✍๐ป Dalam pepatah Arab disebutkan, "Cintamu terhadap sesuatu bisa membuatmu tuli dan buta."
Buta dari membenci apa yang dibenci Allah dan dibenci oleh Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.
Tuli dalam membela kekufuran dan penyimpangan atasnama toleransi dan kebebasan.
Madzhab cinta buta inilah yang dianut orang-orang dari kalangan zindiq.
๐ Al-Hafidzh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
ู ู ุนุจุฏ ุงููู ุจุงูุญุจ ูุญุฏู ููู ุฒูุฏูู ูู ู ุนุจุฏู ุจุงูุฑุฌุงุก ูุญุฏู ููู ู ุฑุฌุฆ ูู ู ุนุจุฏู ุจุงูุฎูู ูุญุฏู ููู ุญุฑูุฑู
"Barangsiapa yang mengibadahi Allah hanya karena dorongan cinta semata maka dia seorang ZINDIQ. Dan barangsiapa yang mengibadahi-Nya hanya karena dorongan harapan semata maka dia seorang MURJI'. Dan barangsiapa yang mengibadahi-Nya hanya karena dorongan takut semata maka dia seorang HARURI (Khawarij).
ูู ู ุนุจุฏู ุจุงูุญุจ ูุงูุฎูู ูุงูุฑุฌุงุก ููู ู ุคู ู ู ูุญุฏ
Dan barangsiapa yang mengibadahi Allah dengan mengumpulkan cinta, takut, dan harap maka dialah MUKMIN YANG BERTAUHID."
๐งท At-Takhwif Minan Nar (hlm. 29)
Jumhur ulama mengatakan yang dimaksud zindiq adalah orang munafik yang menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keimanan.
Namun, adakalanya mereka tunjukkan kekafirannya itu secara terbuka dan terang-terangan.
๐ Adapun muwahiddin merekalah orang-orang yang mentauhidkan Allah dalam cinta, takut, dan harap. Cinta dan bencinya dibangun di atas ilmu bukan kejahilan.
Sehingga ia mencintai apa yang dicintai Allah meski dibenci kebanyakan orang, dan membenci apa yang dibenci oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meski dicintai kebanyakan orang.
Jika engkau benar-benar membangun cinta dan bencimu karena Allah, maka cintamu akan menjunjung tinggi keadilan dan bencimu tidak mendorongmu berlaku zalim dan melampaui batas.
Share Yuk | Join TELEGRAM | https://t.me/manhajulhaq
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.
