Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Sunday, January 8, 2023

[Mudahanah] Bermudahan Dengan Kemungkaran

[Mudahanah] Bermudahan Dengan Kemungkaran
Bismillah...

Mungkin sudah terbiasa menyaksikan kemunkaran demi kemunkaran terjadi secara massal di lingkungan kita. Dan, terbiasa mendiamkannya. Bahkan, mengajak orang untuk shalat saja rasanya sungkan. Lebih menyedihkan lagi, mengatur anak kecil berisik di masjid saja tidak berani. Ini menunjukkan lemahnya iman. Terbiasa diam dengan kemunkaran di sekitar. 

Sebagian menuding mereka yang bersabar dengan 'kezaliman' pemerintah dengan sebutan 'penjilat', tidak nahi munkar terhadap orang zalim dan seterusnya. Dan apakah para penuding tersebut adalah sample teladan dalam mengubah lingkungan sekitarnya dengan baik nan Islami? Jika para penuding tersebut adalah ksatria medsos, maka tentu mudah ceploskan tudingan pada para penyabar bahkan asatidzah. 

Kemudian, Rasulullah dahulu kala ditawarkan oleh beberapa orang musyrik, agar main fair-fairan. Bagaimana permainannya? Rasulullah nyembah patung sekian masa, kemudian kaum musyrikin nyembah Allah sekian masa. Atau dibalik. Intinya main fair-fairan, untuk berhenti dakwah tauhid. 

Tapi Allah melarang Rasulullah ber-mudahanah. Dilarang ikutan trik mereka karena tujuan mereka agar beliau tidak bisa nahi munkar lagi, tidak bisa mengingkari kesyirikan lagi. Kalau ikut permainan mereka, maka nanti saat mau mengingkari kesyirikan, bakal jadi ga enakan. Mereka akan berdalih, "Lho, kamu sendiri gitu kok?! Lho, kamu kan pernah nyembah sesembahan kami juga?!"

Hikmahnya besar rupanya, dahulu diusia muda, Rasulullah tidak ikutan nyembah patung, tidak ikutan kongkow bareng di party, tidak ikutan minum khamr. Jadi, track record beliau bersih. Itu adalah kekuatan tersendiri sehingga kaum musyrikin tidak bisa 'poisoning the well' ketika menentang dakwah Rasulullah. Tudingan-tudingan mereka tidak 'dulu kamu juga bandel', melainkan tudingan yang tak terbukti, seperti 'Penyair', 'Dukun', 'Orang Gila' dll. Semua itu secara fitrah orang Arab, mengetahui tidak matching dengan kepribadian Rasulullah yang luhur sejak belianya. 

Mari simak kajian tafsir kami berikut ini. Semoga bermanfaat. 

TAFSIR JUZ 29 | 15 | "Al-Qalam 08-09"

https://www.youtube.com/watch?v=qIFLQkz7CG4&index=15&list=PLBddeLsLuADl5soGfLPMO3CeuYjJh1JMM 

===========================

✒  Ditulis oleh : Ustadz Hasan al Jaizy


Web : www.hasanaljaizy.com

IG : @hasanaljaizyofficial

FB : Hasan Al Jaizy

Youtube : Hasan Al Jaizy

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive