Banyak orang yang sangat memperhatikan penampilan lahiriah.
๐พ Ketika baju terkena sedikit noda, akan segera dicuci dan tidak rela membiarkan noda tadi membandel. Sejatinya perilaku seperti ini tidaklah mengapa.
๐ Sebab Islam memang menyukai penampilan yang indah dan mencintai kebersihan.
Dalam sebuah hadits sahih disebutkan,
ุฅَِّู ุงََّููู ุฌَู ٌِูู ُูุญِุจُّ ุงْูุฌَู َุงَู
“Sesungguhnya Allah Maha indah dan mencintai keindahan” [HR. Muslim dari Ibnu Mas’รปd radhiyallahu ’anhu]
๐พ Namun, amat disayangkan, kerap perhatian kita terhadap kebersihan luar tidak sebanding dengan perhatian kita terhadap kebersihan dalam.
Alias kita lebih memperhatikan penampilan lahiriah dibanding penampilan batin.
๐พ Padahal dampak buruk kotornya hati, jauh lebih berbahaya dibanding dampak kotornya baju. Sebab akan terasa hingga di akhirat.
๐ Perlu diketahui, bahwa sebagaimana noda di atas baju jika dibiarkan akan membandel.
Begitu pula halnya saat noda dalam hati tidak segera dibersihkan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan,
ุฅَِّู ุงْูุนَุจْุฏَ ุฅِุฐَุง ุฃَุฎْุทَุฃَ ุฎَุทِูุฆَุฉً ُِููุชَุชْ ِูู َْููุจِِู ُْููุชَุฉٌ ุณَْูุฏَุงุกُ، َูุฅِุฐَุง َُูู َูุฒَุนَ َูุงุณْุชَุบَْูุฑَ َูุชَุงุจَ ุณَُِูู َْููุจُُู، َูุฅِْู ุนَุงุฏَ ุฒِูุฏَ َِูููุง ุญَุชَّู ุชَุนَُْูู َْููุจَُู، ََُููู ุงูุฑَّุงُู ุงَّูุฐِู ุฐََูุฑَ ุงَُّููู: {ََّููุง ุจَْู ุฑَุงَู ุนََูู ُُูููุจِِูู ْ ู َุง َูุงُููุง َْููุณِุจَُูู}
“Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam.
Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus.
Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya."
Itulah penutup yang difirmankan Allah,
“Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka” [QS. Al-Muthaffifin: 4] [HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi]
Bukanlah aib manakala seorang hamba terjerumus kepada perbuatan dosa, sebab tidak mungkin manusia biasa suci dari dosa.
Namun aib itu bilamana setelah terjerumus kepada perbuatan dosa, seorang insan tidak segera memperbaikinya, malah justru ia semakin tenggelam dalam kubangan dosa.
Nabiyullah shallallahu ’alaihi wasallam menasehatkan,
ุงุชَِّู ุงََّููู ุญَْูุซُ ُْููุชَ، َูุฃَุชْุจِุนِ ุงูุณَِّّูุฆَุฉَ ุงْูุญَุณََูุฉَ ุชَู ْุญَُูุง
“Bertakwalah kepada Allah kapanpun dan di manapun engkau berada. Serta iringilah perbuatan buruk dengan kebajikan supaya ia bisa menghapuskannya” [HR. Tirmidzy dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinyatakan sahih oleh Al-Hakim]
๐ Mari kita berusaha untuk terus menerus menjaga kebersihan hati kita. Tidak hanya sekedar memperhatikan kebersihan pakaian luar kita!
ุงَُّูููู َّ ุขุชِ َْููุณِู ุชََْููุงَูุง، َูุฒََِّููุง ุฃَْูุชَ ุฎَْูุฑُ ู َْู ุฒََّูุงَูุง
“Ya Allah karuniakan ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya”. [HR. Muslim dari Zaid bin Arqam radhiyallahu’anhu]
✒ Ustadz Abdullah Zaen, Lc., Hafizhahullohu ta'ala
●●●➖๐ธ๐๐ธ๐๐ธ➖●●●
https://t.me/IslamAdalahSunnah/494
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.