Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, February 10, 2023

Dimana Allah?

Dimana Allah?
Bismillah...

Ahlul bid'ah dan ahlul hawa berselisih masalah Allah Ta'ala dimana. Sebagian mengatakan Allah Ta'ala tidak memiliki tempat, tidak di atas, tidak dibawah, tidak di kanan, tidak dikiri. Sebagian lagi mengatakan Allah Ta'ala ada dimana-mana. Sebagian lagi mengatakan Allah Ta'ala ada dihati. Sebagian lain mengatakan Allah Ta'ala dekat, sedekat urat leher. Dan lain sebagainya.

Kenapa mereka berbeda-beda, berselisih dan kebingungan tentang dimana Allah ? 

Jawabannya karena mereka tidak kembali kepada petunjuk alquran dan as sunnah serta pemahaman para salaf. Berbeda dengan ahlussunnah, mereka sepakat Allah Ta'ala di langit di atas arasy. 

Diantara dalil-dalilnya adalah:

Allah Ta’ala berfirman:

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (طه : 5).

(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas 'Arsy“. (QS. Thaha : 5).

Dan Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ (الأعراف : 54).

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy“(Al ‘Araf : 54).

Ayat lain tentang Allah berada di langit dan bersemayam di arsy dalam al Qur’an bisa dilihat dalam surat Yunus ayat 3, Ar Radu ayat 2, Al Furqon ayat 59, As Sajadah ayat 4 dan Al Hadid ayat 4.

Banyak pula ayat al qur’an yang menunjukkan Allah berada di langit. Lihatlah kisah Fir’aun dan kaumnya yang tidak percaya dengan adanya tuhannya Musa yang ada di langit, sehingga dia memerintahkan kepada ahli bangunan (Hammam) untuk membangun gedung yang menjulang tinggi (piramid) untuk melihat tuhannya Musa sebagai bentuk olok-olokan kepada Musa.

Allah Ta'ala berfirman, 

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَآأَيُّهَا الْمَلأُ مَاعَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.” (QS. Al Qashash: 38)

Begitu pula kisah para jin yang naik ke langit untuk mendengar berita-berita dari langit yang Allah sampaikan kepada para malaikatnya, ini juga menunjukkan Allah berada di langit.

Allah Ta’ala berfirman : 

{إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ (6) وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ (7) لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلإ الأعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ (8)

Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang. Dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap setan yang sangat durhaka. Setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru“. (QS. Ash Shaffat : 6-8).

Dan Allah Ta’ala menceritakan tentang setan dari golongan jin : 

وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَٰعِدَ لِلسَّمْعِ ۖ فَمَن يَسْتَمِعِ ٱلْءَانَ يَجِدْ لَهُۥ شِهَابًا رَّصَدًا

Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)“. (QS. Al Jin : 9).

Ayat lain tentang Allah di atas langit, yakni tentang ancaman Allah Ta'ala terhadap orang yang mendustakan peringatanNya.

Allah ta’ala berfirman:

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِأَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الأرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ * أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِير

Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?. atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?” [QS. Al-Mulk : 16-17].

Abu Bakr Ahmad bin Ishaaq bin Ayyuub Ash-Shibghiy Al-Faqiih rahimahullah (w. 342 H) berkata:

قَدْ تَضَعُ الْعَرَبُ فِي بِمَوْضِعِ عَلَى. قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: فَسِيحُوا فِي الأَرْضِ، وَقَالَ: وَلأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ، وَمَعْنَاهُ: عَلَى الأَرْضِ وَعَلَى النَّخْلِ، فَكَذَلِكَ قَوْلُهُ فِي السَّمَاءِ: أَي عَلَى الْعَرْشِ فَوْقَ السَّمَاءِ، كَمَا صَحَّتِ الأَخْبَارُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم.

Kadang orang Arab meletakkan kata ‘fii (فِيْ)’ di tempat ‘alaa (عَلَى)’. Allah ‘azza wa jalla berfirman : ‘Maka berjalanlah kalian (kaum musyrikin) di muka bumi’ (QS. At-Taubah : 2). Allah juga berfirman : ‘Dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma’ (QS. Thaha : 71). Maknanya : di atas permukaan bumi dan di atas pangkal pohon kurma. Begitu pula dengan firman-Nya fis-samaa’, maknanya yaitu : di atas ‘Arsy di atas langit, sebagaimana telah shahih khabar-khabat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat 2/324].

Bukti lain tentang Allah ada di langit adalah peristiwa isra mi’raj Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Dimana Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam di bawa oleh malaikat jibril ke atas langit untuk menghadap Allah dan menerima perintah shalat yang lima waktu. Kisah ini bisa dilihat dalam riwayat Imam Bukhari yang sangat panjang dari Ibnu Malik radhiyallahu ‘anhu tentang isro mi’raj no 3598.

Lihat pula tentang kisah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam yang bertanya kepada seorang budak perempuan :

« أَيْنَ اللَّهُ ». قَالَتْ فِى السَّمَاءِ. قَالَ « مَنْ أَنَا ». قَالَتْ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ. قَالَ « أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ ».

"Dimana Allah?" Dia (perempuan itu) menjawab : “Di langit”. Bersabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam : “Siapa saya?" Dia (perempuan itu) menjawab: “Engkau Rasulullah”. Bersabda Rasulullah shallal-lahu’alaihi wa sallam : “Engkau ku bebaskan, sesungguhnya enkau seorang mukminah. (HR. Muslim).

Rasulullah shallallahu ’alahi wa sallam juga bersabda tentang bukti Allah ada di langit :

أَلاَ تَأْمَنُونِى وَأَنَا أَمِينُ مَنْ فِى السَّمَاءِ يَأْتِينِى خَبَرُ السَّمَاءِ صَبَاحًا وَمَسَاءً

Apakah kalian tidak beriman kepadaku dan aku beriman pada (Allah) yang di langit, berita dari langit datang kepadaku setiap pagi dan sore“ (HR. Bukhari Muslim dari Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhu).

Bukti lain tentang Allah ada di langit, adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu tentang orang yang berdoa menengadahkan tangannya ke langit :

ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ.. 

Kemudian Dia (Rasulullah) menyebutkan seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut berdebu, dia mengangkat tangannya ke langit kemudian berkata : “Ya Rob, Ya Rob….

Kalau seandainya Allah itu tidak di langit, tentulah laki-laki itu atau siapa saja yang berdoa kepada Allah tidak akan menengadahkan tangannya ke langit, mungkin di tengkurapkan ke bumi, menghadap ke samping kiri atau kanan, berputar-putar dan lain sebagainya.

Ini sebagian Fatwa Ulama tentang Allah di langit di atas arsy:

Ulama ahlussunnah dari dulu sampai sekarang, meyakini Allah di atas langit, di arasy.

Berkata Imam Abu Hanifah rahimahullah :

مِنْ أَنْكَرُ أَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كفر

Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir”. (Fiqhul Akbar- Itsbatu Shifatul ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hal. 116-117).

Berkata Abu Muthi’ Al Hakam bin Abdillah Al Balkhiy rahimahullah :

سَأَلْتُ أَبَا حنيفة عَمَّنْ يَقُولُ لَا أَعْرِفُ رَبِّي فِي السَّمَاءِ أَوْ فِي الأَرْضِ فَقَالَ قَدَّ كُفْرٍ لِأَنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُولُ الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (٥) وَعَرْشِهِ فَوْقَ سَمَوَاتِهُ فَقُلْتُ إِنَّهُ يَقُولُ أَقُولُ عَلَى العَرْشِ أُسْتُوِيَ وَلَكِنْ قَالَ لَا يَدْرِي العَرْشُ فِي السَّمَاءِ أَوْ فِي الأَرْضِ قَالَ إِذَا أَنْكَرَ أَنَّهُ فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كُفْرٌ رَوَاهَا صَاحِبُ الفاروق بِإِسْنَادٍ عَنْ أَبِي بَكْرٍ بِنْ نَصِيرُ بِنْ يَحْيَى عَنْ الحُكْمِ

Aku bertanya pada Abu Hanifah mengenai perkataan seseorang yang menyatakan, “Aku tidak mengetahui di manakah Rabbku, di langit ataukah di bumi ?” Imam Abu Hanifah lantas mengatakan, “Orang tersebut telah kafir karena Allah Ta’ala sendiri berfirman :

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy”. (QS. Thaha: 5) Dan ‘Arsy-Nya berada di atas langit”. Orang tersebut mengatakan lagi, “Aku berkata bahwa Allah memang menetap di atas ‘Arsy” Akan tetapi orang ini tidak mengetahui di manakah ‘Arsy, di langit ataukah di bumi. Abu Hanifah lantas mengatakan, “Jika orang tersebut mengingkari Allah di atas langit, maka dia kafir”. (Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghofar, Adz Dzahabi, hal. 135-136).

Berkata Imam Malik bin Anas rahimahullah:

اللَّهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لَا يَخْلُو مِنْهُ شَيْءٌ 

Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya”. (Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, hal. 138).

Dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى مَالِكٍ فَقَالَ يَا أَبَا عَبْد الله الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى كَيْفَ أُسْتُوِيَ قَالَ فَمَا رَأَيْتُ مَالِكًا وَجَدّْ مِنْ شَيْءِ كموجدته مِنْ مَقَالَتِهِ وَعَلَّاهُ الرحضاء يَعْنِي العَرَقُ وَأَطْرُقُ القَوْمَ فَسِرِّي عَنْ مَالِكٍ وَقَالَ الكيف غَيْرُ مَعْقُولٍ وَالاِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُولٍ وَالإِيمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهِ بِدْعَةٌ وَإِنَّي أَخَافُ أَنْ تَكُونَ ضَالًّا وَأَمَرَّ بِهِ فَأَخْرُجُ

Suatu sa’at ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata, “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman :

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy” (Q.S Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah berISTIWA’ (menetap tinggi) ?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,

الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ

Hakekat dari ISTIWA’ tidak mungkin digambarkan, namun ISTIWA’ Allah diketahui MAKNAnya. BERIMAN terhadap sifat ISTIWA’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) ISTIWA’ adalah BID’AH. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar”. (Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghofar, hal. 378).

Berkata Imam Asy-Syafi’i rahimahullah:

َآنُ اللهُ عَلَى عَرْشِهِ فِي سَمَائِهِ يُقَرِّبُ مِنْ خُلْقِهِ كَيْفَ شَاءَ وَآنٌ اللهُ تَعَالَى يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا كَيْفَ شَاءَ

Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya”. (Itsbatu Shifatul ‘Uluw, hal. 123-124 dan Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghofar, hal.165).

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah ditanya tentang firman Allah Ta'ala:

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada”. (QS. Al-Hadiid: 4).

Dan Firman Allah Ta’ala,

مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ

Tiada pembicara’an rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya”. (Q.S Al Mujadilah: 7).

Beliau menjawab:

عَلَّمَهُ عَالَمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةَ عِلْمَهُ مُحِيطٌ بِكُلِّ شَيْءِ شَاهِدِ علام الغيوب يَعْلَمُ الغَيْبُ رَبَّنَا عَلَى العَرْشِ بِلَا حَدٍّ وَلَا صَفُّهُ وَسَّعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ

Yang dimaksud dengan kebersama’an tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi”. (Itsbat Sifatil ‘Uluw, hal. 116).

Ayat-ayat Allah, hadits-hadtis Nabi Shallallahu-’alaihi wa sallam dan fatwa ulama ahlus sunnah waljamaah membuktikan Allah di atas langit di atas Arsy, tidak ada lagi bantahan kecuali golongan yang menyimpang. Sedangkan ilmunya Allah dimana-mana, disetiap tempat. Allah mengetahui segala sesuatu, tidak tersembunyi baginya yang terang maupun yang gelap, bukan zatNya yang dimana-mana.

Allah Ta’ala berfirman : 

هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (الحديد : 4).

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ (QS. Al Hadid : 3).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah tentang firman Allah Ta'ala :

{وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ}

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“. (Al-Hadid: 4)

Yakni Dia Maha Mengawasi kalian lagi Maha Menyaksikan semua amal kalian di mana pun kalian berada, baik di daratan ataupun di lautan, baik di malam ataupun siang hari, baik di dalam rumah maupun di tengah hutan. Semuanya itu bagi ilmu Allah sama saja dan berada di bawah penglihatan dan pendengaran-Nya. Maka Dia mendengar pembicaraan kalian dan melihat tempat kalian dan mengetahui rahasia dan apa yang dibisikkan oleh kalian. (Tafsir Ibnu Katsir).


https://www.facebook.com/903924823277358/posts/1719359868400512/


AFM

May 25, 2022

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive