Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوْءُ الًعَذَابِ اَلنَّارُ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوْا آلَ فِرْعَوُنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“Dan Fir’aun beserta pengikutnya dikepung oleh adzab yang sangat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat (dikatakan kepada mereka): 'Masukkan Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras'."
(QS. Al Mu'min /:Ghafir: 46)
Al-Hafidzh Ibnu Katsir rahimahullah,
“Ayat ini sebagai landasan utama bagi Ahlussunnah dalam menetapkan adanya adzab kubur.”
Al-Hafidzh Ibnu Abdil Barr rahimahullah,
"Hadits-hadits adzab kubur derajatnya mutawatir, Ahlussunnah seluruhnya mengimani dan tidak ada yang mengingkarinya selain ahli bid'ah."
قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
Mereka (orang kafir) berkata: “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?” (QS Yasin 52)
Firman Allah surat Yasin ayat 52 tidak menafikan adzab kubur. Orang-orang kafir tertidur diantara dua tiupan sangkakala. Tiupan pertama mengakibatkan kematian seluruh makhluk, tiupan kedua dibangkitkan manusia dari kuburnya.
Ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ayat 52 surat Yasin adalah orang kafir ketika dihadapkan pada Jahannam, maka yang mereka rasakan pada siksa kubur sebelumnya hanya seperti tidur. Makanya mereka katakan, “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?” (Tafsir Al-Baghawi, 23:644)
Antara dua tiupan itu tidak ada nikmat kubur dan adzab kubur. Dan orang-orang kafir terbangun dari tidurnya setelah tiupan sangkakala kedua itu lalu mereka berkata seperti yang Allah sebut dalam surat Yasin ayat 52. Demikian penjelasan para ulama.
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.