Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, December 7, 2022

Kafir dan Syirik Bagi Orang Yang Menjadikan Mayyit Sebagai Wasilah

Kafir dan Syirik Bagi Orang Yang Menjadikan Mayyit Sebagai Wasilah
Bismillah...

Kafir dan Syirik Bagi Orang yang menjadikan mayyit sebagai wasilah (jembatan/perantara) doa antara dia dengan Allah..!!

Orang yang mengatakan,

"Kita bertawassul kepada mayyit/ruh mayyit dengan menjadikan mayyit/ruh mayyit sebagai wasilah (jembatan/perantara) doa antara kita kepada Allah agar doa kita didengar dan diijabah oleh Allah Azza Wa Jalla karena kedudukan si Mayyit/ruh mayyit"

Ini sebenarnya sedang mengakui kesyirikannya sendiri, karena makna terselubung dari kata-kata tersebut adalah,

"Saya MEMINTA DAN MEMOHON PERTOLONGAN kepada mayyit/ruh mayyit untuk mendatangkan kemanfaatan menjadi jembatan atau perantara MENGANTARKAN doa kepada Allah, yang dengannya Allah baru mendengar dan mengabulkan permintaan doa"

Ini mengandung Kekafiran dan Syirik Akbar berlapis-lapis dengan 3 alasan,

[1] Ia meminta dan memohon pertolongan kepada selain Allah Azza Wa Jalla Meminta dan memohon pertolongan masuk ke dalam doa istighatsah dan Isti’anah

Istighatsah yaitu meminta/memohon ghauts (penyelamatan) dan dipakai pula dalam makna nushrah (pertolongan)

Isti'anah, meminta/memohon ma’unah (pertolongan) atau kemenangan atas segala sesuatu

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ 

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

- QS Al Fatihah [1] : 5

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

بَلۡ إِيَّاهُ تَدۡعُونَ فَيَكۡشِفُ مَا تَدۡعُونَ إِلَيۡهِ إِن شَآءَ وَتَنسَوۡنَ مَا تُشۡرِكُونَ 

Hanya kepada-Nya kamu minta tolong Jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa (bahaya) yang kamu mohonkan kepada-Nya, dan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)".

- QS Al An’am [6] : 41

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ 

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu

- QS Al Anfal [8] : 9

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Bila kau meminta, mintalah kepada Allah dan bila kamu meminta pertolongan, mintalah kepada Allah

- HR Tirmidzi no 2440 | 2516 dan Ahmad no 2537, 2627, 2666 

Dan barangsiapa yang memalingkannya kepada selain Allah Azza Wa Jalla, maka ia telah berbuat Syirik Akbar, KARENA doa adalah ibadah dan ibadah tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah Azza Wa Jalla

Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam firman-Nya,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ 

Dan Rabbmu berfirman : "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah (beribadah kepada)-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina

- QS Ghafir [40] : 60

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Doa adalah ibadah” Kemudian beliau membaca : “Dan Rabbmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" (QS Ghafir [40] : 60

- HR Abu Dawud no 1264 | no 1479, Tirmidzi no 2895, 3170, 3294 | no 2969, 3274, 3372, Ibnu Majah no 3818 | no 3828 dan Ahmad no 17629, 17660, 17665, 17705, 17709

[2] Dia juga telah melakukan Syirik Akbar dalam perkara Ta'thil (meniadakan) baik itu kepada Dzat-Nya, kekhususan perbuatan-Nya ataupun Sifat-Nya, dengan mengatakan bahwa Allah Azza Wa Jalla itu tuli, YANG baru mengetahui dan mendengar doa seseorang jika diantarkan oleh mayyit, dan mengatakan bahwa Allah Azza Wa Jalla itu pelit, YANG baru mengetahui dan mengabulkan doa seseorang jika diantarkan oleh mayyit Padahal Dia Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Memberi

Kekafiran Syirik Ta’thil (meniadakan) baik itu kepada Dzat-Nya, kekhususan perbuatan-Nya ataupun Sifat-Nya, sebagaimana Fir’aun –laknatullah- yang melakukan Syirik Ta’thil (meniadakan) kepada Allah dengan mengaku dirinya sebagai Allah, Rabb semesta alam, dan melakukan Syirik Ta’thil (meniadakan) dengan meniadakan atau menolak sifat-Nya yang di atas langit, yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala sifatkan kepada diri-Nya sendiri

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ (24) فَأَخَذَهُ ٱللَّهُ نَكَالَ ٱلۡأٓخِرَةِ وَٱلۡأُولَىٰٓ (25)

(Fir’aun) berkata : “Akulah Rabbmu yang paling tinggi Maka Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan siksaan di dunia

- QS An Naziat [79] : 24-25

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَأُ مَا عَلِمۡتُ لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرِي فَأَوۡقِدۡ لِي يَٰهَٰمَٰنُ عَلَى ٱلطِّينِ فَٱجۡعَل لِّي صَرۡحٗا لَّعَلِّيٓ أَطَّلِعُ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُۥ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ (38)

Fir‘aun berkata, “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Rabb bagimu selain aku Maka bakarlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta

- QS Al Qashash [28] : 38

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ يَٰهَٰمَٰنُ ٱبۡنِ لِي صَرۡحٗا لَّعَلِّيٓ أَبۡلُغُ ٱلۡأَسۡبَٰبَ (36) أَسۡبَٰبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ فَأَطَّلِعَ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُۥ كَٰذِبٗاۚ وَكَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِفِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ وَصُدَّ عَنِ ٱلسَّبِيلِۚ وَمَا كَيۡدُ فِرۡعَوۡنَ إِلَّا فِي تَبَابٖ (37)

Dan Fir‘aun berkata, “Wahai Haman! Buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Rabbnya Musa, tetapi aku tetap memandangnya seorang pendusta” Dan demikianlah dijadikan terasa indah bagi Fir‘aun perbuatan buruknya itu, dan dia tertutup dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir‘aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian

- QS Ghafir [40] : 36-37

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah (wafat 751 H) berkata,

"Kesyirikan ada dua macam, yang pertama kesyirikan dalam bentuk ta'thil (peniadaan), dan kesyirikan ini merupakan jenis kesyirikan yang paling jelek lagi buruk, seperti kesyirikannya Fir'aun yang mengatakan : "Siapa Rabb semesta alam itu ?” Begitu juga ucapannya kepada Haman yang dinukil oleh Allah ta'ala didalam firmanNya,

“Dan Fir‘aun berkata, “Wahai Haman! Buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Rabbnya Musa, tetapi aku tetap memandangnya seorang pendusta (QS Ghaafir [40] : 36-37)

Kesyirikan dan Ta'thil adalah dua perkara yang sangat erat kaitannya, karena setiap musyrik pasti mu'aththil (meniadakan), begitu juga sebaliknya setiap mu'athil pasti musyrik Akan tetapi, kesyirikan tidak melazimkan adanya pokok ta'thil, tapi, bisa jadi orang yang berbuat kesyirikan masih mengakui keberadaan Allah Ta'ala dan Shifat-Shifat-Nya, hanya saja, dirinya meniadakan hak pengesaan kepada Allah Sedangkan fondasi kesyirikan serta kaidah yang kembali semua permasalahan padanya ialah melakukan ta'thil"

- Jawabul Kaafi, hlm 310

[3] Kekafiran Kesyirikan ini juga sebagaimana kafirnya Kristen yang meminta dan memohon pertolongan kepada seseorang yang tidak hadir di hadapannya yaitu Nabi Isa alaihissalam, dan juga kafirnya Yahudi yang memohon dan meminta pertolongan kepada Mayyit, yaitu Uzair

Kafirnya Nashrani yang menyeru (berdoa) kepada selain Allah yaitu kepada Nabi Isa alaihis salam dan Maryam agar dapat mendatangkan keberkahan, keselamatan, kemanfaatan, perlindungan dan pertolongan atau menolak kemudaratan, yang secara bersamaan waktunya mereka juga menyeru (berdoa) kepada Allah dan meyakini, membenarkan dan mengimani bahwa Allah adalah Sang Pencipta

SEBAGAIMANA JUGA Kafirnya Yahudi yang menyeru (berdoa) kepada selain Allah yaitu kepada Uzair agar dapat mendatangkan keberkahan, keselamatan, kemanfaatan, perlindungan dan pertolongan atau menolak kemudaratan, yang secara bersamaan waktunya mereka juga menyeru (berdoa) kepada Allah dan meyakini, membenarkan dan mengimani bahwa Allah adalah Sang Pencipta

DAN JUGA SEBAGAIMANA JUGA Kafirnya orang Musyrik yang menyeru (berdoa) kepada selain Allah, yaitu kepada Jin, Malaikat, orang shalih yang telah wafat dan berhala-berhala lainnya agar dapat mendatangkan keberkahan, keselamatan, kemanfaatan, perlindungan dan pertolongan atau menolak kemudaratan, yang secara bersamaan mereka meyakini, membenarkan dan mengimani bahwa Allah adalah Sang Pencipta

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

قُلِ ٱدۡعُواْ ٱلَّذِينَ زَعَمۡتُم مِّن دُونِهِۦ فَلَا يَمۡلِكُونَ كَشۡفَ ٱلضُّرِّ عَنكُمۡ وَلَا تَحۡوِيلًا (56) أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ يَبۡتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ ٱلۡوَسِيلَةَ أَيُّهُمۡ أَقۡرَبُ وَيَرۡجُونَ رَحۡمَتَهُۥ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُۥٓۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحۡذُورٗا (57)

