Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Friday, August 11, 2023

Suami atau Istri Ngomel

Suami atau Istri Ngomel == Solusi Islami
Bismillah...

Pertengkaran dalam rumah tangga itu mesti ada. Jika hal ini terjadi, salah satu dari keduanya mesti memaafkan dan buatlah yang marah menjadi ridha. Jangan marah dibalas marah. Kalau demikian adanya, umur pernikahannya tidak akan lama dan akan cepat berakhir. 

Berkata Abu Darda' radhiyallahu anhu kepada istrinya:

إذا غضبت فرضيني، وإذا غضبتِ رضيتك، فإذا لم نكن هكذا ما أسرع ما نفترق.

"Jika aku marah, maka buatlah diriku ridha, dan jika engkau marah, aku akan membuatmu ridha, jika kita tidak demikian maka alangkah cepatnya kita akan berpisah." (Raudhatul Uqala', hlm. 106).

Dan berkata Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu kepada isterinya :

اذا رأيتني غضبت ترضيني واذا رأيتك غضبت ترضيتك وإلا نصطحب

Jika kamu melihatku sedang marah, maka maafkanlah aku. Begitu pun jika aku melihatmu sedang marah, maka aku akan memaafkanmu. Jika tidak demikian, mustahil kita akan bisa beriringan (dalam rumah tangga).” (Al aqdu Alfarid li Ibni Abdi Robbi).

Jika suami marah kepada istrinya karena masalah yang haq, sampai dia tertidur, dan istrinya tidak minta maaf atas kesalahannya, maka ini dosa besar bagi si istri. 

Tetapi jika marahnya bukan karena buruknya akhlak istri, jeleknya adab, sedikit ketaatannya atau bukan pada perkara yang syari, maka si istri tidak berdosa. 

Berkata Asy Syaukani rahimahullah :

إن اغضاب المرأة لزوجها حتى يبيت ساخطاً عليها من الكبائر. وهذا إذا كان غضبها عليها بحق.

Sesungguhnya wanita yang membuat marah suaminya sampai dia tertidur masih marah kepadanya, ini adalah termasuk dosa besar. Ini jika marahnya disebabkan alasan yang haq (benar). (Misykah Al Mashabih, 4/109)

Berkata Ali Al Qari rahimahullah :

هذا إذا كان السخط لسوء خلقها أو سوء أدبها أو قلة طاعتها. أما إن كان سخط زوجها من غير جرم فلا إثم عليها

Marahnya ini jika disebabkan buruknya akhlak istri, atau jeleknya adab, atau sedikit ketaatannya. Ada pun jika kemarahan suaminya itu bukan karena kejelekan ini maka tidak ada dosa bagi si istri. (Misykah Al Mashabih, 4/109)

Berkata Asy Syeikh Abdul Aziz Bin Baaz rohimahullah :

إذا كان إغضابها له بغير حق تأثم ولا يجوز لها أن تنازع ولا أن تؤذيه بالكلام، 

Kalau seorang istri membuat marah suaminya secara tidak benar maka dia berdosa. Tidak boleh baginya untuk berbuat durhaka dan menyakiti suaminya dengan ucapannya.

أما إن كان بحق بأن أنكرت عليه منكر، يتساهل في الصلاة فأنكرت عليه، يشرب المسكر فأنكرت عليه وناصحته فغضب فهي مأجورة غير مأزورة بل مشكورة

Adapun jika dengan cara yang benar dengan mengingkari kemungkaran yang dilakukan suaminya, (seperti) suaminya menyia-nyiakan sholatnya kemudian dia mengingkarinya atau suaminya minum minuman keras kemudian dia mengingkarinya, dia menasehatinya kemudian suaminya MARAH maka dia mendapat pahala, dia tidak berdosa bahkan dia patut disyukuri atas tindakannya. (Fatawa Syekh Bin Baaz). 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid025N8WHjJVoFpTJehudki8PtzE6VCfm9mw31MdN7JVvdTKirxgn1x7WwPUEv4kK3W8l&id=100009878282155


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive