Allah ta'ala berfirman,
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
"Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (Thaha: 14)
Perintah mendirikan shalat adalah dengan menghadirkan hati dan meniru cara shalatnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Bukan sekedar gerakan fisik dan rutinitas belaka.
Huruf lam dalam frasa "lidzikri" pada firman Allah di atas berfungsi sebagai ta'lil yang menunjukkan peruntukkan atau alasan.
Syaikh Al-'Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Si'di -rahimahullah- berkata,
وقوله: { لِذِكْرِي } اللام للتعليل أي: أقم لأجل ذكرك إياي لأن ذكره تعالى أجل المقاصد وهو عبودية القلب وبه سعادته فالقلب المعطل عن ذكر الله معطل عن كل خير
"Firman Allah "lidzkri" lam di sini lam ta'lil maknanya dirikanlah shalat untuk tujuan mengingat Aku. Karena mengingat Allah yang Maha Tinggi adalah tujuan yang paling agung dan ia merupakan ibadahnya hati yang dengannya akan mendatangkan kebahagiaan. Maka hati yang berpaling dari mengingat Allah pertanda kosongnya ia dari seluruh kebaikan."
(Taisirul Karim hlm. 503)
Maka shalatlah untuk mengingat Allah sehingga kita ingat diri, ingat tujuan hidup, bukan meninggalkan shalat dengan alasan sudah mengingat-Nya.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.
