Banyak orang mengira bahwa orang kaya harta, berkemampuan dan dalam kondisi senang, tidak membutuhkan kesabaran. Yang butuh dan bisa sabar hanyalah orang miskin harta, tidak berkemampuan dan dalam kondisi sulit.
Sebagian orang juga menyangka bahwa orang yang sedang senang atau hidup selalu 'tampak senang', sebaiknya tidak seenaknya menasehati orang yang sedang sedih untuk bersabar dan nasehat lainnya. Orang yang kaya - terlebih di keluarga kaya - tidak berhak menasehati orang yang miskin akan kesabaran.
Semua kiraan di atas tidak tepat.
Abdurrahman bin Auf berkata:
ابتلينا بالضراء فصبرنا، وابتلينا بالسراء فلم نصبر
"Kami diuji dengan kesulitan maka kami (bisa) bersabar. Ketika kami diuji dengan kebahagiaan, kami tidak (bisa) bersabar."
Ini menunjukkan bahwa bersabar di masa senang lebih berat.
Ibnul Jauzy berkata:
الرجل كل الرجل من يصبر على العافية، وهذا الصبر متصل بالشكر، وإنما كان الصبر على السراء شديدا لأنه مقرون بالقدرة، والجائع عند غيبة الطعام أقدر على الصبر منه عند حضور الطعام اللذيذ
"Sungguh suatu puncak keperkasaan, saat seseorang bisa bersabar di kelapangan. Kesabaran seperti ini bersambung pada rasa syukur. Bersabar di masa senang begitu besar nilainya dikarenakan ia bersandingan dengan kemampuan. Orang yang lapar saat tidak adanya makanan, lebih mudah baginya bersabar dibandingkan ketika adanya makanan lezat." (Al Adab asy-Syar'iyyah)
Bagi orang yang sedang sedih dan sulit, hendaknya bersabar dan jangan menganggap bahwa ia adalah orang yang paling apes nasibnya. Sungguh masih banyak yang lebih naas. Jikapun ia sudah sebegitu sabarnya, jangan anggap bahwa ia adalah orang yang paling bersabar. Barangkali ada orang kaya atau berkemampuan yang lebih bernilai lagi sabarnya. Karena sabar di masa lapang justru lebih sulit. Sebagaimana menahan marah padahal mampu mengekspresikan dan melampiaskannya, itu lebih tinggi nilainya dibandingkan menahan marah karena tidak mampu melampiaskannya.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.