Allah menyebutkan empat kisah di dalam surat Al-Kahf yang tidak kita jumpai dalam surat-surat yang lain yaitu,
1). Kisah para pemuda yang bersembunyi dalam gua.
2). Kisah pemilik dua kebun.
3). Kisah Nabi Musa bersama Khodhir.
4). Kisah Dzulqornain.
(Muhadhoroh Syaikh bin Jibrin)
Kisah pertama ujian karena agama, menyelamatkan diri dari fitnah kesyirikan dan kekufuran.
Ashabul kahfi, kisahnya mengajarkan bahwa manusia harus mempertahankan agamanya, sekalipun dia harus terusir dari kampung halamannya. Hijrah menjadi solusi bagi orang yang diuji keimanannya. Menyelamatkan agama adalah suatu kewajiban dan harga mati.
Kisah kedua ujian karena harta.
Shahibul Jannatain (pemilik kebun), kisahnya mengajarkan agar manusia tidak silau dengan harta, sehingga lebih memilih dunia dan meninggalkan agamanya. Bahkan Nabi tidak khawatir dengan kefakiran, namun Nabi khawatir ketika dibentangkan dunia kepada umatnya. Sehingga mereka berlomba-lomba mengejarnya yang berakibat pada kebinasaan. Tidak sedikit orang muslim yang menggadaikan aqidahnya untuk harta, jabatan, dan kedudukan.
Kisah ketiga ujian karena ilmu.
Kisah Musa & Khidir, kisahnya mengajarkan bahwa orang harus mendatangi sumber ilmu dan hidayah, dimanapun dia berada. Ilmu itu dicari dan didatangi, karenanya dalam Al Quran disebutkan dengan istilah Utul ‘Ilm (mendatangi ilmu). Dengan ilmu ia mampu membedakan yang haq dan yang batil, tauhid dan syirik, sunnah dan bid’ah dan yang lainnya.
Kisah keempat ujian karena kekuasaan.
Kisah Dzulqarnain, kisahnya mengajarkan bahwa bumi ini akan Allah wariskan kepada siapapun yang Allah kehendaki diantara hamba-Nya. Kekuasaan ini akan hadir jika 3 hal diatas (ujian agama, ilmu dan harta / kekuasaan) mampu dilaksanakan.
Ternyata semua itu ujian yang sering kita jumpai dalam kehidupan.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.