Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
الذين آمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مهتدون
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan (tauhid) mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-An'am: 82)
Yang dimaksud dengan kezaliman dalam ayat ini, adalah kesyirikan (Tafsir al-Qurthubi (7/30).
Sesuai dengan forman Allah Ta’ala bahwa syirik adalah dosa dan kezaliman terbesar,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’.” (QS. Luqman: 13)
Hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dengan mengikuti syariat-Nya serta memurnikan tauhidnya dari kesyirikan merekalah yang akan memperoleh keselamatan.
Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk tawfiq dari Allah yang menjadi sebab keistiqamahan. Mereka senantiasa dibimbing oleh Rabb mereka ke jalan yang benar.
Syaikh Al-'Allamah Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan dalam "Al-Qaulul Mufid 'ala Kitabit Tauhid" tidaklah seseorang dianggap telah memurnikan tauhid kecuali dengan memenuhi tiga perkara,
1. Memiliki ilmu dan pemahaman yang benar tentang tauhid.
2. Tidak meragukan kebenaran tauhid yang telah diilmuinya.
3. Merealisasikan tauhid dengan penuh ketundukan.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.
