Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Wednesday, August 31, 2022

Syarah Rukun Iman - Iman Kepada Allah (11/13)

Syarah Rukun Iman - Iman Kepada Allah
Bismillah...

Lanjutan dari Bagian-10...

Syubhat-Syubhat Ahli Bidah

Syubhat kedua: ketika kita menetapkan sifat wajah -misalnya- untuk Allah ﷻ maka kita telah menyerupakan Allah ﷻ dengan makhluk.

Jawabannya:

Pertama: Lafaz yang sama tidak mengharuskan hakikat yang sama.

Kita katakan kepada mereka, *“Allah ﷻ memiliki zat*, sama seperti kita. Apakah zat Allah ﷻ sama dengan zat kita? Tentu jawabannya berbeda. Jika zat Allah ﷻ berbeda dengan zat kita maka begitu juga wajah Allah ﷻ berbeda dengan wajah kita.

Kedua: jika mereka mengartikan wajah dengan zat. Maksudnya berupa majas yang menyebutkan sesuatu sebagai perwakilan dari seluruhnya

Seperti seseorang mengatakan, “saya belum melihat batang hidungnya’, maksudnya belum melihat seluruh jasadnya. Kita katakan kepada mereka bahwasanya jika kalian menganggap batang hidung mewakili zat tubuh seluruhnya maka kita sepakat dengan mereka. Namun majas ini tidak mungkin terjadi kecuali kepada zat yang benar-benar memiliki wajah. Tidak boleh bagi kita menjadikan wajah sebagai perwakilan dari zat kecuali zat tersebut benar-benar memiliki wajah. Jika zat tersebut tidak memiliki wajah maka tidak bisa kita menjadikan wajah sebagai perwakilan dari zat. 

Contohnya kita mengatakan, “saya belum melihat batang hidung meja.” Maka ini tidak cocok karena meja tidak memiliki batang hidung. Ketika seseorang mengatakan wajah Allah ﷻ sebagai perwakilan dari zat Allah ﷻ maka ini menunjukkan Allah ﷻ memiliki wajah.

Contoh lainnya yang menunjukkan sebagian anggota tubuh sebagai majas adalah ungkapan ‘ringan tangan’ yang artinya mudah membantu. Tidaklah kita mengatakan seseorang ringan tangan kecuali memang dia memiliki tangan. Seandainya ada zat yang tidak memiliki tangan maka tidak mungkin kita menggunakan istilah tersebut untuknya. 

Contohnya kita tidak mungkin mengatakan, “anjing itu ringan tangan.” Hal ini karena anjing tidak memiliki tangan walaupun anjing tersebut sering membantu majikannya.

Jika kita mengikuti takwil mereka yang mengatakan wajah adalah ibarat dari zat dan tangan adalah ibarat dari kedermawanan maka kita katakan ini semakin menunjukkan bahwa Allah ﷻ memiliki wajah dan tangan.


Bersambung ke Bagian-12...


Artikel ini penggalan dari Buku Syarah Rukun Iman Karya Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc. MA.

https://bekalislam.firanda.com/syarah-rukun-iman

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive