Sudah menjadi tradisi para pengusung kebatilan melontarkan fitnah dan tuduhan kepada para ulama yang istiqamah mengajak umat kepada tauhid dan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Diantara ulama yang acapkali dituduh dan difitnah adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah. Beredar kabar burung kalau beliau berdiri di atas mimbar lalu turun sembari mengatakan,
"Allah turun ke langit dunia seperti turunku dari mimbar ini!"
Ini kebohongan alias hoax dari orang yang mengaku-ngaku mendengar langsung ucapan itu dari Ibnu Taimiyyah. Dan para ulama telah mengingkari cerita dusta tersebut.
Kalau tuan-tuan mau jujur membaca kitab-kitab Ibnu Taimiyyah yang memuat penjelasan tauhid al-asma' was shifat seperti aqidah Wasithiyyah, Tadmuriyyah, Hamawiyyah, di sana tuan-tuan akan jumpai penjelasan dan komentar beliau yang gamblang dan secara argumentatif beliau membantah aliran musyabbihah dan mujassimah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sosok alim yang ma'ruf meneladani manhaj Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat dalam menetapkan sifat, bersih dari pengaruh falasifah dan ilmu kalam dalam menetapkan sifat-sifat Allah sesuai dengan keagungan-Nya tidak serupa dengan makhluk.
Demikian pula para ulama kontemporer seperti Syaikh Al-'Allamah bin Baz rahimahullah pun tak selamat dari tuduhan palsu terkait sifat Nuzul dan Istiwa. Padahal Syaikh sendiri secara tegas menyatakan dalam halaman beliau,
أخبر عن نفسه أنه ينزل لكن لا يعلم كيف النزول إلا هو كما لا يعلم كيف الاستواء إلى هو سبحانه وتعالى ينزل كما يشاء وكما يليق بجلاله
“Allah telah mengabarkan tentang diri-Nya bahwa Dia turun, akan tetapi tidak ada yang mengetahui bagaimana hakikat turun-Nya kecuali Allah sendiri, sebagaimana istiwa-Nya Allah tidak ada yang mengetahui hakikatnya kecuali Dia. Allah turun sekehendak-Nya dan sesuai dengan keagungan-Nya yang Maha Sempurna tidak serupa dengan makhluk."
http://www.binbaz.org.sa/noor/1449
Semoga Allah senantiasa menunjukkan kita semua kepada jalan yang diridhai-Nya.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.
