Tidak setiap apa yang kita inginkan itu akan terjadi. Seringkali kenyataan berbeda dengan keinginan. Semua orang tua tentu ingin bayinya lahir dengan selamat, tidak kurang suatu apapun, sehat wal afiat. Sehingga semua usaha lahiriyah dan batiniyah dilakukan. Namun apa daya, manusia hanya bisa berusaha. Yang akhirnya menentukan adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan realitanya bahwa tidak semua keinginan kita terjadi sesuai dengan harapan. Kadang-kadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan sesuatu yang berbeda dengan keinginan kita. Kalau kita ditimpa sesuatu, di antara ungkapan yang dianjurkan untuk dibaca adalah:
قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
“Ini sudah takdirnya Allah, terserah Allah (apa yang ditetapkan olehNya).”
Sedih itu manusiawi. Adapun yang tidak boleh adalah sedih yang berlebihan. Yaitu menyalah-nyalahkan Allah, menyalahkan orang lain, apalagi sampai mengungkit kenapa dan kenapa, andaikan dan andaikan. Jangan sampai demikian, karena ‘andaikan’ adalah pintu setan.
Lalu bagaimana agar sedih itu tidak berlebihan? Yaitu menghibur diri dengan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ السِّقْطَ لَيَجُرُّ أُمَّهُ بِسَرَرِهِ إِلَى الْجَنَّةِ
“Demi Allah, sungguh bayi yang gugur itu benar-benar akan menarik ibunya dengan tali pusarnya ke surga.”
(HR. Ibnu Majah)
Sumber : rodja.id/383
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.