Katakanlah (Muhammad), “Panggillah mereka yang kamu anggap sebagai ilah (tuhan) selain Allah, mereka tidak kuasa untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula mampu mengubahnya” Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah)

- QS Al Isra [17] : 56

Tafsir Muyassar,

Katakanlah Wahai Rasul, kepada kaum Musyrikin, “Sesungguhnya sesembahan-sesembahan yang kalian seru untuk menyingkirkan mudarat dari kalian, mereka tidak memiliki kemampuan untuk itu, dan tidak kuasa untuk mengalihkannya dari kalian kepada orang lain, dan tidak kuasa memindahkannya dari satu kondisi ke kondisi lainnya Dzat Yang Mahakuasa untuk itu, Dia-lah Allah semata” Ayat ini berlaku umum terhadap semua yang diseru selain Allah, baik yang sudah mati maupun berada di tempat yang jauh, baik dari kalangan para Nabi maupun orang-orang shalih atau lainnya (jin dan malaikat), dengan istilah meminta tolong, doa atau memohon lainnya Tidak ada ilah yang haq untuk disembah dan diibadahi kecuali Allah

- Tafsir Muyassar, I/877

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat 774 H), beliau berkata,

Mengenai firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala “Panggilah mereka yang kamu anggap (ilah) selain Allah” Al Aufi bercerita dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Dulu, orang-orang Musyrik berkata, “kami menyembah (beribadah kepada) Malaikat, Isa dan Uzair, dan yang mereka seru (untuk memohon/berdoa) itu adalah Malaikat, Isa Uzair”

Adapun firman-Nya, “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb” Al Bukhari meriwayatkan dari Sulaiman bin Mahran Al A’masy, dari Ibrahim, dari Abu Mu’ammar, dari Abdullah bin Mas’ud mengenai firman Allah Ta’ala, “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb” ia berkata,

Yakni Sebagian kelompok dari bangsa Jin disembah manusia Lalu bangsa jin tersebut masuk Islam (HR Bukhari no 4345, 4346 | Fathul Bari no 4714, 4715)

As Saddi telah meriwayatkan dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas sehu­bungan dengan Firman-Nya, “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) (Al Isra [17] : 57)” Bahwa yang dimaksud ialah ISA, IBUNYA, DAN UZAIR

Mughirah telah meriwayatkan dari Ibrahim bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah ISA, UZAIR, MATAHARI, DAN BULAN

- Tafsir min Ibnu Katsir, V/178-179

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah (wafat 1376 H) berkata,

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Katakanlah (Muhammad)” kepada kaum MUSYRIKIN yang telah menjadikan tandingan (sekutu) bagi Allah, mereka beribadah kepada tandingan-tandingan (sekutu-sekutu) itu sebagaimana peribadahan mereka kepada Allah, BERDOA KEPADA TANDINGAN-TANDINGAN (SEKUTU-SEKUTU) ITU SEBAGAIMANA MEREKA BERDOA KEPADA ALLAH DISERTAI TUNTUTAN KEHARUSAN KEPADA MEREKA UNTUK MENGOREKSI APA YANG MEREKA SANGKA DAN YAKINI JIKA MEREKA BENAR “Panggillah mereka yang kamu anggap” Sesembahan selain Allah Lantas, saksikanlah apakah mereka mampu memberi manfaat atau menolak bahaya dari kalian ?”

Kemudian Allah Ta’ala juga memberitahukan bahwasannya sesembahan selain Allah –yang disembah orang-orang musyrik itu- sibuk sendiri sehingga lalai dari mereka, bersamaan dengan perhatian mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari sarana (wasilah) untuk itu (mendekatkan diri kepada Allah) Maka Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang yang mereka seru itu” Dari KALANGAN PARA NABI, ORANG-ORANG SHALIH MAUPUN MALAIKAT “mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah)” maskudnya mereka berlomba-lomba dalam mendekatkan diri kepada Rabbnya Mereka mengerahkan segala kemampuan berupa amal-amal shalih yang bisa mendekatkan diri kepada Allah dan kepada rahmat-Nya

- Taisir Al Karim Ar Rahman As Sa’di, IV/266-267


Atha bin Yussuf


https://wwwfacebookcom/100081182600047/posts/pfbid02RWDEJgK6fcfLD37BS2dWFVU2JZUkRsUh62dYY81R5JrSx7Hjp7HkxQmSDcBZk3Nsl/

===============================

Wallahu a'lam bishawab

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“ [HR Muslim, 3509]

Jazaakumullahu khairan


Share:

Popular Posts

Blog Archive