Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Monday, March 6, 2023

Komentar Lucu Yang Nggak Lucu

Komentar Lucu Yang Nggak Lucu
Bismillah...

Jika kita baca komentar-komentar sebagian saudara kita, entah di fb ataupun ditempat lain, atau bahkan juga di dunia nyata, maka tak jarang kita temukan hal-hal lucu yang nggak lucu.

Lucu tapi nggak lucu, maksudnya.....???

Betapa ajaibnya tanggapan sebagian manusia sa'at datang sebuah nasehat pada mereka, mereka pun berkata :

"Urus saja dirimu, jangan ngurusin orang lain".

Perkata'an diatas itu lucu tapi nggak lucu, karena hampir setiap manusia yang mengaku muslim tahu surah pendek yang penting sekali. Impossible jika mereka bilang tidak tahu, karena surah ini masuk dalam surah yang bahkan diajarkan saat TK, SD, usia kanak-kanak. Yaitu surat Al 'Ashr :

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

(1) Wal Asri 

(2) Innal Insan nalafi khusr

(3) ilallazi na'amanu wa'amilus sallehati, Watawa saubil haq watawa saubil sabr.

Tahu, kan...?? 

Apa terjemahan surah itu...??

Here we go :

(1) Demi masa

(2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian

(3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Jelas sudah, surah ini bilang manusia itu dalam posisi default rugi. Saya, anda, kita semua dalam posisi rugi. Kecuali yang melakukan tiga hal :

• Beriman

• Mengerjakan amal saleh

• Saling menasehati.

Maka, orang-orang yang bilang "urus saja dirimu, jangan ngurusin orang lain", jelas sekali tidak paham agamanya, hingga dengan terang-terangan ia mengaku sebagai manusia yang merugi.

Ucapan yang Paling Dibenci Allah

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن أبغض الكلام إلى الله أن يقول الرجل للرجل: اتق الله، فيقول: عليك بنفسك.”

Kalimat yang paling Allah benci, seseorang menasehati temannya, ’Bertaqwalah kepada Allah’, namun dia menjawab: ’Urus saja dirimu sendiri’.”

(HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 1/359, an-Nasai dalam Amal al-Yaum wa al-Lailah, 849, as-Shahihah, no. 2598).

🌴🌴🌴

Ketika datang nasehat, mereka berkata :

"Jangan sok suci"

Jika urusan saling menasehati harus menunggu semua orang suci dulu, maka bubar kehidupan ini. Ini juga favorit sekali reaksi orang-orang yang ogah dinasehati. Kalaupun seseorang itu tidak suci, maka bukan berarti kewajiban untuk menasehati jadi gugur. Adalah jalan menuju kebaikan ketika seseorang rajin mengingatkan, menasehati, secara terus menerus, hingga akhirnya perbuatan maksiat, dosa yang dia lakukan menjadi berangsur-angsur berkurang. Ada banyak nasehat Ulama' besar atas hal ini, silahkan dibaca buku-buku mereka. Betapa indah nasehat tersebut.

Ibnu Rajab Al-Hambali berkata,

فلا بد للإنسان من الأمر بالمعروف و النهي عن المنكر و الوعظ و التذكير و لو لم يعظ إلا معصوم من الزلل لم يعظ الناس بعد رسول الله صلى الله عليه و سلم أحد لأنه لا عصمة لأحد بعده

Tetap bagi setiap orang untuk mengajak yang lain pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Tetap ada saling menasihati dan saling mengingatkan. Seandainya yang mengingatkan hanyalah orang yang maksum (yang bersih dari dosa), tentu tidak ada lagi yang bisa memberi nasihat sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ada lagi yang maksum.

🌴🌴🌴

Ketika datang nasehat, mereka berkata :

"Memangnya ente sudah melakukan apa.....???"

Saudara/i ku, bukan urusan kita menilai hal ini. Itu urusan Allah Ta'ala. Jelas bahwa besar sekali kebencian Allah Ta'ala atas orang-orang yang tidak melakukan apa yang dia katakan. Tapi itu bukan urusan kita. Jika setiap kali nasehat datang, kita sibuk bertanya hal ini, memang ente sudah...???. Maka rusaklah keseimbangan dalam masyarakat. Kalaupun kita tahu seseorang itu memang munafik pol, pendusta maksimal, hanya pencitra'an saja nasehatnya, maka sah-sah saja jika kita juga balik mengingatkannya, karena memang seharusnya kita saling mengingatkan, tapi tetep aja kita hanya bisa sebatas mengingatkan, dan kita serahkan pada Allah Ta'ala kemudian.

Dan yang cukup mengenaskan, seringnya jika ada nasehat, justru kemudian rame-rame diserang, hingga seolah sedang terjadi pertengkaran yang ditonton banyak orang, akhirnya membuat orang lupa substansi nasehat yang datang.

Nah, sekarang gini aja deh, jika masih mau ngotot nggak suka sama yang memberikan nasehat, silahkan besok lusa pas shalat Jum'at atau Idul Fitri, kalian berseru ke khatibnya :

"Urus saja dirimu...!!".

"Kamu jangan sok suci, jangan merasa paling benar sendiri...!!."

"Memangnya ente sudah melakukan apa yang lu ceramahkan, Khatib......????"

Berani nggak.....??? 😁😁

🌴🌴🌴

Ketika datang nasehat, mereka berkata :

"Bisa nggak sih dakwahnya lebih santun.....???"

Nggak ada nasehat baik yang keliru. Yang salah itu orang-orang yang tidak mau memberikan nasehat. Ketika kita kehilangan argumen secara substansif untuk ngeles, kehabisan argumen berdasarkan dalil untuk membantah sebuah nasehat, maka jangan pernah justeru menyerang sisi elementernya. Menyenangkan memang melakukannya, karena memberi kepuasan temporer di hati, tapi itu dusta hati yang kotor, tapi, tapi, tapi, itu semua kulit bawang halus yang kita ciptakan untuk membentengi kesalahan.

Dan hal ini amat kontraproduktif, bayangkan, kita menyerang langsung secara terbuka ditonton banyak orang. Maka orang-orang lebih asyik menonton, bukan mendengarkan substansi nasehat.

Kalau kita rajin baca Al Qur'an, membaca hadist, boleh jadi, kita akan paham betapa banyaknya peringatan yang disampaikan dengan keras, perumpamaan yang sangat menohok hati (manusia disamakan dengan binatang ternak), dan lain sebagainya. Apakah ada yang berani bilang nasehat dalam Qur'an dan hadits nggak santun.....???

Allah berfirman dalam surat Al Furqan ayat 43-44:

أَرَءَيْتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَٱلْأَنْعَٰمِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya.

Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).

🌴🌴🌴

Ketika datang nasehat, mereka berkata :

"Ente siapa lancang sok menasehati, kaya udah paling benar sendiri.....???"

My dear, enyahkanlah pemikiran seperti itu, itu hanya emosi sesa'at yang muncul karena kita menolak orangnya tanpa mau peduli apa yang dikatakannya. Hal seperti ini juga muncul karena ada benih taqlid dihatinya pada pihak tertentu, yang mana ia mengikuti sesuatu yang dianggap benar karena figur tertentu. Seharusnya, kita ikuti orang karena ia benar.

All, berbuat baik, (termasuk di dalamnya saling menasehati) adalah tanggung-jawab (responsibility) setiap ummat, dan ia nggak pernah menjadi pilihan (choice).

Nah, peradaban manusia (terutama Islam) bisa bertahan ratusan tahun karena masih ada yang mengambil tanggung-jawab tersebut, jika tidak, maka dia akan hancur binasa oleh tangan manusia sendiri, atau digulung oleh adzab Allah 'Azza wa Jalla. Bacalah sejarah-sejarah peradaban lama. Pastikan bahwa nasehat itu ada dua kaki :

Amar ma'ruf, nahi munkar.

Menjadi Umat Terbaik dengan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Menyeru kepada kebaikan, itu sudah banyak yang melakukan, tapi yang mencegah kemungkaran, berdiri gagah mengingatkan hal-hal mungkar masihlah kurang karena banyak yang menentang, dan kita semua dibebani kewajiban tersebut, yakni tidak hanya amar makruf, tapi juga nahi munkar.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” [Ali Imran/3:104]

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat” [Ali Imran/3:105]

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” [Ali Imran/3:110]

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar.” (QS. At-Taubah: 71)

Firman Allah yang menceritakan Luqman Haqim, yang berkata kepada anaknya,

يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَآأَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ اْلأُمُورِ

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ

Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangan, jika tidak bisa, maka dengan lisannya, jika tidak bisa juga, maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim 49)


Barakallaahu fiikum.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02B3xxgJwocfjh4fSYGTp84GKGic1yfcV9WTFEjamZfhqhFXX3ctgtMZPaZG4S3cMQl&id=100014605113095

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive