Seseorang pernah melakukan kesalahan, itu biasa dan bukan aib, karena siapa pula manusia yang tidak pernah berbuat salah di muka bumi ini. Sekalipun sekaliber ulama atau ustadz kibar, pasti pernah tergelincir kepada kesalahan dan kekeliruan.
Yang aib itu ketika kebenaran tampak jelas, dia tidak mau kembali dan mengikuti kebenaran.
Berkata Asy-Syaikh Muqbil bin Hady rahimahullah :
ليس العيب أن يخطئ الشخص، ولكن العيب أن يظهر له الحق ثم لا يرجع إليه.
“Bukanlah aib, seseorang melakukan KESALAHAN. Tetapi aib itu adalah ketika kebenaran nampak baginya, namun kemudian dia tidak mau KEMBALI kepadanya.” [Kaset “Al-Asilah al-Imaratiyyah”].
AFM
Bahasan terkait
Beda mukmin dan fajir saat melakukan kesalahan
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1515074488831813&id=100009878282155
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.