Saya adalah orang yang tidak pernah termakan buaian gelar "KYAI" karena KYAI itu BELUM TENTU berilmu.
Buktinya, gelar KYAI itu disematkan kepada Kerbau, yaitu Kyai Slamet. Disematkan juga kepada kuda, yaitu Kyai Gagak Rimang. Disematkan juga kepada keris, yaitu Kyai Joko Piturun dan sebagainya. Dan disematkan juga kepada gamelan, yaitu Kyai Gunturmadu. DAN SEBAGAINYA.
KYAI / KIAI itu secara harfiah adalah dikultuskan dan disakralkan.
Hanya orang bodohlah yang percaya gelar KYAI itu menunjukkan orang berilmu.
Jadi mulai sekarang, jangan mau dibodoh-bodohi dengan gelar "KYAI" dan ngga perlu memandang orang dari gelarnya, tapi lihatlah dari Aqidah dan amalannya. Jika Aqidahnya rusak, maka tinggalkanlah. Jika amalannya rusak seperti mengamalkan sesuatu yang mengandung Kesyirikan dan kebidahan, maka tinggalkanlah.
Jika mengaku atau dianggap sebagai KYAI tapi tidak sholat, tidak mengingatkan kewajiban sholat hingga mengaku mengetahui HAL GHAIB juga tinggalkanlah.
Sekian...
Atha bin Yussuf
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.
