Media pembelajaran seputar sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah

Tuesday, September 6, 2022

Harga Naik, Pemimpin Zalim?

Harga Naik, Pemimpin Zalim?
Bismillah...

Kalau tolak ukur pemimpin itu zalim, dengan kenaikan harga, maka tidak ada satu pun pemimpin yang tidak zalim, semuanya zalim.

Karena siapa saja pemimpinnya, pasti ada kenaikan harga. Itu sudah keniscayaan dan suatu kepastian.

Terus mesti bagaimana dengan semakin naiknya harga-harga?

Yakinlah Allah Ta'ala yang Maha Kaya, telah mengatur rizki hamba-hamba-Nya. Ada yang diluaskan rizkinya dan ada pula yang disempitkan. 

Allah Ta'ala berfirman:

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ 

Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-‘Ankabuut: 62). 

Agar rizki lancar, diberikan kemudahan mendapatkannya, diluaskan dan diberikan kecukupan, hendaklah melakukan hal-hal dibawah ini.

PERTAMA, Tingkatkan ketakwaan dan jauhi maksiat. Taqwa mendatangkan rizki, maksiat merusak dan memperseret rizki.

Allah Ta'ala berfirman :

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya”. (QS. Ath-Thalaq : 2-3).

Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah, 

كما أن تقوى الله مجلبة للرزق، فترك التقوى مجلبة للفقر، فما استجلب رزق الله بمثل ترك المعاصي.

Sebagaimana bertaqwa kepada Allah akan mendatangkan (mengundang) rezeki, maka meninggalkan taqwa mendatangkan kemiskinan. Jadi tidak ada cara lain untuk mendatangkan rizki, kecuali dengan meninggalkan kemaksiatan.” (Al-Jawabul Kafy, hlm. 52).

Berkata Al Alamah As Sa'di rahimahullah, 

ان المعاصي تفسد الاخلاق والاعمال و الازراق

Sesungguhnya maksiat-maksiat itu merusak akhlak-akhlak, amal-amal dan rizki-rizki”. (At Tafsir 318). 

KEDUA, terus berusaha dan bekerja, karena mencari nafkah adalah sesuatu yang diperintahkan dan termasuk salah satu jihad di jalan Allah.

Berkata Ka'b bin 'Ujrah radhiyallahu 'anhu, 

مر على النبي صلى الله عليه وسلم رجلٌ فرأى أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم من جلده ونشاطه فقالوا: يا رسول الله لو كان هذا في سبيل الله، فقال صلى الله عليه وسلم: (إن كان خرج يسعى على ولده صغارا فهو في سبيل الله،وإن كان خرج يسعى على أبوين شيخين كبيرين فهو في سبيل الله،وإن كان خرج يسعى على نفسه يعفها فهو في سبيل الله،وإن كان خرج يسعى رياء ومفاخرة فهو في سبيل الشيطان). 1 - الطبراني. صحيح الترغيب (1692) .

"Ada seseorang melewati Nabi shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya. Mereka melihat kesabaran dan jiwa semangat orang itu.

Kemudian para sahabat berkata : "Wahai Rasulullah seandainya hal ini (jiwa semangatnya) ia peruntukkan (berperang/jihad) di jalan Allah Ta'ala.

Maka nabi shalallahu alaihi wasallam menjawab :

Apabila dia keluar (rumah) untuk berusaha (mencari penghasilan) karena anaknya yang masih kecil, maka itu di jalan Allah Ta'ala.

Apabila dia keluar (rumah) berusaha (mencari penghasilan) karena kedua orang tuanya yang sudah tua renta, maka itu di jalan Allah Ta'ala.

Apabila dia keluar (rumah) untuk berusaha (mencari penghasilan) bagi dirinya dalam rangka menjaga sifat 'iffahnya (menjaga kehormatan untuk tidak minta-minta), maka itu adalah di jalan Allah Ta' ala.

Apabila dia keluar (rumah) untuk berusaha (mencari penghasilan) karena riya dan bangga, maka itu di jalan setan". (Riwayat Ath Thabrani. Shahih Targhib)”. 

KETIGA, setelah bekerja, maka bertawakkallah dengan sebenar-benar bertawakal, berserah diri menerima ketetapanNya, niscaya Allah Ta'ala akan berikan kecukupan.

Allah Ta'ala berfirman :

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan(keperluan)nya”. (Ath-Thalaq: 3).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَ كَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُم كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang”. (HR. Ahmad. Hadits Sanad Shahih). 

KEEMPAT, perbanyak bertaubat dan perbanyak istighfar. Orang yang memperbanyak istighfar, didatangkan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang firman Allah Ta'ala, 

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS. Nuh : 10-12).

أَيْ إِذَا تُبْتُمْ إِلَى اللَّه وَاسْتَغْفَرْتُمُوهُ وَأَطَعْتُمُوهُ كَثُرَ الرِّزْق عَلَيْكُمْ وَأَسْقَاكُمْ مِنْ بَرَكَات السَّمَاء وَأَنْبَتَ لَكُمْ مِنْ بَرَكَات الْأَرْض وَأَنْبَتَ لَكُمْ الزَّرْع وَأَدَرَّ لَكُمْ الضَّرْع وَأَمَدَّكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ أَيْ أَعْطَاكُمْ الْأَمْوَال وَالْأَوْلَاد وَجَعَلَ لَكُمْ جَنَّات فِيهَا أَنْوَاع الثِّمَار وَخَلَّلَهَا بِالْأَنْهَارِ الْجَارِيَة بَيْنهَا هَذَا مَقَام الدَّعْوَة بِالتَّرْغِيبِ ثُمَّ عَدَلَ بِهِمْ إِلَى دَعَوْتهمْ بِالتَّرْهِيبِ

"Makna-nya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan kalian senantiasa mentaatiNya niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian dan menurunkan air hujan serta kebarokahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian barokah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, mem-banyakkan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam-macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun itu (untuk kalian." (Tafsir Ibnu Katsir).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah menjadikan baginya dari setiap kesusahan kemudahan, dari setiap kesempitan kelapangan dan Dia (Allah) memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad. Berkata Al Hakim dan Ahmad Syakir : Sanadnya Shahih). 

KELIMA, senantiasa berdoa kepada Allah Ta'ala untuk senantiasa memberikan rizki yang baik dan halal.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada umatnya disetiap ba'da subuh salah satu doa minta rizki. 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad). 

Itu beberapa hal, sebab-sebab pengundang datangnya rizki Allah. Mudah-mudahan Allah Ta'ala memberikan keluasan dan kecukupan rizki kepada kita semua.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0p6TtTHm9vw8qoLTVGUhM7jDNxwWJsUjXhxLgox9xFdKvMMFzkkK6Xp74p9D5WgF2l&id=100009878282155

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2022/09/harga-naik-pemimpin-zalim.html

AFM 

===============================

Wallahu a'lam bishawab.

Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].

Jazaakumullahu khairan.


Share:

Popular Posts

Blog Archive