Tauhid merupakan akidah paling mendasar yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Tak ada kewajiban didalam berislam yang melebihi kewajiban tauhid.
Karenanya Al-Qur'an mayoritas isinya berbicara tentang tauhid, peringatan terhadap syirik yang menjadi lawan tauhid, kedudukan orang-orang yang bertauhid, keadaan orang-orang yang meninggalkan tauhid, hak-hak tauhid, yang semua itu menjadi misi utama dakwah para nabi dan para Rosul.
Namun apakah bertauhid cukup dengan meyakini Allah sebagai satu-satunya pencipta, pemberi rezeki, pengatur alam, yang menghidupkan dan mematikan?
Simak penjelasan Al-'Allamah Abdurrohman bin Hasan Alu Syaikh rohimahullah beliau berkata,
"Hakikat tauhid bukan sekedar meyakini Allah semata sebagai pencipta seperti yang diakui oleh ahli kalam maupun kalangan tasawwuf. Menurut persangkaan mereka siapa yang menetapkan hal itu berarti telah menetapkan tauhid yang paling tinggi.
Pemahaman seperti itu tentu jauh dari kebenaran karena siapa saja yang mengakui sifat-sifat mulia bagi Allah, mensucikan-Nya dari segala hal yang tidak patut, mengakui hanya Allah yang menciptakan segala sesuatu, maka dia belum dianggap bertauhid hingga dirinya bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan hanya Allah yang pantas diberikan penghambaan."
(Fat-hul Majid 1/110 tahqiq Al-Utaibi)
Maka tauhid hakikatnya mengesakan Allah dalam seluruh penghambaan. Dengan kata lain, memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata, meyakini hanya Allah yang kuasa mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot, hanya Allah yang menjadi tujuan bergantung dan sandaran hati.
Tidak ada satu pihak pun yang patut diberikan penghambaan selain Allah, tidak ada satu pihak pun yang kuasa mendatangkan keberuntungan dan menolak bahaya selain Allah, tidak ada satu pihak pun yang mengetahui perkara ghoib selain Allah, tidak ada satu pihak pun yang menjadi sandaran hati selain Allah, dan tidak boleh seseorang mengadakan loyalitas dan permusuhan kecuali karena Allah.
Sebab itu Allah melabeli musyrik kepada orang-orang yang mengakui Allah sebagai Tuhan tetapi mereka juga menyekutukan Allah dalam penghambaan.
Allah ta'ala berfirman,
وما يؤمن أكثرهم بالله إلا وهم مشركون
"Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan musyrik mempersekutukan Allah (dengan sesembahan-sesembahan yang lain)." (Yusuf: 106)
Sebanyak apapun ibadah dan ketaatan yang dikerjakan seorang hamba dari ibadah sholat, puasa, zakat, haji, umroh, sedekah, dakwah, berbakti kepada orang tua, apabila tidak dibangun di atas tauhid dan membersihkan hati dari syirik, maka semua itu tidak akan berguna di sisi Allah.
Jangan surut dari belajar tauhid, mengamalkannya dan mendakwahkannya kepada manusia. Bersabarlah, meski di sana banyak suara-suara sumbang yang melontarkan tuduhan radikal dan wahabi.
Semua tuduhan itu tipu daya syaithon yang hendak memelihara kedunguan dan mengambil pelindung selain Allah. Ibarat laba-laba yang membuat rumah, padahal rumah laba-laba adalah rumah yang paling rapuh sekiranya mereka mengetahui.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.