Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, March 8, 2023

Allah Turun Ke Langit Dunia Di Malam Nisfu Sya'ban

Allah Turun Ke Langit Dunia Di Malam Nisfu Sya'ban
Bismillah...

Ketika ada hadits shahih bahwa Allah Ta'ala turun ke langit bumi disepertiga malam terakhir, mereka tidak percaya dan menolak hadits tersebut. Mereka beralasan, kalau begitu Arsy Allah Ta'ala kosong, dan kerjaan Allah Ta'ala hanya naik turun saja. Hadits yang mereka tolak adalah hadits berikut ini. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari 1094 dan Muslim 758). 

Namun ketika ada hadits dhoif tentang Allah Ta'ala turun ke langit bumi di malam nisfu sya’ban, mereka mengamalkan hadits tersebut dengan memperbanyak berbagai ritual ibadah. 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

إن الله عز وجل ينزل ليلة النصف من شعبان إلى السماء الدنيا فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب 

"Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla turun ke langit dunia pada malam nisfu sy'aban lalu memberikan ampunan lebih banyak dari jumlah bulu domba Bani Kalb." (Riwayat Ahmad, Tirmidzi 739 dan Ibnu Majah 1389). Didho'ifkan oleh Imam Bukhari, Imam At-Tirmidzi, dan para pentahqiq Musnad Imam Ahmad.

Begitulah keadaan orang dalam beragama hanya mengikuti hawa nafsunya saja. Satu sisi tidak yakin dengan Allah Ta'ala turun ke langit bumi, padahal haditsnya shahih, disisi lain mereka beramal ibadah khusus di malam nisfu sya’ban karena menyakini Allah Ta'ala turun ke langit dunia berdasarkan hadits dhoif. 

Ketahuilah, Allah Ta'ala turun ke langit bumi disetiap sepertiga malam terakhir, bukan hanya di malam nisfu sya’ban. 

Berkata Syekh Abdul Aziz Bin Marzuq Ath Tharifi rahimahullah dalam kitabnya Syarah Akidah Salaf Ashabul Hadist :

...محمد بن سلام سألت عبد الله بن المبارك عن نزول ليلة النصف من شعبان، فقال عبد الله: يا ضعيف في كل ليلة ينزل].

Berkata Muhammad Bin Salam rahimahullah, aku bertanya kepada Abdullah bin Mubarak tentang turunnya (Allah) di malam pertengahan bulan Sya'ban (nisfu syaban).

Maka berkata Abdullah, Wahai dho'iif (orang yang lemah), di setiap malam Dia (Allah) turun.

وفي نسخة: [يا ضعيف ليلة النصف، ينزل في كل ليلة].

Didalam salinan (nuskhoh yang lain) : Wahai dho'iif (orang yang lemah), di malam nisfu (saja ?), (bahkan) Dia (Allah) turun di setiap malam.

قال المؤلف رحمه الله تعالى: [فقال الرجل: يا أبا عبد الرحمن كيف ينزل؟ أليس يخلو ذلك المكان منه؟ فقال عبد الله: ينزل كيف شاء].

Berkata penulis Rahimahullah Ta'ala : Lalu seorang laki-laki berkata : Wahai Aba Abdirrahman bagaimana Dia turun? Bukankah tempatnya itu menjadi kosong? Maka berkata Abdullah, Dia turun sebagaimana Dia kehendaki.

وفي رواية أخرى لهذه الحكاية: أن عبد الله بن المبارك قال للرجل: إذا جاءك الحديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم فاخضع له. شرح عقيدة السلف أصحاب الحديث - (للشيخ : عبد العزيز بن مرزوق الطريفي)

Dan dalam riwayat lain tentang hikayat ini. Bahwasanya Abdullah Bin Mubarak Dia berkata kepada seseorang: Apabila datang kepadamu sebuah hadits dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, maka tunduklah padanya. Syarah Akidah Salaf Ashabul Hadist. 

Sumber : https://al-maktaba.org/book/32180/82

Berikut bantahan kepada orang yang menolak hadits shahih Allah Ta'ala turun ke langit dunia disepertiga malam terakhir, dengan mengatakan berarti Allah Ta'ala meninggalkan arsyNya. 

Syeikh Bin Baz rahimahullah ditanya, 

كيف نرد على من قال: إنكم تقولون: أن الله ينزل إلى السماء الدنيا بالثلث الأخير من الليل فإن ذلك يقتضي تركه العرش؛ لأن ثلث الليل الأخير ليس في وقت واحد على أهل الأرض؟

Bagaimana menjawab pertanyaan seseorang yang berkata: “Anda mengatakan bahwa Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam akhir. Berarti ketika itu Allah meninggalkan Arsy? Selain itu sepertiga malam akhir itu tidak sama waktunya di semua belahan bumi.”

