Ketika kebenaran telah nampak di depan mata tetapi hidayah sulit untuk diterima dikarenakan hati yang buta. Allah mengatakan:
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ ﴿٤٦﴾
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang didalam dada.” (QS. Al-Hajj[22]: 46)
Allah mengatakan dalam ayat ini bahwa tugas hati adalah berakal dengannya. Akal ini dari Bahasa Arab, artinya yang menghalangi sesuatu. Sehingga akal ini yang membuat orang berpakaian tidak telanjang. Antum bisa melihat orang gila yang akalnya tidak ada, dia telanjang. Diajak ngomong nggak nyambung. Itu orang gila, tidak punya akal. Oleh karena itu kenapa diharamkan khamr? Karena menghilangkan akal seseorang.
Orang-orang kafir, mata mereka tidak buta. Mereka bisa melihat mana yang hitam dan mana yang putih. Mereka bisa melihat terbitnya matahari dan tenggelamnya matahari di ufuk barat. Mereka bisa melihat kondisi orang-orang yang susah. Mereka bisa melihat patung-patung yang disembah. Mereka lihat dengan mata mereka. Mereka tidak buta matanya. Terus apanya yang buta? Kenapa mereka kufur kepada pencipta? Kata Allah:
وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada.”
Maka itulah yang perlu kita pahami. Kalau seseorang cerdas, IQ-nya jangan ditanya, dia orang yang tingkat kecerdasannya diatas rata-rata, tapi dia mencuri, dia berzina, korupsi, memohon kepada patung. Patung dimintain pertolongan sama dia, padahal orang cerdas ini. Masalahnya dia tidak punya akal.
Maka orang yang cerdas seharusnya dia jadi lebih dekat dengan Allah. Tapi gara-gara tidak menggunakan akal yang sesuai dengan syariat Allah. Jadi untuk masyarakat Muslim yang jalan-jalan, yang tamasya, coba ketika pulang dari sana bahwa manfaat. Imannya bertambah ‘azimahny menguat untuk beramal.menguat untuk beramal.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.