Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, April 7, 2023

Bekal Ramadhan #18: Menyambut Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

Bekal Ramadhan #18: Menyambut Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan
Bismillah...

Tidak terasa bulan Ramadhan sudah membawa kita di sepertengahnya. Maka perlu kiranya kita kembali memperbaharui niat dan amalah kita di bulan yang penuh keberkahan, terkhusus di sepuluh hari terakhir ramadhan.

Karena Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam lebih semangat memaksimalkan amalan ibadahnya di sepuluh hari terakhir ramadhan, sebagaimana disebutkan oleh ibunda Aisyah radhiallahu’anha dalam sebuah hadis:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ

Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir ramadhan, hal yang beliau tidak lebih bersungguh-sungguh dihari lainya.” (HR. Muslim no. 1175)

Dalam riwayat yang lain dijelaskan

كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)

Yang menjadikan sepuluh hari terakhir ramadhan istimewa adalah karena didalamnya terdapat Lailatul Qodar, waktu turunya Al Quran dan malam kemuliaan yang lebih baik dari pada seribu bulan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasehat untuk mencari malam lailatul qodar di sepuluh malam terakhir Ramadhan, sebagaimana dalam sabdanya:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari no. 2017)

Maka sepantasnya kita sebagai umat nabi mencontoh keteladanan beliau di sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan dengan melakukan amalan-amalan ketaatan bukan dengan menyibukan diri kita dengan amalan yang sia-sia nan melalaikan.

Diantara amalan yang hendaknya dilakukan di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan adalah:

1. Iktikaf

2. Sholat malam

3. Membaca Al Quran

4. Memperbanyak dzikir dan doa

5. Taubat dan istighfar

Terdapat riwayat dari Aisyah, bahwa doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika lailatul qadar adalah

اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku.

Hadis selengkapnya:

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي “

Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam merupakan lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan di malam itu? Beliau menjawab: Ucapkanlah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN

(HR. Ahmad 25384, At-Turmudzi 3513, Ibn Majah 3850, An-Nasai dalam Amal Al-yaum wa lailah, dan Al-Baihaqi dalam Syua’bul Iman 3426)

Ibnu Rajab rahimahullah menjelaskan,

و إنما أمر بسؤال العفو في ليلة القدر بعد الإجتهاد في الأعمال فيها و في ليالي العشر لأن العارفين يجتهدون في الأعمال ثم لا يرون لأنفسهم عملا صالحا و لا حالا و لا مقالا فيرجعون إلى سؤال العفو كحال المذنب المقصر

Sesungguhnya perintah memohon al-‘afwu pada malam lailatul qadar setelah kita bersungguh-sungguh beramal di dalamnya dan di sepuluh hari terakhir Ramadhan, ini semua agar kita tahu bahwa orang yang arif (bijak) ketika sungguh-sungguh dalam beramal kemudian ia tidak melihat amalan yang ia lakukan itu sempurna dari sisi amalan, keadaan, maupun ucapan. Karenanya ia meminta kepada Allah al-‘afwu (pemaafan) seperti keadaan seseorang yang berbuat dosa dan merasa penuh kekurangan.”

Yahya bin Mu’adz pernah berkata,

ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو

Bukanlah orang yang arif (bijak) jika ia tidak pernah mengharap pemaafan (penghapusan dosa) dari Allah.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 362-363).


Semoga di penghujung ramadhan kita bisa memaksimalkannya dengan amalan ketaatan dan mendapatkan malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan.


https://hamalatulquran.com/bekal-ramadhan-18-menyambut-sepuluh-hari-terakhir-ramadhan/

•═════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═════•

Penulis: Zusuf Affandi, Lc.

(Alumni dan Pengajar di PP. Hamalatul Quran, Yogyakarta)

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive