Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, July 18, 2023

Ambil Pendapat Yang Lebih Ringan

Ambil Pendapat Yang Lebih Ringan
Bismillah...

Jika ada perbedaan pendapat para ulama, maka pilihlah pendapat ulama yang mana ulama tersebut lebih kuat keilmuan dan agamanya. 

Jika menurutnya keduanya sama-sama kedudukannya dalam hal ilmu dan agama, maka sebagian ulama berpendapat hendaknya dia pilih YANG LEBIH HATI-HATI, atau yang paling berat. 

Ada juga yang berpendapat, hendaknya dia memilih YANG LEBIH RINGAN (MUDAH). Dan pendapat memilih yang lebih ringan, ini pendapat yang benar. 

Berkata Aisyah radhiyallahu anha, 

مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ قَطُّ إِلَّا أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ "

Tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi pilihan di antara dua perkara, kecuali beliau memilih yang paling mudah di antara keduanya, selama hal itu bukan merupakan dosa. Jika perkara itu mengandung dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhkan diri dari padanya". (HR. Bukhari 3560, Muslim). 

Berkata Syeikh Utsaimin rahimahullah :

وإذا اختلف العلماء عليه في الفتيا ، أو فيما يسمع من مواعظهم ونصائحهم – مثلاً - ، فإنه يتبع مَن يراه إلى الحق أقرب في علمه ودينه . 

فإن تساوى عنده الرجلان في العلم والدين : 

فقال بعض العلماء : يتبع الأحوط وهو الأشد . 

وقيل : يتبع الأيسر . 

وهذا هو الصحيح ؛ أنه إذا تعادلت الفتيا عندك فإنك تتبع الأيسر ؛ لأن دين الله عز وجل مبني على اليسر والسهولة ، لا على الشدة ، وقد قالت عائشة رضي الله عنها في وصف النبي صلى الله عليه وسلم : ( إنه ما خير بين أمرين إلا اختار أيسرهما ما لم يكن إثماً ) " انتهى .

Jika para ulama berbeda pendapat di hadapannya dalam suatu fatwa, atau berdasarkan apa yang dia dengar dari nasehat dan ceramah mereka, maka hendaknya dia mengikuti ulama yang menurut dia LEBIH KUAT ILMU dan AGAMANYA. Jika menurutnya keduanya sama-sama kedudukannya dalam hal ilmu dan agama, maka sebagian ulama berpendapat hendaknya dia pilih YANG LEBIH HATI-HATI, atau yang paling berat. Ada juga yang berpendapat, hendaknya dia memilih YANG LEBIH RINGAN (MUDAH). Pendapat ini yang benar, karena jika fatwa-fatwa yang ada kedudukannya seimbang di hadapan anda, maka anda dapat memilih YANG LEBIH RINGAN, karena agama Alah Azza wa Jalla dibangun berdasarkan kemudahan, bukan berdasarkan kesulitan. Aisyah radhiallahu anha berkata saat menjelaskan sifat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Sungguhnya beliau, jika berada dalam dua perkara yang dipilih, niscaya akan memilih yang paling ringan. Selama tidak berdosa.” (Liqoat Al-Bab Al-Maftuh).

Jika seseorang mengambil pendapat ulama yang paling ringan (mudah) pendapatnya, yang sama-sama kuat keilmuan dan agamanya, maka harus memenuhi dua syarat, pendapatnya tidak bertentangan dengan JUMHUR ULAMA dan dalil-dalilnya yang disampaikan SAMA.

Berkata Syeikh Utsaimin rahimahullah :

وعليه : فلا يجوز لك الأخذ بقول من يقول بالرخصة إلا بشرطين اثنين :

1- ألا يكون قد خالف جماهير أهل العلم من السلف والخلف ، فهو – ولا شك – الأعلم والأورع الذين ينبغي على الناس اتباع مذهبهم .

2- وأن تتكافأ الأدلة التي يذكرها أصحاب القولين في المسألة ، فلك ـ حينئذ ـ أن تأخذ بالأيسر من القولين .

Maka dengan demikian, seseorang tidak boleh memilih perkara yang paling ringan kecuali dengan dua syarat;

1. Tidak bertentangan dengan pendapat jumhur ulama baik kalangan salaf maupun khalaf. Tidak diragukan lagi bahwa yang paling layak dan paling hati-hati adalah mengikuti mazhab mereka.

2. Dalil-dalil yang disampaikan oleh kedua pandangan yang berbeda tersebut kedudukannya sama, maka ketika itu, anda dapat mengambil yang lebih ringan di antara kedua pendapat. (Liqoat Al-Bab Al-Maftuh).  


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0L789FMC6QmivgZ596aHP4fyMfc4wYiDueWpLqy2wTwkfFiZPfKQNcoZHaBDeLxRTl&id=100009878282155


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive