Rasul dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad ﷺ adalah orang yang paling banyak beristighfar dan bertaubat, padahal beliau adalah orang yang telah diampuni dosa yang telah lalu dan akan datang..
Jika Nabi ﷺ saja yang sudah dijamin diampuni dosanya yang telah lalu dan akan datang, bagaimana lagi dengan kita yang tidak dijamin seperti itu?!
Sungguh, kita sebenarnya yang lebih pantas untuk bertaubat dan beristighfar setiap saat, karena dosa kita yang begitu banyak dan tidak pernah bosan-bosannya kita lakukan..
Dan bacaan istighfar yang paling sempurna adalah penghulu istighfar (sayyidul istighfar)..
Nabi ﷺ bersabda (yang artinya),
“Penghulu istigfar adalah apabila Engkau mengucapkan,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
ALLAHUMMA ANTA RABBII LÂ ILÂHA ILLÂ ANTA KHALAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’ÛDZU BIKA MIN SYARRI MÂ SHANA’TU ABÛ`U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABÛ`U BIDZANBII FAGHFIRLÎ FA INNAHU LÂ YAGHFIRU ADZ DZUNÛBA ILLÂ ANTA
“Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku..
Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau". (HR. al-Bukhari No. 6306)
Faidah dari bacaan ini adalah sebagaimana yang Nabi ﷺ sabdakan dari lanjutan hadits di atas,
وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ
“Dan barang siapa mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barang siapa mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga”.
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh :
1. Imam al-Bukhari dalam shahîhnya (no. 6306, 6323) dan al-Adabul Mufrad (no. 617, 620).
2. Imam an-Nasâ-i (VIII/279), as-Sunanul Kubra (no. 9763, 10225), dan dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 19, 468, dan 587).
3. Imam Ibnu Hibbân (no. 928-929-at-Ta’lîqâtul Hisân ‘ala Shahih Ibni Hibbân).
4. Imam ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabîr (no. 7172), al-Mu’jamul Ausath (no. 1018), dan dalam kitab ad-Du’aa (no. 312-313).
5. al-Hâkim (II/458) Imam Ahmad dalam musnadnya (IV/122, 124-125).
6. Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 1308), dan lainnya dari Shahabat Syaddad bin Aus رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ.
Diriwayatkan juga oleh Imam at-Tirmidzi (no. 3393) dari Syaddad bin Aus رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ dengan lafazh awalnya berbeda, Nabi ﷺ bersabda,
أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى سَيِّدِ الْإِسْتِغْفَار …
"Maukah aku tunjukkan kepadamu sayyidul Istighfâr ?.."
at-Tirmidzi berkata, ‘Hadits Hasan Gharib.’ Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dengan beberapa jalan dan syawâhid (penguat)nya dalam Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 1747).
Hadits sayyidul istighfar ini meliputi makna taubat dan terdapat pula hak-hak keimanan. Di dalam hadits ini juga terkandung kemurnian ibadah dan kesempurnaan akan ketundukan serta perasaan sangat butuh kepada Allah..
Sehingga bacaan dzikir ini melebihi bacaan istighfar lainnya karena keutamaan yang dimilikinya..
📖 Sumber : "Jangan Pernah Bosan Beristighfar" – Indonesia Bertauhid
===============================
Wallahu a'lam bishawab.
Silakan disebarluaskan tanpa mengubah isinya dan dengan tetap menyertakan sumber, semoga menjadi ladang amal kebaikan untuk kita. “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya“. [HR Muslim, 3509].
Jazaakumullahu khairan.