Ada sebagian manusia yang hobinya melaknat dan mencela penguasa muslim. Mereka pun mencela orang atau ustadz yang tidak melaknat, menghina dan mencela sebagaimana mereka.
Mereka katakan penjilat, antek-antek penguasa, cari aman dan bahkan mereka katakan munafik kepada orang atau ustadz yang hanya duduk di majlis ilmu tidak keluar bersama mereka mencela pemimpin di mimbar-mimbar bebas, seperti dipanggung demontrasi misalkan.
Kita bertanya, sebenarnya yang munafik itu siapa? Yang duduk belajar ilmu agama atau yang keluar untuk mendemo dan mencela pemerintah?
Menurut Nabi shalallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya, yang munafik itu adalah orang yang melaknat dan mencela pemimpin muslim.
Berkata Abi mushbih aljuhami alhumashi rahimahullah :
ﺟﻠﺴﺖ ﺇﻟﻲ ﻧﻔﺮ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻓﻴﻬﻢ
ﺷﺪﺍﺩ ﺃﺑﻦ ﺃﻭﺱ، ﻗﺎﻝ: ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ: ﺇﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺎل:ﺇﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻟﻴﻌﻤﻞ ﺑﻜﺬﺍ ﻭﻛﺬﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻴﺮ، ﻭﺇﻧﻪ
ﻟﻤﻨﺎﻓﻖ
ﻗﺎﻟﻮﺍ: ﻭﻛﻴﻒ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻨﺎﻓﻘﺎً ﻭﻫﻮ ﻣﺆﻣﻦ؟
ﻗﺎﻝ: ﻳﻠﻌﻦ ﺃﺋﻤﺘﻪ ﻭﻳﻄﻌﻦ ﻋﻠﻴﻬﻢ . (ابن بشران في أمالية )
"Seseorang dari sahabat Nabi duduk di dekatku dan diantara mereka ada Syaddaad bin Aus, mereka berkata : Sesungguhnya Rasulullah bersabda : Sungguh ada lelaki yang beramal shaleh ini dan itu namun sesungguhnya dia seorang MUNAFIK. Shahabat bertanya : bagaimana dia munafik padahal dia seorang mukmin? Nabi berkata : Dia MELAKNAT dan MENCELA pemimpin mereka". (Riwayat Ibnu Basyran).
Abu Darda radhiyallahu anhu berkata :
إن أول نفاق المرء طعنه على إمامه
( البيهقي في شعب الإيمان وابن عبد البر في التمهيد )
"Sesungguhnya awal dari kemunafikan seseorang adalah mencela pemimpinnya". (Riwayat Baihaqi di Syu'abul Iman).
AFM
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.