Beliau menjawab, 

هذا كلام رسول الله ﷺ فهو القائل عليه الصلاة والسلام: ينزل ربنا تبارك وتعالي إلى السماء الدنيا كل ليلة حين يبقي ثلث الليل الآخر؛ فيقول: من يدعوني فأستجيب له؟ من يسألني فأعطيه؟ من يستغفرني فأغفر له؟ حتى ينفجر الفجر 

Ini kalam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Beliau yang mengatakan alaihiishsholatu wasallam. 

“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap sepertiga malam akhir. Ia lalu berkata: ‘Barangsiapa yang berdoa, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni. Hingga terbit fajar” (HR. Bukhari 1145, Muslim 758). 

متفق على صحته، وقد بين العلماء أنه نزول يليق بالله وليس مثل نزولنا، لا يعلم كيفيته إلا هو سبحانه وتعالى، فهو ينزل كما يشاء، ولا يلزم من ذلك خلو العرش فهو نزول يليق به ، والثلث يختلف في أنحاء الدنيا وهذا شيء يختص به تعالى لا يشابه خلقه في شيء من صفاته 

Hadits ini disepakati keshahihannya. Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud nuzul (turun) di sini adalah sifat nuzul yang layak bagi Allah bukan sebagaimana kita turun. Tidak ada yang mengetahui bagaimana bentuk turunnya kecuali Allah. Allah Ta’ala turun ketika Ia menginginkannya, dan ini tidak berarti ketika itu Arsy kosong, karena sifat nuzul di sini adalah nuzul yang layak bagi Allah Jalla Jalaluhu.

Juga masalah sepertiga malam akhir itu tidak sama waktunya di semua belahan bumi, nuzul Allah itu khusus bagi Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya sedikitpun. 

كما قال سبحانه: لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ [الشورى: 11] وقال جل وعلا: يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا [طه: 110] وقال في آية الكرسي: وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ [البقرة: 255] 

Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Asy Syura: 11)

Allah Jalla Jalaluhu juga berfirman:

Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya” (QS. Thaha: 110)

Allah Azza Wa Jalla juga berfirman dalam ayat kursi:

“Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya” (QS. Al Baqarah: 255)

والآيات في هذا المعنى كثيرة، وهو سبحانه أعلم بكيفية نزوله، فعلينا أن نثبت النزول على الوجه الذي يليق بالله، ومع كونه استوى على العرش، فهو ينزل كما يليق به ليس كنزولنا إذا نزل فلان من السطح خلا منه السطح، وإذا نزل من السيارة خلت منه السيارة فهذا قياس فاسد له، لأنه سبحانه لا يقاس بخلقه، ولا يشبه خلقه في شيء من صفاته. 

Ayat-ayat yang semakna dengan ini banyak sekali. Hanya Allah yang tahu bagaimana bentuk nuzul-Nya. Yang wajib bagi kita adalah menetapkan sifat nuzul bagi Allah sesuai apa yang layak bagi-Nya, dalam keadaan Ia berada di atas Arsy. Karena yang dimaksud nuzul di sini adalah sifat nuzul yang layak bagi Allah bukan sebagaimana kita turun. Yaitu jika seseorang turun dari suatu tempat yang tinggi, maka tempat tersebut akan kosong. Atau jika seseorang turun dari mobil maka mobil tersebut akan kosong. Ini adalah qiyas (analogi) yang rusak. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak boleh dianalogikan dengan makhluk-Nya. Dan tidak menyerupai sifat makhluk-Nya sedikitpun. Majmu Fatawa. 

Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/4233 

Orang yang menilai tentang sifat Allah Ta'ala dengan dimensi makhluk, mesti tidak akan masuk ke dalam akalnya yang terbatas. Itulah kerjaan ahlul kalam, yang tidak masuk akalnya (hawa nafsunya), dalil shahihpun mereka tolak. Yang masuk akalnya, dalil yang dhoif atau mungkar dia terima, bahkan yang tidak ada dalil sekalipun, selama bersesuaian dengan akalnya (hawa nafsunya), dia terima.


https://www.facebook.com/903924823277358/posts/pfbid02Cm27kbmbKqnuEdxdMkJmvkmjwtmqBEso4rRnztozuFtYrMWdU82c76WtnwnYXnujl/


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive