Tidak setiap yang kita tau harus langsung kita sampaikan dan tidak pula harus diketahui setiap orang. Karena segala sesuatu ada pertimbangan maslahat dan mafsadahnya. Ini yang disebut hikmah.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
ومن يؤت الحكمة فقد أتي خيرا كثيرا
“Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur’an dan As-Sunnah) maka sungguh ia telah dikaruniai kebaikan yang sangat banyak.” (QS. Al-Baqarah: 269)
Diantara tanda kefaqihan seseorang ia mampu menakar ucapannya, kapan ia sampaikan dan diungkapkan dengan ibarat yang tepat.
Syaikh Al-'Allamah Shalih Al-Fawzan hafidzhahullah berkata,
إذا كان قول الحق في غير محله وفي غير وقته وبغير الأسلوب المناسب فإنه يسبب مفسدة
“Ucapan yang haq apabila disampaikan bukan pada tempatnya, bukan pada waktunya, bukan dengan cara pengungkapan yang tepat, maka akan mengundang mafsadah.” (Ni'matul Amni hlm. 34)
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.