Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, September 19, 2023

Abu Lahab dan Dalil Sunnahnya Peringatan Maulid Nabi

Abu Lahab dan Dalil Sunnahnya Peringatan Maulid Nabi
Bismillah...

BENARKAH ABU LAHAB DIRINGANKAN AZABNYA KARENA GEMBIRA DENGAN KELAHIRAN NABI ﷺ ⁉️ DAN JADI DALIL SUNNAHNYA PERINGATAN MAULID?

Al-Imam Bukhari rahimahullah dalam "Shahihnya" (No. 4711) meriwayatkan sampai dengan sanadnya kepada Urwah bin Zubair yang berkata :

وَثُوَيْبَةُ مَوْلاَةٌ لأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ‏

"Tsuwaibah adalah hamba sahaya milik

Abu Lahab yang dia merdekakan kemudian menyusui NABI ﷺ. Tatkala Abu Lahab mati sebagian keluarganya melihat dalam mimpi dalam kondisi memprihatinkan. Lalu keluarganya tersebut bertanya kepadanya, "Apa yang terjadi?".

Abu Lahab berkata, "aku tidak mendapatkan nikmat apapun sepeninggal kalian, kecuali aku diberi minum karena memerdekakan Tsuwaibah."

Urwah bin Zubair adalah seorang Tabi'in. Barangkali yang dimaksud dengan anggota keluarga yang bermimpi tersebut adalah al-Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu anhu, sebagaimana ini keterangan dari Al-Imam as-Suhailiy yang mengatakan :

أَنَّ الْعَبَّاس قَالَ : لَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَب رَأَيْته فِي مَنَامِي بَعْد حَوْل فِي شَرّ حَال فَقَالَ : مَا لَقِيت بَعْدكُمْ رَاحَة , إِلَّا أَنَّ الْعَذَاب يُخَفَّف عَنِّي كُلّ يَوْم اِثْنَيْنِ

"Al-Abbas mengatakan, "ketika Abu Lahab mati, aku melihatnya dalam mimpiku, dalam kondisi yang jelek, lalu Abu Lahab berkata, "aku tidak mendapatkan kesempatan istirahat (dari siksa), kecuali azabku diringankan SETIAP HARI SENIN."

Baca juga : 

- https://nasihatsahabat.com/antara-abu-lahab-dan-maulid-nabi/

- https://almanhaj.or.id/8016-syubhat-peringatan-maulid-nabi-dengan-alasan-kisah-abu-lahab-yang-memerdekakan-budaknya.html


Ada beberapa catatan terhadap 2 atsar diatas, sebagaimana telah diterangkan oleh para ulama dengan sangat gamblang :

1. Riwayatnya Urwah memang shahih sanadnya sampai kepadanya, namun Urwah adalah seorang Tabi'in, sehingga statusnya adalah mursal. Kemudian telah maklum bahwa mursal termasuk kategori hadis dhoif. 

2. Urwah menceritakan dari orang yang majhul perihal mimpi diatas, sehingga ini juga lemah secara ilmu hadis. 

3. Adapun riwayat al-Abbas radhiyallahu anhu, maka al-Imam as-Suhailiy yang masa hidupnya 508 - 581 H, jelas tidak bertemu langsung dengan al-Abbas, beliau adalah ahli sejarah dan memiliki karya tulis yang khusus membahas sirah NABI yang berjudul ar-Raudh al-Anf. Sedangkan beliau disini tidak menyebutkan sanad yang mengantarkannya kepada perkataan al-Abbas radhiyallahu anhu diatas, sehingga status sanadnya tidak bisa kita validasi.

Sebenarnya ketiga poin diatas sudah cukup melemahkan riwayat yang kita bahas ini, maka disana tidak ada peluang bagi para pendukung acara BID'AH MAULID untuk menjadikan atsar ini sebagai argumen, karena dalil mereka lemah, selemah rumah laba-laba. 

Namun baiklah kalau kita menerima asumsi yang mereka ajukan, bahwa riwayat al-Abbas radhiyallahu anhu shahih sampai kepadanya, maka masih tertinggal catatan terhadapnya :

A. Konteksnya, al-Abbas radhiyallahu anhu menceritakan mimpinya sesaat setelah perang Badar, karena Abu Lahab mati beberapa hari setelah kekalahan kafir Quraiys pada waktu perang Badar. Jika demikian, maka al-Abbas masih kafir ketika itu, karena beliau masuk Islam pada saat penaklukkan Mekkah. Oleh sebab itu, mimpinya orang kafir tidak dapat dijadikan pegangan. 

B. Anggaplah mimpi tersebut setelah al-Abbas radhiyallahu anhu masuk Islam, maka tetap saja mimpi tidak dapat dijadikan hujjah, karena berita ghaib seperti nikmat dan siksa kubur dan akhirat, hanya diketahui melalui jalan wahyu dari Al-Qur'an dan Hadits. 

Terakhir, taruklah kita menerima riwayat yang kita bahas ini adalah shahih, maka tetap saja ini bukan alasan disyariatkannya peringatan MAULID NABI. Bagaimana bisa faedah dari kisah ini luput dari para sahabat yang sangat paham dengan seluk-beluk kehidupan NABI, bagaimana juga ini bisa lolos dari kalangan Tabi'in yang semangatnya juga tidak kalah besar, dan bagaimana bisa Imam Mazhab yang empat tidak tergugah untuk mengambil faedah darinya, padahal mereka Mujtahid yang penelitiannya terhadap dalil-dalil syar'i sangat detail sekali dan sangat bersemangat untuk mengamalkan dan menyebarkannya. 

Maka inilah fiqih Salafy yang tegak lurus terhadap dalil-dalil syar'i dan pemahaman para sahabat yang senantiasa berpegang dengan petunjuk mereka, bahwa fix, peringatan MAULID NABI adalah BID'AH dalam agama ini. 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0ZRbvNu2FVaenRMWyASTcJZTBF5FyxqW6fxqdBZZs5mPybtMtfNZqS1De7Y1SmwWQl&id=100034708846450


Abu Sa'id ath-Thighali

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive