Kalau ada seseorang menilai orang lain benar tidaknya membaca alquran, mesti orang tersebut memahami ilmu membaca alquran dengan baik, mengetahui dan menguasai ilmu tajwid dengan benar, panjang pendeknya bacaan, makhrojal huruf, dimana tempat berhenti dan dimana menyambung bacaan dan lain sebagainya. Kalau baru lulus iqra 6, ya belum bisa menilai seseorang.
Begitu pula ketika menilai seseorang yang membaca kitab gundul, kitab berbahasa arab yang tidak ada harakatnya, apakah betul atau salah dalam membacanya, tidak bisa dilakukan kecuali orang yang telah menguasai dan memahami kaidah bahasa arab, menguasai ilmu nahwu dan sharaf, tahu mana yang dibaca marfu, manshub, majrur dan majzum dan lain sebagainya. Jangan sampai orang yang baru belajar jurumiyyah, bahkan belum pernah belajar sama sekali nahwu dan sharaf, mengatakan ini salah bacaannya, ini betul.
Nah ketika seorang kiyai, tuan guru, ustadz atau yang semisalnya berceramah, apakah dia di atas kebenaran atau kebatilan, di atas sunnah atau bid'ah? Betulkah yang diceramahkan tersebut tidak menyimpang dari alquran dan as sunnah. Kemudian betulkah dalam memahami keduanya dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf atau memahami keduanya dengan perasaan, akal dan hawa nafsunya? Ini perlu mengilmui sumber kebenaran, yakni alquran dan assunnah.
Berkata Al-'Allamah Shaleh al-Fauzan hafizhahullah :
الحق هو ما وافق الكتاب والسنة بفهم السلف. الأجوبة المفيدة - س113
"Kebenaran itu adalah apa-apa yang mencocoki al-Qur'an dan as Sunnah sesuai dengan pemahaman salaf". (Al-Ajwibah al-Mufidah -pertanyaan ke 113)
Untuk itu, pelajari alquran dan assunnah dan fahami keduanya dengan pemahaman yang benar, yaitu pemahaman para salaf, supaya kita mengetahui dan bisa menilai, mana yang di atas kebenaran dan mana yang di atas kebatilan. Mana yang di atas sunnah dan mana di atas bid’ah. Minimal mendengar atau membaca penjelasan ustadz ahlussunnah, bahwa si pulan menyimpang dari alquran dan assunnah dan menyimpang dari pemahaman yang benar, dengan dalil dan hujjah yang kuat.
AFM
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.
