Berbicara tentang hati berarti membicarakan tentang bagian tubuh manusia yang paling penting dan utama, karena baik atau buruknya seluruh anggota badan manusia tergantung dari baik atau buruknya hati.[Lihat keterangan imam an-Nawawi dalam kitab Syarhu Shahîhi Muslim, 11/29]
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia.[HSR. Al-Bukhâri, no. 52 dan Muslim, no. 1599]
Disamping itu, hati merupakan tempat tumbuh kembangnya iman kepada Allâh Azza wa Jalla yang merupakan landasan utama kebaikan dan kemuliaan hidup seorang hamba di dunia dan akhirat. Ini berarti, mengusahakan perbaikan hati sama dengan mengusahakan perbaikan iman dan menyempurnakan pertumbuhannya.
Oleh Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni MA hafidzahullah
Referensi: https://almanhaj.or.id/6970-kembalikan-hatimu-pada-fitrahnya.html
📌Surabaya Mengaji
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.






