Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Sunday, March 5, 2023

Allah Akan Mengazabmu Karena Menyelisihi Sunnah

Allah Akan Mengazabmu Karena Menyelisihi Sunnah
Bismillah...

Di zaman Sa’id bin al Musayyab rahimahullah, seorang ulama generasi tabi'in (yang lahir tahun 15 H dan wafat tahun 94 H), ada seseorang yang mengerjakan shalat sunnah fajar lebih dari dua rakaat dan memperpanjang (memperlama) shalatnya, lantas Sa’id bin al Musayyab rahimahullah menegurnya. Ketika ditegur, orang tersebut membantah dengan ucapan, "Apakah Allah akan mengazab saya gara-gara saya shalat?

رأى سعيد بن المسيب رجلا يصلي بعد طلوع الفجر أكثر من ركعتين يكثر فيها الركوع والسجود فنهاه. فقال: يا أبا محمد! أيعذبني الله على الصلاة؟! قال: لا ولكن يعذبك على خلاف السنة

Sa’id bin al Musayyab melihat seorang yang shalat (shalat sunnah fajar) setelah terbit fajar lebih dari dua raka’at, yang ia MEMPERPANJANG RUKUK dan SUJUDNYA. Lalu Sa’id bin al Musayyab melarangnya. 

Maka orang tadi berkata: "Wahai Abu Muhammad, apakah Allah akan MANGAZAB saya gara-gara saya SHALAT ?"

Sa’id bin al Musayyab menjawab: "bukan demikian, namun Allah akan mengazabmu karena MENYELISIHI SUNNAH” (Diriwayatkan Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra dan Ad Darimi. Hadits Shahih).

Orang tersebut menyelisihi sunnah, karena hal itulah dia di azab. Karena sunnahnya shalat sunnah sebelum fajar itu hanya dua rakaat dan shalat yang ringan, tidak berlama-lama atau memperpanjangnya. 

Berkata Ibnu Umar radhiallahu anhuma, 

أَنَّ حَفْصَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَكَتَ الْمُؤَذِّنُ مِنْ الْأَذَانِ لِصَلَاةِ الصُّبْحِ وَبَدَا الصُّبْحُ رَكَعَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تُقَامَ الصَّلَاةُ

"Bahwasanya Hafshah Ummul Mukminin telah menceritakan kepadanya, dahulu bila muadzin selesai mengumandangkan adzan untuk shalat subuh dan telah masuk waktu subuh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat sunnah dua rakaat dengan RINGAN sebelum melaksanakan shalat subuh". (HR Bukhari).

Berkata ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, 

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالْإِقَامَةِ مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ

Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dua rakaat RINGAN antara adzan dan iqamat shalat subuh.” (HR. Bukhari).

Berkata ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, 

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخَفِّفُ الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ حَتىَّ إِنِّيْ لأَقُوْلُ : هَلْ قَرَأَ بِأُمِّ الْكِتَابِ؟

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam MERINGANKAN dua rakaat shalat sunnah subuh sebelum shalat fardhu Subuh, sampai-sampai aku bertanya : 'Apakah beliau membaca surat Al-Fatihah?'” (HR Bukhari dan Muslim).

Jawaban orang yang ditegur di zaman Sa’id bin al Musayyab, sama seperti halnya jawaban sebagian orang-orang di zaman sekarang ini. Ketika dikatakan shalat, wirid, shalawat dan lain sebagainya jangan ditambah-tambah lafadznya yang tidak disunnahkan atau membuat lafadz baru, jangan menentukan jumlah tertentu yang tidak ditentukan syariat, jangan sambil menari-nari dan diiringi musik ketika dzikir atau shalawat dan lain sebagainya. Mereka pun mengatakan, "Shalat, dzikir atau shalawatan kok dilarang, apakah Allah akan mengazab gara-gara shalat, dzikir, shalawatan atau ibadah lainnya?"

Jawaban ahlussunnah juga sama, sebagaimana jawaban Sa’id bin al Musayyab rahimahullah, "Bukan demikian, namun Allah akan mengazabmu karena menyelisihi sunnah."

Berkata Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah, 

وهذا من بدائع أجوبة سعيد بن المسيب – رحمه الة تعالى -, وهو سلاح قوي على المبتدعة الذين يستحسنون كثيرا من البدع باسم أنها ذكر وصلاة ثم ينكرون على أهل السنة إنكار ذلك عليهم ويتهمونهم بأنهم ينكرون الذكر والصلاة!! وهم في الحقيقة إنما ينكرون خلافهم للسنة في الذكر والصلاة ونحو ذلك

Ini merupakan diantara jawaban yang sangat telak dari Sa’id bin al Musayyab. Dan ini juga merupakan senjata bagi para AHLUL BID'AH yang mereka menganggap baik banyak sekali perbuatan bid’ah, dengan mengatakan bahwa yang mereka lakukan itu DZIKIR dan SHALAT. 

Kemudian mereka malah mengingkari Ahlussunnah yang mengingkari bid’ah mereka dengan mengesankan bahwa Ahlussunnah mengingkari dzikir dan shalat! 

Padahal yang diingkari oleh Ahlussunnah adalah penentangan mereka terhadap sunnah dalam tatacara dzikir dan shalat serta ibadah lainnya” (Irwa’ul Ghalil, 2/236). 


https://www.facebook.com/903924823277358/posts/pfbid0csZfgFFE6hAqtBZiPkW6RzSkJxqPuYoiYsdwtWmMuYF2AcZp8Fvz26M4wvg7oz1vl/


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive