at (1/195-197)]

Al-Hafizh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata : "Hadits-hadits yang disebutkan di dalamnya tentang Khidir, dan hidupnya, semuanya adalah dusta (palsu). Tidak shahih satu hadits pun tentang hidupnya Nabi Khidir". [Lihat Al-Manar Al-Munif (hal. 67)].

Seorang ulama Syafi'iyyah, Al-Hafizh Abul Fida' Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy rahimahullah berkata setelah membawakan hadits dan kisah tentang hidupnya Khidir : "Riwayat-riwayat, dan hikayat-hikayat ini merupakan sandaran orang yang berpendapat tentang hidupnya Nabi Khidir sampai hari ini. Semua hadits-hadits yang marfu' ini adalah dha'if jiddan (lemah sekali), tidak bisa dijadikan hujjah dalam urusan agama". [Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (1/334)].

Inilah beberapa dalil, dan komentar para Ulama', semuanya menyatakan Nabi Khidir tidak hidup lagi atau sudah meninggal. Nyatalah kebatilan orang yang mengaku bertemu dengan Nabi Khidir untuk menerima ajaran di luar ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad -Shallallahu 'alaihi wasallam. Bagaimana mungkin Khidir mengajarkan suatu ajaran di luar syari'at Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam.....??!! Itu pasti bukan Nabi Khidir, Tapi setan yang ingin menyesatkan manusia......!!!!.


Allahu a'lam

Semoga yang sedikit ini mudah dipahami dan bermanfa'at untuk kita semua

Barakallahu fiikum


https://www.facebook.com/100077295139378/posts/pfbid02pFQdviYLGkJwkosysfbjTkqkoUV9bz48rcjzwktQXB86wZivFgbDmA9R9317aMpil/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive