Ada seorang isteri, di rumahnya bak komandan. Perintah sana perintah sini, bentak sana bentak sini kepada suaminya. Dia layaknya seorang pemimpin zalim yang memerintahkan kepada rakyatnya dengan kasar, padahal dia hanyalah seorang isteri yang seharusnya bicara lemah lembut dan mentaati (dalam perkara kebaikan) segala perintah suaminya..
Jauh sekali dengan akhlak isteri para salaf, mereka bicara dengan suaminya sebagaimana layaknya bicara kepada penguasa, sopan, lemah lembut dan penuh hormat..
Berkata Istri Sa'id bin Musayyib rahimahallahu,
ما كنا نكلم أزواجنا إلا كما تكلموا أمراءكم، أصلحك الله، عافاك الله. حلية الأولياء 225/5
“Tidaklah kami berbicara kepada suami-suami kami melainkan sebagaimana kalian berbicara kepada penguasa kalian, ‘Semoga Allah memperbaikimu’, ‘Semoga Allah menyelamatkanmu'." (Hilyatul Auliyaa' 5/225)
Wallahu’alam
-------------------------
Banyak sekali istri yang tidak menyadari kalau ia sedang berhadapan dengan suaminya yang harusnya ia memuliakan suaminya, yang seharusnya mereka bicara dengan suaminya sebagaimana layaknya bicara kepada penguasa, sopan, lemah-lembut dan penuh hormat..
Begitupun banyak sekali anak yang tidak menyadari kalau ia sedang berhadapan dengan orangtua nya yang seharusnya ia mengormati dan mentaati orangtua nya, dan berbicara dengan sopan kepada kedua orangtuanya..
Allah Ta'ala berfirman,
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "AH" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia..".
Semoga bermanfaat..
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.