Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, December 2, 2022

Jangan Terbalik Antara Ungkapan "Maasyaallah" dan "Baarakallahu Fik"

Jangan Terbalik Antara Ungkapan "Maasyaallah" dan "Baarakallahu Fik"
Bismillah...

Syaikh Al-'Allamah Al-Utsaimin -rahmatullah 'alaih- berkata,

إذا رأى الإنسان ما يعجبه في ماله فليقل ما شاء الله لا قوة إلا بالله كما في قصة صاحب الجنتين حين قال له صاحبه

Apabila seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan pada harta miliknya maka hendaklah dia ucapkan, "Maasyaallah laa quwwata illaa billaah" (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah), ini sebagaimana dalam kisah pemilik dua kebun ketika temannya berkata kepadanya,

ولو لا إذ دخلت جنتك قلت ما شاء الله لا قوة إلا بالله

Dan mengapa kamu tidak mengatakan tatkala kamu memasuki kebunmu maasyaallah laa quwwata illaa billaah.” (QS. Al-Kahf: 39)

Sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah di dalam tafsirnya terhadap ayat ini,

أي هلا إذ أعجبتك حين دخلتها ونظرت إليها، حمدت الله ما أنعم به عليك وأعطاك من المال والولد ما لم يعطه غيرك، وقلت ما شاء الله لا قوة إلا بالله، ولهذا قال بعض السلف: من أعجبه شيء من حاله أو ماله أو ولده، فليقل: ما شاء الله لا قوة إلا بالله، وهذا مأخوذ من هذه الآية الكريمة.

Maksud ayat ini, tidakkah Anda memuji Allah atas nikmat yang Allah berikan kepadamu yang tidak diberikan kepada orang lain berupa harta dan keturunan dengan mengucapkan ‘Māsyā Allāh, lā quwwata illā billāh (masyaallah, tidak ada kekuatan, kecuali milik Allah)’, saat Anda masuk ke kebun itu dan memandangnya? Oleh karenanya, sebagian ulama salaf mengatakan, ‘Jika kalian takjub dengan sesuatu, entah itu berupa keadaan, harta atau anaknya, hendaknya kalian mengucapkan, ‘Māsyā Allāh, lā quwwata illā billāh.’ Pesan ini diambil dari ayat diatas.”

هذا إذا رأى الشيء في ماله إن رآه في غيره فليقل بارك الله عليه أو كلمة نحوها

Ini jika yang dia lihat itu harta miliknya. Namun apabila yang dia lihat itu harta milik orang lain, maka hendaklah dia ucapkan, "Baarakallah 'alaih" (semoga Allah memberkahinya) atau ungkapan yang semisal." (Fatawa Nur 'Alad Darb no. 321)

Ungkapan yang semisal seperti baarakallahu fik atau Allah yubaarik fik (semoga Allah memberkahimu) ketika kagum melihat orang lain sebagaimana petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada Amir bin Rabi'ah untuk mendoakan KEBERKAHAN tatkala dirinya kagum melihat Sahl bin Hunaif.

Dari Abdillah bin Amir bin Rabiah, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ

Apabila kalian melihat ada sesuatu yang mengagumkan pada saudaranya atau dirinya atau hartanya, hendaknya dia mendoakan KEBERKAHAN untuknya. Karena serangan ain itu benar“. (HR. Ahmad 15700, Bukhari dalam at-Tarikh 2/9, An Nasa’i no. 10872)

Dengan demikian ketika kagum melihat kenikmatan pada orang lain adalah dengan mendoakan KEBERKAHAN atasnya, BUKAN mengucapkan, "Maasyaallah!",  karena itu menyelisihi sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana yang disampaikan para ulama.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02ZoH9WnSdG3VqS7NywXdtNwHMfrXKHoJ9vqEwi6UXoSts3aEv7UkmPeXRPwYZuzTVl&id=100001764454087

https://t.me/manhajulhaq

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive