• Allah ﷻ berfirman,
يَمْحُوا۟ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلْكِتَٰبِ
"Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)". (Qs Ar-Ra'd : 39)
📝 PENJELASAN
Pendapat yang paling kuat insya Allah terkait ayat yang mulia ini adalah penjelasan ulama ahli tafsir bahwa catatan takdir ada dua macam:
1. CATATAN TAKDIR YANG BISA BERUBAH
Sebagaimana awal ayat,
يَمْحُوا۟ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِتُ
"Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)..." (Qs Ar-Ra'd: 39)
Allah ﷻ memberikan catatan ini kepada para malaikat, diantaranya catatan takdir tahunan yang ditetapkan saat lailatul qodr.
Maka catatan inilah yang dapat berubah karena adanya sebab-sebab seperti:
- Doa.
- Silaturahmi yang dapat menambah umur dan meluaskan rezeki.
- Sedekah yang dapat mencegah musibah, dan lain-lain.
2. CATATAN TAKDIR YANG TIDAK BERUBAH
Sebagaimana akhir ayat,
وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلْكِتَٰبِ
"...dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)". (Qs Ar-Ra'd: 39)
Ummul-Kitab atau Lauh mahfuzh adalah catatan induk yang Allah ﷻ tuliskan 50.000 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan.
Keberadaan catatan ini di sisi Allah ﷻ, yang tidak dapat dilihat oleh satu makhluk pun, dan tidak ada riwayat shahih bahwa Allah ﷻ memperlihatkannya kepada satu makhluk pun.
✍🏼 KESIMPULAN
Takdir yang berubah pada catatan yang ada di tangan malaikat sudah tercatat di lauh mahfuzh sebelum perubahan itu terjadi.
Maka tidak bertentangan antara dalil-dalil tentang takdir dapat berubah dan takdir tidak dapat berubah, karena keduanya adalah catatan yang berbeda.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
✒️ Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc حفظه الله تعالى
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.