Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, December 27, 2023

Masa Depan Adalah Milik Islam dan Kaum Muslimin

Masa Depan Adalah Milik Islam dan Kaum Muslimin
Bismillah...

Disini kita ingin menjelaskan beberapa pembahasan yang berkaitan dengan beberapa tanda menjelang Hari Kiamat; yang di dalamnya sekaligus terdapat penjelasan BAHWA MASA DEPAN ADALAH MILIK ISLAM DAN KAUM MUSLIMIN, DAN BAHWA KITA TIDAK BOLEH HANYA BERPANGKU TANGAN DALAM MENYONGSONG MASA DEPAN YANG CERAH INI.

PEMBAHASAN PERTAMA: KEADAAN KAUM MUSLIMIN MENJELANG KELUARNYA DAJJAL

Menjelang keluarnya Dajjal; kaum muslimin benar-benar mempunyai posisi dan kekuatan yang besar. Dan sepertinya; kedatangan Dajjal adalah untuk menghabisi kekuatan (kaum muslimin) tersebut.

Pada waktu (menjelang keluarnya Dajjal) tersebut; kaum muslimin berdamai dengan Romawi; mereka semua berperang melawan tentara sekutu dan mereka pun menang. (Akan tetapi) kemudian berkobar peperangan antara kaum muslimin dan tentara salib (orang-orang Romawi).” [“Al-Qiyaamah ash-Shughraa wa ‘Alaamaatu al-Qiyaamah al-Kubra” (hlm. 226) karya Doktor ‘Umar Sulaiman Al-Asyqar -rahimahullaah-]

Dari Dzu Mikhbar radhiyallaahu ‘anhu -salah seorang Shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalian akan berdamai dengan Romawi dengan perdamainan yang aman, kalian dan mereka akan memerangi musuh dari belakang kalian, kemudian kalian pun menang, mendapat “ghaniimah” (harta rampasan perang) dan kalian selamat. Kemudian kalian pulang. Sampai ketika kalian singgah di Marj Dzi Tulul; ada seorang Nasrani (dari pasukan Romawi) yang mengangkat Salib dan berkata: “Salib menang!”; maka seorang dari kaum muslimin pun marah dan dia mematahkan salib tersebut. Ketika itulah Romawi melanggar perjanjian damai, dan mereka mempersiapkan diri untuk “Malhamah” (perang besar).” [Shahih: HR. Abu Dawud (no. 4292), dan dishahihkan oleh Imam Al-Albani -rahimahullaah- dalam “Takhriij Hidaayatir Ruwaah” (no. 5355)]

Malhamah adalah perang besar dan menakutkan yang terjadi antara kaum muslimin dan tentara salib, disebabkan apa yang disebutkan dalam hadits di atas. Beberapa hadits menjelaskan (rincian) perang tersebut dan betapa mengerikannya. Kemudian kemenangan diperoleh mereka (kaum muslimin) atas musuh mereka.” [“Al-Qiyaamah ash-Shughraa” (hlm. 227-228) karya Doktor ‘Umar Sulaiman Al-Asyqar -rahimahullaah-]

Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda -setelah menjelaskan peperangan antara kaum muslimin dengan Romawi-:

...Kemudian mereka (kaum muslimin) menaklukkan Qusthanthiniyyah (kota Romawi). Maka tatkala mereka membagi “ghaniimah” (harta rampasan perang) dan mereka menggantungkan pedang-pedang mereka di Zaitun; tiba-tiba syaithan berteriak: “Sungguh Al-Masih (Dajjal) telah (keluar dan) berada di keluarga kalian!” Maka mereka (kaum muslimin) keluar, padahal itu bathil (dusta). Tatkala mereka mendatangi Syam; barulah dia (Dajjal) keluar. Maka tatkala mereka mempersiapkan peperangan dan meluruskan barisan, kemudian shalat akan ditegakkan; turunlah ‘Isa bin Maryam -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- dan memimpin mereka (dalam peperangan melawan Dajjal). Tatkala musuh Allah (Dajjal) melihat beliau; maka dia meleleh sebagaimana melelehnya garam di dalam air. Kalaulah beliau (Nabi ‘Isa) membiarkannya; tentulah dia akan meleleh sampai binasa. Akan tetapi Allah membunuhnya melalui tangan beliau (Nabi ‘Isa). Maka beliau menunjukkan darahnya (Dajjal) kepada mereka di tombak beliau.” [Shahih: HR. Muslim (no. 2897) dari Abu Hurairah -radhiyallaahu ‘anhu-, dan lihat: “Al-Qiyaamah ash-Shughraa” (hlm. 261-263) karya Doktor ‘Umar Sulaiman Al-Asyqar -rahimahullaah-]

PEMBAHASAN KEDUA: KEADAAN KAUM MUSLIMIN SETELAH MATINYA DAJJAL

Setelah Dajjal binasa; maka tibalah giliran peperangan kaum muslimin melawan orang-orang Yahudi. “Hal itu dikarenakan orang-orang Yahudi termasuk pasukan Dajjal; maka kaum muslimin -yang merupakan pasukan ‘Isa ‘alaihis salaam- memerangi mereka. Sampai pohon dan batu berkata: “Wahai muslim! Wahai hamba Allah! Ini orang Yahudi dibelakangku, kemarilah, bunuhlah dia!”.” [“Asyraathus Saa’ah” (hlm. 221) karya Syaikh Yusuf bin ‘Abdillah Al-Wabil, dan lihat: “Shahiih Muslim” (no. 2944)]

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallaahu ‘anhumaa, bahwa Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

تُـقَـاتِـلُـوْنَ الْـيَهُوْدَ، حَتَّى يـَخْـتَـبِـيَ أَحَـدُهُمْ وَرَاءَ الْـحَجَـرِ، فَـيَقُوْلُ: يَا عَبْدَ اللهِ! هٰـذَا يَهُـوْدِيٌّ وَرَائِـيْ؛ فَـاقْــتُلْـهُ!

Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi; sampai salah seorang dari mereka bersembunyi dibalik batu dan berkata: “Wahai hamba Allah! Ini ada orang Yahudi di belakangku; bunuhlah dia!” [Muttafaqun ‘Alaihi: HR. Al-Bukhari (no. 2925) dan Muslim (no. 2921)]

Imam Abul ‘Abbas Al-Qurthubi (wafat th. 656 H) -rahimahullaah- berkata: “Ini terjadi setelah matinya Dajjal; karena orang-orang Yahudi merupakan pengikutnya yang terbanyak Wallaahu A’lam.” [Al-Mufhim (VII/251)]

PEMBAHASAN KETIGA: MASA DEPAN ADALAH MILIK ISLAM DAN KAUM MUSLIMIN

Maka penjelasan diatas memberikan harapan yang sangat besar bagi kita -yang mempunyai kepedulian terhadap Islam dan kaum muslimin-; dimana masa depan adalah milik Islam dan kaum muslimin. Merekalah yang akan berkuasa di dunia.

Dan kalau anda perhatikan keadaan kaum muslimin masa depan tersebut; maka akan anda saksikan betapa kuatnya mereka dalam berpegang kepada agama mereka. Lihatlah penyebab dari “Malhamah” (perang besar antara kaum muslimin dan orang-orang Nasrani); kecemburuan seorang muslim terhadap agamanya; dimana dia tidak rela ketika ada seorang Nasrani yang mengangkat salib dan berkata: “Salib menang!”; sehingga dia patahkan salib tersebut. Lihatlah panggilan batu kepada muslim yang memerangi Yahudi dengan panggilan: “Wahai hamba Allah!”; ini menunjukkan bahwa muslim masa depan tersebut sangat terdidik dan terbina dengan baik; sehingga terwujud ‘Ubuudiyyah (penghambaan) kepada Allah dalam dirinya. [Lihat: “Al-Qiyaamah ash-Shughraa” (hlm. 227) karya Doktor ‘Umar Sulaiman Al-Asyqar -rahimahullaah- dan “Bashaa-iru Dzawisy Syaraf Bisyarhi Marwiyyaati Manhajis Salaf” (hlm. 161) karya Syaikh Salim bin ‘Id Al-Hilali -hafizhahullaah-]

PEMBAHASAN KEEMPAT: USAHA KITA UNTUK MENYONGSONG MASA DEPAN YANG CERAH INI

Dan memang; kemuliaan kaum muslimin akan mereka dapatkan jika mereka mau kembali kepada agama mereka, sebagaimana sabda Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-:

إِذَا تَـبَايَـعْـتُـمْ بِـالْـعِـيْـنَـةِ، وَأَخَــذْتُـمْ أَذْنَـابَ الْـبَقَرِ، وَرَضِيْـتُمْ بِـالـزَّرْعِ، وَتَرَكْــتُمُ الْـجِهَـادَ؛ سَلَّـطَ اللهُ عَـلَيْكُمْ ذُلًّا؛ لَا يَـنْـزِعُـهُ حَتَّى تَـرْجِــعُــوْا إِلَـى دِيْــنِـكُمْ.

Jika kalian telah berjual beli dengan sistem “Bai’ul ‘Iinah”, kalian memegang ekor-ekor sapi dan ridha dengan pertanian, dan kalian meninggalkan jihad; niscaya Allah akan menjadikan kehinaan menguasai kalian, Dia tidak akan mencabut (kehinaan) itu dari kalian; hingga kalian kembali kepada agama kalian.” [Shahih: HR. Abu Dawud (no. 3462), dari ‘Abdullah bin ‘Umar -radhiyallaahu ‘anhumaa-. Lihat: “Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiiihah” (no. 11), karya Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani -rahimahullaah-]

Maka dalam hadits ini Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- menyebutkan bahwa: jika kaum musliminin sudah berjual beli dengan sistem “Bai’ul ‘Iinah”; yakni: jual beli yang didalamnya terkandung unsur riba terselubung, dan mereka sibuk dengan urusan dunia mereka, sehingga kesibukan mereka dengan dunia ini sampai mengantarkan mereka untuk meninggalkan kewajiban mereka -diantaranya adalah jihad-: maka Allah akan timpakan kehinaan kepada mereka, dan Allah tidak akan mencabut kehinaan tersebut: kecuali jika mereka kembali kepada agama mereka. [Lihat: “At-Tashfiyah wat Tarbiyah Wa Haajatul Muslimiin Ilaihimaa” (hlm. 7-11), milik Imam Al-Albani -rahimahullaaah-]

Maka KEMBALI KEPADA AGAMA ADALAH: KEMBALI KEPADA AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH. Karena inilah yang dinamakan sebagai agama menurut kesepakatan umat (Islam).” [“At-Tashfiyah wat Tarbiyah Wa Haajatul Muslimiin Ilaihimaa” (hlm. 29), milik Imam Al-Albani -rahimahullaaah-]

Yakni: kehinaan yang menimpa kaum muslimin pada zaman sekarang akan diangkat oleh Allah jika mereka kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman Salaf (para Shahabat). Salafiyyun (para pengikut Salaf) inilah yang nantinya akan memerangi orang-orang Yahudi di akhir zaman. Karena Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada para Shahabat:

تُـقَـاتِـلُـوْنَ الْـيَهُوْدَ...

Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi...” [Muttafaqun ‘Alaihi: HR. Al-Bukhari (no. 2926) dan Muslim (no. 2922)]

Padahal yang memerangi orang-orang Yahudi di akhir zaman bukanlah para Shahabat, akan tetapi mengapa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa kalian (para Shahabat) yang akan memerang orang-orang Yahudi?

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (wafat th. 857 H) -rahimahullaah- berkata:

Dalam sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam (ini) terdapat dalil tentang bolehnya MENGAJAK BICARA SESEORANG AKAN TETAPI YANG DIMASKUDKAN ADALAH ORANG YANG SEJALAN DENGANNYA. Karena pembicaraan (dalam hadits ini) diarahkan kepada para Shahabat; padahal yang dimaksud adalah orang yang datang setelah mereka dengan waktu yang lama. Akan tetapi tatkala orang-orang (yang memerangi Yahudi) tersebut berserikat dengan mereka (para Shahabat) dalam prinsip keimanan; maka menjadi sesuai kalau pembicaraan dalam hadits tersebut diarahkan kepada mereka (para Shahabat).” [“Fat-hul Baari”i (VI/746-cet. Daarus Salaam)]

Dari sini kita mengetahui bahwa tugas kita untuk menyongsong masa depan yang cerah ini adalah: DENGAN MEMPELAJARI MANHAJ SALAF, MENGAMALKANNYA, DAN MENDAKWAHKANNYA. [Lihat rincian pembahasan dan permasalahan ini dalam buku “Mulia Dengan Manhaj Salaf” karya Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas -hafizhahullaah-]

-diambil dari “Syarah Ushulus Sunnah” (hlm. 141-146), karya Ahmad Hendrix-


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0BtWfYtExGR8hoWYaGeFtLFQHRimZBQqiuXaVexDMJ46qS3Y2y1Crj6Zjh6ggcuqdl&id=100009926563522

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive