Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, February 21, 2023

Lebih Dekat Dengan Urat Leher

Allah Lebih Dekat Dengan Urat Leher
Bismillah...

Ketika disampaikan bahwasanya Allah Ta'ala di atas langit sebagaimana disebutkan dalam dalil-dalil yang banyak dan seabrek fatwa ulama, orang-orang yang memiliki pemahaman yang menyimpang mengatakan, "Allah itu lebih dekat dari pada urat leher."

Kenapa mereka menyimpang? Karena mereka memahami ayat dengan pemahaman hawa nafsunya, bukan pemahaman bagaimana para salaf memahami. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih DEKAT kepadanya dari pada URAT LEHERNYA, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf: 16-18).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah, 

وقوله : ( ونحن أقرب إليه من حبل الوريد ) يعني : ملائكته تعالى أقرب إلى الإنسان من حبل وريده إليه

"Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya". (Qaf: 16)

Yakni MALAIKAT-MALAIKAT Allah Subhanahu wa Ta'ala lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya. (Tafsir Ibnu Katsir). 

Dan berkata Ibnu Katsir rahimahullah, 

 فإنه لم يقل : وأنا أقرب إليه من حبل الوريد ، وإنما قال : ( ونحن أقرب إليه من حبل الوريد ) كما قال في المحتضر : ( ونحن أقرب إليه منكم ولكن لا تبصرون ) [ الواقعة : 85 ] ، يعني ملائكته . وكما قال [ تعالى ] : ( إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون ) [ الحجر : 9 ] ، فالملائكة نزلت بالذكر - وهو القرآن - بإذن الله عز وجل . وكذلك الملائكة أقرب إلى الإنسان من حبل وريده إليه بإقدار الله لهم على ذلك ، فللملك لمة في الإنسان كما أن للشيطان لمة وكذلك : " الشيطان يجري من ابن آدم مجرى الدم " ، كما أخبر بذلك الصادق المصدوق ; ولهذا قال هاهنا : 

"Maka sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mengatakan, "AKU lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." Dan yang Dia katakan hanyalah: KAMI lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (Qaf: 16)

Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam ayat lain sehubungan dengan orang yang sedang meregang nyawanya:

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ

"Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat". (Al-Waqi'ah: 85)

Yaitu MALAIKAT-MALAIKAT-Nya. 

Dan sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (Al-Hijr: 9)

Para MALAIKATLAH yang turun membawa wahyu Al-Qur'an dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta'ala. Demikian pula para MALAIKATLAH yang lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya berkat kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada mereka untuk hal tersebut. Maka malaikat itu mempunyai jalan masuk ke dalam manusia sebagaimana setan pun mempunyai jalan masuk ke dalam manusia melalui aliran darahnya, seperti yang telah diberitakan oleh Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:

إِذْ يَتَلَقَّى ٱلْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلْيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٌ

"(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri" (Qaf: 17)

Yakni dua MALAIKAT yang ditugaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mencatat amal perbuatan manusia. (Tafsir Ibnu Katsir). 

Inilah yang membedakan antara orang yang berpegang teguh dengan manhaj salaf dengan kelompok-kelompok menyimpang. Seorang salafi, selalu kembali kepada dalil dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf. Kalau mereka, sesat karena tidak kembali kepada dalil, atau berdalil, tetapi bukan dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf, namun pemahaman hawa nafsu dirinya atau hawa nafsu guru-gurunya. 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0V4E4gtFNoS2fqZeqVknnkQMtorBxaE6ujwZ5b42gEkoyaur1qFphbcC99bBHEjb4l&id=903924823277358


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive