Berakhirnya bulan Ramadhan tidak berarti berakhir pula ketaatan dan kebaikan yang kita kerjakan.
Para ulama mengingatkan,
كن عبدا ربانيا ولا تكن عبدا رمضانيا
"Jadilah engkau hamba yang senantiasa istiqamah beribadah kepada Allah dan janganlah engkau menjadi hamba yang beribadah hanya musiman pada bulan Ramadhan."
Sesungguhnya yang dituju dari amalan ketaatan selama Ramadhan itu adalah takwa "la'allakum tattaquun" yaitu agar kalian menjadi hamba Allah yang bertakwa pada setiap kesempatan; baik dalam keadaan sendirian maupun di tengah keramaian.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
اتق الله حيثما كنت وأتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن
"Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan iringilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan itu dapat menghapusnya dan berinteraksilah dengan manusia diatas akhlak yang mulia."
(HR. Ahmad 21354, At-Tirmidzi 1987 hadits hasan shahih)
Diantara makna takwa itu kata Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu,
أن يطاع فلا يعصى ويشكر فلا يكفر ويذكر فلا ينسى
"Allah itu ditaati dan tidak didurhakai, disyukuri nikmat-Nya dan tidak dikufuri, diingat dan tidak dilupakan."
Siapa yang mengerjakan ketaataan dan kebaikan selama bulan Ramadhan tetapi tidak mengantarkan dirinya menjadi hamba yang bertakwa setelahnya maka itu pertanda bahwa amalan yang dia kerjakan selama bulan Ramadhan itu tidak Allah terima.
Adapun orang-orang yang tetap menjaga kesalehannya setelah Ramadhan dengan bertakwa dimanapun dirinya berada, mengiringi kejelekan dengan kebaikan, dan berinteraksi yang baik dengan manusia, maka itu pertanda diterima amalannya ketaatannya selama bulan Ramadhan.
Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala apabila menerima amalan saleh seorang hamba maka akan memberi tawfiq kepadanya untuk beramal saleh setelahnya.
Para ulama berkata,
ثواب الحسنة الحسنة بعدها
"Balasan dari suatu kebaikan adalah mengerjakan kebaikan setelahnya."
Ibnu Rajab menjelaskan hal di atas dengan perkataan salaf lainnya, ”Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.” (Latho-if Al Ma’arif)
Semoga Allah menerima amalan kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan berikutnya dalam keadaan sehat dan afiyah, aamiin.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.