Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, December 7, 2022

HARAM Bom Bunih Diri Dalam Rangka Jihad

HARAM Bom Bunih Diri Dalam Rangka Jihad
Bismillah...

Meledakkan diri sendiri untuk membunuh segerombolan orang kafir adalah haram dalam syariat islam. Apatah lagi yang terbunuh bukan orang kafir, namun justru kaum muslimin sendiri.

Sebagian orang yang sudah tercuci otaknya dengan pemikiran khawarij mengqiyaskan kebenaran perbuatannya dengan Ghulam Al Ukhdud. Ini merupakan qiyas yang batil. Karena dia tidak membunuh dirinya dengan tangannya, tapi dengan tangan si raja yang kafir. Begitu juga tidak bisa diqiyaskan dengan kisah Al Barra’ Radhiyallahu ‘anhu atau hadits yang membolehkan menyelinap dan menerobos ke pertahanan musuh.

Syekh Muhammad Sholeh Al Munajed hafidzahullah ditanya :

ما حكم تفجير الإنسان نفسه ليقتل مجموعة من الأعداء الكفار، بما يسمى العمليات الاستشهادية؟

"Apa hukum seseorang meledakkan dirinya sendiri untuk membunuh sekian orang musuh dari orang-orang kafir?"

Beliau menjawab : 

تفجير النفس انتحار محرم لقوله تعالى ( وَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ) النساء/29 ، وقوله صلى الله عليه وسلم : (.. من قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا ) . رواه البخاري ( 5442 ) ومسلم ( 109 ) .

ولا يمكن قياس هذا على غلام الأخدود؛ لأنه لم يقتل نفسه بيده ، وإنما بيد الملك الكافر، ولا على قصة اقتحام البراء رضي الله عنه، ولا حديث الانغماس في العدو حاسرا؛ لذات السبب؛ ولأن هذه الحالات يوجد فيها احتمال النجاة بخلاف تفجير النفس ، بالإضافة لما يؤدي إليه هذا التفجير أحيانا من ذهاب النفس بلا فائدة أو فائدة قليلة أو ذهاب أبرياء أو التسبب في انتقام مضاعف من العدو.

"Meledakkan diri adalah pengorbanan yang haram berdasarkan firman Allah Ta’aala “Dan jangan kalian membunuh diri kalian sendiri.” (Qs. An-Nisaa’; 29) dan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Barangsiapa membunuh dirinya dengan besi maka besinya di tangannya. Dia akan menyakiti perutnya sendiri di neraka jahannam kekal di dalamnya selama-lamanya."” HR. Al Bukari (5442) dan Muslim (109)

"Persoalan ini tidak mungkin diqiyaskan dengan ghulam Al Ukhdud karena dia tidak membunuh dirinya dengan tangannya, tapi dengan tangan si raja yang kafir. Begitu juga tidak bisa diqiyaskan dengan kisah Al Barra’ Radhiyallahu ‘anhu atau hadits (akan bolehnya) menyelinap ke pertahanan musuh, karena alasan yang sama. Dan karena kondisi ini terdapat kemungkinan selamat, berbeda dengan meledakkan diri. Ditambah lagi perbuatan ini seringkali berakibat hilangnya nyawa tanpa faidah sama sekali atau faidah yang didapat sedikit, atau terbunuh karenanya orang-orang yang tidak berdosa, atau menjadi sebab musuh membalas dengan membabi buta". (Al Islam Sual Wa Jawab No 217995).

Asy-Syaikh Al ‘Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullah saat ditanya :

ما حكم من يلغم نفسه ليقتل بذلك مجموعة من اليهود؟

"Apa hukum orang yang meledakkan dirinya untuk membunuh sekian orang-orang yahudi?"

Beliau menjawab :

الذي أرى وقد نبهنا غير مرة أن هذا لا يصح، لأنه قتل للنفس، والله يقول: (ولا تقتلوا أنفسكم)، ويقول النبي -صلى الله عليه وسلم-: (من قتل نفسه بشيء عذب به يوم القيامة)، [رواه البخاري ( 5700 ) ومسلم ( 110 )] ... وإذا شرع الجهاد جاهد مع المسلمين، وإن قتل فالحمد لله، أما أنه يقتل نفسه يحط اللغم في نفسه حتى يقتل معهم! هذا غلط لا يجوز)

"Menurut saya, dan saya telah mengingatkan hal ini tidak hanya sekali. Perbuatan ini tidak benar. Karena ini bunuh diri sedangkan Allah berfirman, “Dan jangan kalian membunuh diri kalian sendiri.” (Qs. An-Nisaa’; 29) dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa membunuh dirinya dengan sesuatu dia akan diazab dengannya nanti di hari kiamat.” HR. Al Bukhari (5700) dan Muslim (110)… apabila jihad disyariatkan pergilah berjihad bersama muslimin. Dan apabila terbunuh alhamdulillah. Adapun dia membunuh dirinya, memasang bom pada tubuhnya sampai dia terbunuh bersama mereka, ini keliru. Tidak boleh!"

(Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab No 217995)

Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah :

فأجاب بقوله: نرى أن العمليات الانتحارية التي يتيقن الإنسان أنه يموت فيها حرامٌ، بل هي من كبائر الذنوب؛ لأن النَّبي - صلى الله عليه وسلم - أخبر بأنَّ (من قتل نفسه بشيء في الدنيا عُذِّب به يوم القيامة) [رواه البخاري ( 5700 ) ومسلم ( 110 )] ولم يستثنِ شيئًا بل هو عامٌّ؛ ولأنَّ الجهاد في سبيل الله المقصودُ به حماية الإسلام والمسلمين، وهذا المنتَحر يُدمِّر نفسه وُيفقَد بانتحاره عضو من أعضاء المسلمين، ثمَّ إنَّه يتضمن ضررًا على الآخرين؛ لأنَّ العدو لن يقتصر على قتل واحد، بل يقتل به أُمماً إذا أمكن؛ ولأنه يحصل من التضييق على المسلمين بسبب هذا الانتحار الجزئي الذي قد يقتل عشرة أو عشرين أو ثلاثين، يحصل ضررٌ عظيم، كما هو الواقع الآن بالنسبة للفلسطينيين مع اليهود.

وقولُ من يقول عن هذا: جائز، ليس مبنيًّا على أصل، إنما هو مبني على رأي فاسد في الواقع؛ لأنَّ النتيجة السيئة أضعاف أضعاف ما يحصل بهذا، ولا حجَّة لهم في قصَّة البراء بن مالك- رضي الله عنه - في غزوة اليمامة حيث أَمر أصحابه أن يُلْقُوه من وراء الجدار ليفتح لهم الباب ، فإن قصة البراء ليس فيها هلاكٌ محقق ولهذا نجا وفتح الباب ودخل الناس، فليس فيها حُجَّة) انتهى من مجموع فتاوى ورسائل العثيمين (25/ 358) 

"Kami berpendapat, bahwa perbuatan tersebut, yang dia yakin akan mati dengannya, adalah Haram. Bahkan termasuk dosa besar. Karena Rasulullah rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda:

“Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri di dunia, maka dia akan disiksa dengan cara dia membunuh dirinya kelak di Neraka."” [Bukhari dan Muslim].

"Beliau shalallahu alaihi wasallam tidak mengecualikan sedikit pun dalam hadis di atas. Bahkan beliau shalallahu alaihi wasallam menghukumi dengan umum (segala bentuk cara membunuh dirinya).

Kemudian amalan jihad di jalan Allah tujuannya adalah untuk menjaga kemuliaan Islam. Namun melakukan bom bunuh diri justru akan menghancurkan dirinya, dan akan menyebabkan Dharar (bahaya) terhadap kaum Muslimin. Juga akan membahayakan orang lain, karena musuh tidak akan cukup, jika membunuh satu orang. Bahkan akan membunuh dengan jumlah yang banyak, jika memungkinkan. Kemudian dalam aksi tersebut akan menyebabkan kaum Muslimin dikucilkan dan dituding dengan tudingan yang jelek, dengan sebab perbuatan bom bunuh diri tersebut. Yang dia barangkali akan bisa membunuh sepuluh, atau dua puluh, atau tiga puluh orang, tetapi akibatnya justru lebih berbahaya, sebagaimana itu terjadi di negeri Palestina terhadap orang Yahudi.

Sehingga pendapat yang mengatakan, bahwa aksi bom bunuh diri itu boleh, adalah pendapat yang tidak dibangun di atas dasar yang benar, justru dibangun di atas pemikiran yang rusak dan keliru secara kenyataannya. Dikarenakan hasil yang muncul justru keburukan yang jauh lebih jelek dari sebelumnya. Kemudian tidak ada hujjah sama sekali atas apa yang mereka lakukan, dengan kisahnya Al Bara bin Malik dalam pertempuran Yamamah, ketika beliau menyuruh sahabatnya untuk melemparkannya ke dalam benteng musuh, untuk membuka pintu benteng tersebut. Kisah di atas tidak bisa dijadikan hujjah, karena itu bukan upaya bunuh diri, bahkan ada kemungkinan untuk selamat. Dan beliau selamat dalam pertempuran tersebut, dan membuka pintu, sehingga kaum Muslimin bisa masuk ke dalam benteng tersebut. Maka kisah di atas tidak ada hujjah untuk membenarkan perbuatan tersebut". [Lihat Majmu’ Fatawa dan Rosail Al Ustaimin: 25 / 358]. 

(Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab No 217995).


AFM


https://www.facebook.com/903924823277358/posts/pfbid0Zsm7ACQMUFD6vgofKEG6QgL84QHMNChTT9gJpjuuh1oxe3m3HrFCyeyKwEVBAme9l/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive