Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, October 4, 2023

(JANGAN) Cocokologi Dalam Memaham Dalil

(JANGAN) Cocokologi Dalam Memaham Dalil
Bismillah...

Memahami alquran dan as sunnah mesti dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf, pemahaman tiga generasi islam terbaik (sahabat, tabi'in dan tabiuttabi'in). Bukan dipahami oleh akal, perasaan dan hawa nafsunya. Atau dengan metode cocokologi. Kalau demikian, maka akan tersesat dari jalan yang benar. 

Allah Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An Nisa 115).

Berkata Syekh As Sa'di rahimahullah :

أي: ومن يخالف الرسول صلى الله عليه وسلم ويعانده فيما جاء به { مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى ْ} بالدلائل القرآنية والبراهين النبوية. { وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ ْ} وسبيلهم هو طريقهم في عقائدهم وأعمالهم { نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى ْ} أي: نتركه وما اختاره لنفسه، ونخذله فلا نوفقه للخير، لكونه رأى الحق وعلمه وتركه، فجزاؤه من الله عدلاً أن يبقيه في ضلاله حائرا ويزداد ضلالا إلى ضلاله. كما قال تعالى: { فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ْ}

Maksudnya, barangsiapa yang menyelisihi Rasulullah dan membangkang terhadap apa yang dibawa olehnya, “sesudah jelas kebenaran baginya” dengan dalil-dalil ALQURAN dan penjelasan ASSUNNAH, “dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang Mukmin (para sahabat),” jalan mereka adalah cara mereka dalam berakidah dan beramal, “Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu,” yaitu Kami membiarkannya dengan apa yang dipilih untuk dirinya dan Kami menghinakannya, Kami tidak membimbingnya kepada kebaikan, karena ia telah menyaksikan kebenaran dan mengetahuinya, namun tidak mengikutinya, maka balasan baginya dari Allah adalah sebuah keadilan yaitu membiarkannya tetap dalam kesesatannya dengan kondisi bingung hingga kesesatannya bertambah di atas kesesatan, sebagaimana Allah berfirman, "Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (Ash-Shaff:5). (Tafsir As Sa'di).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

من ظن أنه يأخذ من الكتاب والسنة بدون أن يقتدي بالصحابة ويتبع غير سبيلهم، فهو من أهل البدع.

Siapa yang menyangka bahwa dia cukup mengambil al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa perlu meneladani para Shahabat dan dia mengikuti selain jalan yang mereka tempuh, maka dia termasuk ahli bid’ah.” (Mukhtashar al-Fatawa al-Mishriyyah, hlm. 556)

Dan Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

من خالف الكتاب المستبين والسنة المستفيضة او ما أجمع عليه سلف الأمة خلافا لا يعذر فيه فهذا يعامل بما يعامل به اهل البدع"(الفتاوى:٢

Siapa saja yang menyelisihi Al-Kitab (alquran) yang sangat jelas dan As-Sunnah yang terperinci atau apa yang menjadi kesepakatan salaf, maka tidak ada udzur padanya dan dia disikapi seperti menyikapi ahli bid’ah.” (Majmu’ Al-Fatawa 24/172).

Dan Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

مَنْ عَدَلَ عَنْ مَذَاهِبِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَفْسِيرِهِمْ إلَى مَا يُخَالِفُ ذَلِكَ كَانَ مُخْطِئًا فِي ذَلِكَ بَلْ مُبْتَدِعًا وَإِنْ كَانَ مُجْتَهِدًا مَغْفُورًا لَهُ خَطَؤُهُ.

Siapa yang berpaling dari madzhab Shahabat dan Tabi’in serta berpaling dari tafsir mereka kepada hal-hal yang menyelisihinya, maka dia salah dalam hal tersebut, bahkan dia menjadi mubtadi’ walaupun dia seorang mujtahid yang jika berijtihad pada perkara-perkara yang jika salah akan diampuni kesalahannya.” (Majmu’ Al-Fatawa 13/361).

🌴🌴🌴

Contoh pemahaman terhadap ayat-ayat  alquran yang tidak sesuai dengan pemahaman para salaf.

🌴🌴🌴

> Allah Ta'ala berfirman :

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Surah Thaha 14).

Orang-orang shufi ekstrim dan para pemimpinnya menafsirkan dan memahami ayat ini, bahwa kalau sudah INGAT ALLAH atau istilah jawa sudah ILING, tidak perlu lagi shalat, yang masih shalat itu masih tingkatan/maqom syariat, tingkatan paling rendah menurut mereka.

Penafsiran mengingat Allah yg benar adalah dengan mengarahkan semua ibadah yang nampak maupun tersembunyi, yang dasar maupun yang cabang.

Disebutkan shalat meskipun ia termasuk ke dalam ibadah, karena kelebihan dan keistimewaannya dan karena di dalamnya terdapat ibadah hati, lisan dan anggota badan (tafsir Ibnu Katsir)

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (dengan shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Ankabut 45)

🌴🌴🌴

> Allah Ta'ala berfirman :

وَٱلسَّلَٰمُ عَلَيَّ يَوۡمَ وُلِدتُّ وَيَوۡمَ أَمُوتُ وَيَوۡمَ أُبۡعَثُ حَيّٗا

"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Surah Maryam, Ayat 33).

Orang liberal memahami bahwa ayat ini sebagai dalil bolehnya ucapan selamat natal.

Al Hafizh Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini:

إثبات منه لعبوديته لله عز وجل وأنه مخلوق من خلق الله يحيا ويمات ويبعث كسائر الخلائق ولكن له السلامة في هذه الأحوال التي هي أشق ما يكون على العباد صلوات الله وسلامه عليه

Dalam ayat ini ada PENETAPAN UBUDIYAH Isa kepada Allah, yaitu bahwa ia adalah MAKHLUK ALLAH yang hidup dan BISA MATI dan beliau juga akan dibangkitkan kelak sebagaimana makhluk yang lain. Namun Allah memberikan keselamatan kepada beliau pada kondisi-kondisi tadi (dihidupkan, dimatikan, dibangkitkan) yang merupakan kondisi-kondisi paling sulit bagi para hamba. Semoga keselamatan senantiasa terlimpah kepada beliau.” [Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 5-230]

Allah ﷻ sendiri yang langsung menyatakan kafirnya Nasrani :

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.”

Padahal Al-Masih (sendiri) berkata: “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.”

Sesungguhnya, barang siapa memersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan Surga baginya, dan tempatnya ialah Neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu. [QS. Al-Ma’idah: 72]

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۚ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga. Padahal tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. [QS. Al-Ma’idah: 73]

تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ۞ أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدًا ۞ وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَٰنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا

Hampir saja langit pecah dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu). Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak, karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. [QS. Maryam: 90-92]

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ

Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab, kecuali setelah mereka memeroleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka.” [QS. Ali Imran : 19]

Maka segeralah BERTOBAT!!

ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” [QS. Ali Imran : 19]

Umar bin Khathab radhiallahu’anhu mengatakan:

أَعْدَاءَ اللَّهِ ؛ الْيَهُودَ , وَالنَّصَارَى ، فِي عِيدِهِمْ يَوْمَ جَمْعِهِمْ , فَإِنَّ السَّخَطَ يَنْزِلُ عَلَيْهِمْ , فَأَخْشَى أَنْ يُصِيبَكُمْ

Jauhilah perayaan-perayaan kaum musuh Allah yaitu Yahudi dan Nasrani. Karena kemurkaan Allah turun atas mereka ketika itu, maka aku khawatir kemurkaan tersebut akan menimpa kalian” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman)

🌴🌴🌴

> Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلصَّٰبِـِٔينَ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabi'in, siapa saja (diantara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan amal shaleh, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (Surah Al-Baqarah 62).

Firman Allah di surat al-Maidah:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَى مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحاً فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Maidah: 69)

Firman Allah di surat al-Hajj:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئِينَ وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوسَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. (QS. Al-Hajj: 17)

Orang liberal memahami ayat ini bahwa orang-orang Nasrani dan Yahudi, yang terdahulu maupun sekarang, mendapatkan juga pahala.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Mujahid, dari Salman al-Farisi Radhiyallahu ‘anhu,

سألت النبي صلى الله عليه وسلم عن أهل دين كنت معهم، فذكرت من صلاتهم وعبادتهم، فنزلت: {إن الذين آمنوا والذين هادوا والنصارى والصابئين

Aku pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang para penganut agama yang dulu aku ikuti. Aku sebutkan cara shalat mereka dan ibadah mereka. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, .. di surat al-Baqarah: 62).

Karena itu, shabi’in yang dijamin surga sebelum ada Nabi Muhammad, adalah mereka yang beriman kepada Allah, hari akhir, dan beramal shaleh. Sementara setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, semua manusia wajib menjadi pengikut beliau, tanpa kecuali.

Allahu berfirman,

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ . الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ

Akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”. (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka (QS. Al-A’raf: 156 – 157)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menegaskan,

وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ! لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هـٰذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

Demi Rabb yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak seorangpun dari umat ini, baik Yahudi atau Nasrani yang mendengar diutusnya aku (Muhammad), lalu dia mati dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa (Islam), niscaya dia termasuk penghuni neraka. (HR. Muslim 153)

🌴🌴🌴

> Allah Ta'ala berfirman, 

يَوۡمَ نَدۡعُوۡا كُلَّ اُنَاسٍۢ بِاِمَامِهِمۡ‌ۚ... 

Pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan imamnya (pemimpinnya). QS. Al-Isra Ayat 71

Islam jamaah memahami ayat ini bahwa umat mesti punya Imam, mesti berbaiat dengan Imam mereka, kalau tidak punya imam bisa celaka di akhirat. 

🌴🌴🌴

> Allah Ta'ala berfirman, 

وَٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ ۚ 

Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah).. (Surah Al-Baqarah Ayat 191).

Ayat ini dipahami oleh orang Khawarij untuk membunuh orang kafir, dalam keadaan perang maupun dalam keadaan damai dimana saja menjumpai mereka. Bahkan orang islam yang tidak satu golongannya, dikafirkan juga, sehingga halal juga darahnya. 

Islam melarang umatnya melakukan pembunuhan tanpa alasan yang haq (dibenarkan). 

Allah Azza wa Jalla berfirman:

أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا

Sesungguhnya barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya”.[al-Mâidah/5:32]

وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan suatu (sebab) yang benar” [al-‘An’âm/6:151]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِلَّا الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ثُمَّ لَمْ يَنْقُصُوكُمْ شَيْئًا وَلَمْ يُظَاهِرُوا عَلَيْكُمْ أَحَدًا فَأَتِمُّوا إِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ إِلَىٰ مُدَّتِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

Kecuali orang-orang musyirikin yang kamu mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatupun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa” [at-Taubah/9:4]

🌴🌴🌴

> Allah Ta'ala berfirman, 

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا (22) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا...... 26

"Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma,ia berkata, "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.”.... Surah Maryam 23-26.

Ini dalil cara persalinan yang sesuai dengan syariat, oleh para praktisi, tabib pengobatan alternatif. 

🌴🌴🌴

> Allah Ta'ala berfirman, 

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Dan Dia (Allah) bersama kalian di mana pun kalian berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian ketahui.” (QS. Al Hadid: 4).

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf : 16)

Ini ayat dijadikan dalil oleh orang-orang tasawuf bahwa Allah ada dimana-mana. 

Ditegaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Ibnu Katsir, juga oleh Ibnu Rajab rahimahullah dalam Jami’ Al ‘Ulum wal Hikam, yaitu bahwa "Allah bersama kita dengan ilmu-Nya, pendengaran-Nya, penglihatan-Nya, kekuasaan-Nya, kekuatan-Nya, rububiyah-Nya dan sifat-sifat rububiyah lainnya. Namun para salaf menafsirkan al Ma’iyyah dengan ilmu dalam rangka membantah Jahmiyyah yang mengatakan bahwa dzat Allah bersatu bersama kita.” (Syarah Aqidah Ahlissunnah wal Jama’ah, 201 – 202).

🌴🌴🌴

Dan masih banyak lagi dalil-dalil, baik berupa ayat-ayat Allah maupun sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang dijadikan dalil dalam amaliyahnya yang dipahami oleh akal, perasaan dan hawa nafsunya, bukan bagaimana para salaf memahami dalil-dalil tersebut. 


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2047078052298118&substory_index=284623651172450&id=100009878282155


AFM

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive