"اِجْلِسْ بِنَا نُؤْمِن سَاعَة"
"Duduklah bersama kami untuk beriman barang sejenak”. (Fathul Baari, I/45, cet. Daar Fikr)
Maksud dari perkataannya adalah: marilah menambah keimanan dengan duduk bersama di majelis iman, majelis ilmu. Sesibuk apapun anda, sempatkanlah dan luangkan walau sejenak untuk hadir di majelis ilmu.
Karena iman yang anda miliki akan usang. Layaknya pakaian yang melekat di badan yang akan usang apabila tidak diperbaharui. Karena iman yang anda miliki bisa bertambah dan bisa juga berkurang. Sebanyak anda menambah ilmu dan mengamalkannya, sebanyak itu pula iman akan bertambah. Sejarang dan semalas anda menghadiri majelis ilmu dan tidak mengamalkannya, seperti itu pula berkurangnya iman anda.
Umair bi Habib bin Hamasah berkata :
إِنَّ الإِيمَانَ يَزِيْدُ وَيَنْقُصُ، قَالُوا: وَمَا زِيَادَتُه وَنُقْصَانُه؟ قَالَ: إِذَا ذَكَرْنَا اللهَ وَخَشِيْنَاه فَذَلِكَ زِيَادَتُه، وَإِذَا غَفِلْنا وَنَسِيْنَا وَضَيَّعْنَا فَذَلِكَ نُقْصَانُه.
“Sesungguhnya Iman itu bertambah dan berkurang, mereka berkata: apa tambahan dan kurangnya? Ia berkata: apabila kita mengingat Allah, dan takut padanya, itulah tambahan iman, dan apabila kita lalai, lupa dan menyia-nyiakan, itulah tanda kurangnya iman kita” (Fathul Baari, Ibnu Rajab al-Hambali, I/13, Dar Ibn Jauzi, 1422 H.)
Betapa banyak dalil yang menyatakan keutamaan ilmu dan ahlinya. Berapa banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita untuk menghadiri majelis ilmu. Dan hampir semua kaum muslimin mengetahui bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban seumur hidup! lantas mengapa kita masih malas melangkahkan kaki ke majelis ilmu? Bahkan mungkin tidak pernah sekalipun hadir bersimpuh di majelis ilmu dengan berbagai alasan! Entah karena kerja, keluarga, atau karena sekolah dan kuliah, dan berjuta alasan lainnya untuk tidak hadir dalam pengajian ilmiyyah. Kalaulah kita tahu meninggalkan kewajiban adalah berdosa, lantas mengapa kita rela menumpuk dosa dengan tidak mau belajar ilmu syar’ie dan acuh tak acuh terhadapnya.
Padahal !!! untuk mencapai surga yang diidamkan semua orang tidaklah mudah. Karena selalu saja manusia dihalangi oleh setan dan jalan menuju padanya dihiasi dengan hal yang dibenci manusia. Kecuali penuntut ilmu, Allah permudah bagi mereka jalan menuju padanya. Lantas ?! Mengapa kita masih memilih jalan yang sulit untuk ditempuh? Bahkan Bisa jadi kita tidak akan sampai selamanya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga dihiasi dengan hal-hal yang dibenci, sedangkan neraka dihiasi dengan syahwat” muslim (2822)
Dan beliau ﷺ bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِى جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Siapa saja yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan permudah jalan menuju surga. Dan sungguh malaikat meletakkan sayapnya untuk penuntut ilmu karena ridho terhadapnya. Dan sungguh orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, serta ikan di lautan yang dalam. Dan sungguh keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah, sebagaimana keutamaan cahaya bulan purnama dibandingkan seluruh bintang. Dan sungguh para ulama adalah pewaris para nabi. Dan sesungguhnya para nabi tidak mewarisi dinar dan dirham, akan tetapi hanya mewarisi ilmu. Siapa saja yang mengambilnya, sungguh ia telah mengambil bagian (warisan) yang banyak.” Abu Dawud (3463), Tirmidzi (2682) Ibnu Majah (223)
Cukuplah hadis spektakuler di atas menjadi pemicu kita agar semangat menuntut ilmu. iya,! Allah dan rasulnya tidak memerintahkan anda untuk meninggalkan pekerjaan dan pergi menuntut ilmu, akan tetapi luangkanlah sehari dalam sepekan menghadiri kajian, satu jam dalam sehari untuk membaca al-Qur’an, satu jam dalam sehari untuk membaca buku agama. sesaat demi sesaat bagilah waktu anda! Sebagaimana nasihat Ibnu Mas’ud kepada murid muridnya, Abu Wail berkata: Abdullah bin Mas’ud mengajarkan manusia pada setiap hari Kamis. Berkatalah padanya seseorang: wahai Abu Abdirohman, aku sangat senang jika engkau mau mengajarkan kami setiap hari. Ia berkata :
أَمَا إِنَّهُ يَمْنَعُنِي مِنْ ذَلِكَ أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ أُمِلَّكُمْ وَإِنِّي أَتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ كَمَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَوَّلُنَا بِهَا مَخَافَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا
“Adapun yang mencegahku melakukan itu, aku takut membuat kalian bosan, dan aku menyeling kalian dalam memberikan nasihat, sebagaimana Nabi ﷺ menyelingi kami dalam memberikan nasihat takut membuat kami menjadi bosan.” Bukhori (70) muslim (2821)
Janganlah gemerlapnya dunia membuatmu terpana dengan kemolekannya sehingga anda lupa untuk apa anda diciptakan, sehingga dunia senantiasa dikejar padahal setiap saat dunia pergi menjauhi kita, dan setiap saat ajal mendekati kita. janganlah sibuknya anda dengan pekerjaan,sibuk dengan perniagaan, sibuk dengan lemburan, sibuk dengan tugas kuliah, anak dan istri Membuat anda lalai menuntut ilmu.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” surah al-Kahfi:28
Ustadz Dika Wahyudi, Lc
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.