Mengejar pundi-pundi dunia itu tidak ada habis-habisnya. Semakin dunia di kejar, dunia semakin berlari. Sudah di dapatkan satu perbendaharaan dunia, akan mengejar perbendaharaan yang lain.
Sudah punya satu lembah emas, kembali menginginkan lembah emas yang lain. Semakin dunia dikejar, semakin dia berlari menjauh. Akhirnya hari-harinya disibukkan untuk mencari dunia, melalaikan kehidupan akhirat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Sebaliknya kalau akhirat yang dikejar, dunia akan balik mengejar dan mendatanginya. Kekurangan dan kefaqiran akan sirna dan kecukupan akan mewarnai hari-harinya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
"Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (Riwayat Ibnu Majah - Hadits Shahih).
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman :
يَا ابْنَ آدَمَ ! تَـفَـرَّغْ لِـعِـبَـادَتِـيْ أَمْـلَأْ صَدْرَكَ غِـنًـى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ ، وَإِنْ لَـمْ تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَـمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
‘Wahai anak Adam! Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan (kecukupan) dan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu.’ (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Memang ada sebagian pencari pundi-pundi dunia, masih sempat beribadah, namun itupun disisa-sisa waktunya dalam mengejar dunia. Seperti shalat, kadang mengerjakannya mendahului waktunya dan kadang mengakhirkannya, karena kepentingan dunia yang selalu menghantuinya takut luput darinya.
Abdullah bin 'Aun rahimahullah berkata:
«إنَّ مَـنْ كان قبْلنـَا كانوا يَجْعلُـونَ للـدنيا مـا فَضُـلَ عَـنْ ِآخـرتهـم، وإنّكـم تجعلـُون لآخـرتِكُـم مـَا فَضُـلَ عَـنْ دُنْيَاكـم»
"Sesungguhnya orang-orang sebelum kita, mereka menjadikan dunia, apa yang tersisa dari urusan akhirat mereka, dan sesungguhnya kalian, menjadikan untuk akhirat kalian, apa yang tersisa dari urusan dunia kalian." (Shifatush Shafwah, jilid 3 hlm. 101).
Sumber : http://islamport.com/w/trj/Web/5242/216.htm
AFM
Tulisan ini terinspirasi dari seseorang yang hampir setahun menemani dan mengawal beberapa konglomerat di negeri ini.
https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2021/01/mengejar-dunia.html
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.