Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Saturday, May 6, 2023

Kezaliman Terjadi Karena Diamnya Orang Baik!?

Kezaliman Terjadi Karena Diamnya Orang Baik!?
Bismillah...

Kezhaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang baik

Banyak yang menyebarkan perkataan diatas dan menyandarkannya pada Ali bin Abi Thalib. Namun setelah kami cari dan kami periksa, tidak ditemukan sumber dan referensi sama sekali. Bahkan tidak kami temukan riwayat dari Ali bin Abi Thalib yang bunyinya demikian.

Yang benar, perkataan tersebut adalah dari Marthin Luther King Jr., yang lengkapnya berbunyi:

“It may well be that we will have to repent in this generation. Not merely for the vitriolic words and the violent actions of the bad people, but for the appalling silence and indifference of the good people who sit around and say, “Wait on time.”

Sumber: http://www.goodreads.com/quotes/803418-it-may-well-be-that-we-will-have-to-repent 

Dan kami menyangka, orang-orang yang menyandarkan perkataan tersebut kepada Ali bin Abi Thalib mungkin bermaksud ingin menukil perkataan lain yang maknanya mirip:

حين سكت أهل الحق عن الباطل توهم أهل الباطل أنهم على حق

Ketika ahlul haq diam terhadap kebatilan, maka ahlul batil akan mengira mereka berada dalam kebenaran

Yang dikalangan orang Arab, perkataan ini memang sering dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib.

Namun juga sekali lagi, kami tidak bisa menemukan sumber dan referensi perkataan ini. 

Bahkan dewan fatwa Islamweb mengatakan:

فلم نقف على هذا القول منسوبا إلى علي ـ رضي الله عنه ـ فيما تيسر لنا البحث فيه مما حولنا من مراجع الأثر وغيره ومعنى هذا القول في الجملة سليم، فإذا ترك الباطل قوي واستأسد، وإذا تصدى له أهل الحق تلاشى واضمحل

Kami tidak menemukan penisbatan perkataan tersebut kepada Ali radhiallahu’anhu, sebatas dari penelusuran yang kami lakukan dalam kitab-kitab riwayat atsar dan yang lainnya. Adapun makna dari perkataan ini benar. Jika kebatilan dibiarkan ia akan menguat dan kokoh. Jika ahlul haq melawannya, ia akan pudar dan sirna”.

Sumber: http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=209992 

Dan peneliti dari web Laa Tansyur juga menyebutkan:

وهذه المقولة كذب على علي ليس لها أصل عنه ووجدت عدد من الباحثين لم يقفوا لها على أصل ومعناها صحيح لا شيء فيه

Perkataan ini merupakan kedustaan terhadap Ali bin Abi Thalib, tidak ada asalnya sama sekali. Dan saya dapati bahwa beberapa peneliti menegaskan mereka tidak menemukan sumber perkataan ini sama sekali. Adapun maknanya benar, tidak ada masalah sama sekali

Sumber: http://la-tnshor.blogspot.co.id/2014/09/2.html 

Maka jelaslah bahwa tidak benar perkataan jika perkataan ini dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib.

Adapun mengenai maknanya, secara umum benar. Bahwa tidak boleh diam terhadap kebatilan dan wajib mengingkarinya. Namun masalahnya, perkataan diatas sering dijadikan oleh sebagian orang untuk melakukan aksi-aksi yang tidak sesuai dengan tuntunan syariat, hanya bermodalkan niat dan semangat untuk mengingkari kebatilan. Tentu mengingkari kebatilan tidak boleh dengan cara yang batil juga.

Baca juga

- https://muslim.or.id/135-amar-maruf-nahi-mungkar-1.html

- https://muslim.or.id/136-amar-maruf-nahi-mungkar-2.html

- https://rumaysho.com/682-3-bekal-amar-maruf-nahi-mungkar.html

- https://rumaysho.com/76-mengingkari-kemungkaran-tidak-mesti-dengan-keonaran.html

- https://rumaysho.com/1025-sikap-ekstrim-dalam-menyikapi-kemungkaran202.html


Sebenarnya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sudah mengisyaratkan hal ini dalam sabdanya:

مَن رأى مِنكُم مُنكرًا فليغيِّرهُ بيدِهِ ، فإن لَم يَستَطِع فبِلسانِهِ ، فإن لم يستَطِعْ فبقَلبِهِ . وذلِكَ أضعَفُ الإيمانِ

Barangsiapa melihat kemungkaran maka ingkarilah dengan tangannya, jika tidak sanggup, maka dengan lisannya, jika tidak sanggup maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim 49).

قال رجل لعبد الله بن مسعود -رضي الله عنه- : هلك من لم يأمر بالمعروف ولم ينه عن المنكر. فقال عبد الله: بل هلك من لم يعرف المعروف بقلبه وينكر المنكر بقلبه

Salah seorang berkata kepada Ibnu Mas’ud, “Binasalah orang yang tidak menyeru kepada kebaikan dan tidak mencegah dari kemungkaran”, lalu Ibnu Mas’ud berkata, “Justru binasalah orang yang tidak mengetahui dengan hatinya kebaikan dan tidak mengingkari dengan hatinya kemungkaran.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf beliau no. 37581)

Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu tatkala ditanya, “Apakah kematian orang yang hidup?” Beliau menjawab:

من لم يعرف المعروف بقلبه وينكر المنكر بقلبه

Orang yang tidak mengenal kebaikan dengan hatinya dan tidak mengingkari kemungkaran dengan hatinya.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf beliau no. 37577)

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam:

إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه، ولا ينزع من شيء إلا شانه

Sesungguhnya tidaklah lemah lembut ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut (hilang) dari sesuatu kecuali akan membuatnya jelek.” (HR. Muslim no. 2594)

Ternyata tidak semua kemungkaran disikapi dengan 1 sikap, namun tergantung keadaan dan kemampuan, terkadang dengan tangan, terkadang dengan lisan dan terkadang hanya bisa dengan hati.

Bahkan terkadang diam itu adalah sikap yang benar. Beliau bersabda:

من كان يؤمنُ باللهِ واليومِ الآخرِ فليقُلْ خيرًا أو ليصمُتْ

Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam” (HR. Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Jika melihat kemungkaran dan tidak mampu mengingkari dengan tangan dan tidak mampu berkata yang baik untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkaran tersebut, maka diam adalah sikap yang benar. Ingkari dengan hati. Bahkan jika nekat mengingkari dengan lisan yang tidak baik, kemungkaran akan semakin menjadi.

Oleh karena ini beliau juga bersabda:

من صمَت نجا

Yang diam, ia selamat” (HR. Tirmidzi)

Maksudnya diam dari berkata tanpa ilmu, berkata yang dusta, berkata yang menimbulkan mudharat lebih besar dari maslahatnya.


Wallahu a’lam.


https://kangaswad.wordpress.com/2016/02/24/kezaliman-terjadi-karena-diamnya-orang-baik/

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Related Posts:


Popular Posts

Blog Archive